PANDHU MUKSA DALAM PAMUKSA KARYA KI NARTO SABDO
DOI:
https://doi.org/10.33153/acy.v9i1.2122Abstract
Pamuksa was a play told us that heaven and hell were a mere options. Heaven was togetherness withthe God, the divine source of happiness, while hell was the opposite. Pandhu and Tremboko hadpicked the fruit of their choices. Pandhu went to hell not because of his fault and sin but rather by hisown choice. Pandhu’s choice to prefer worldly life was a reckless attitude that did not reflect sarirahangrasa wani. Due to the devotions of his sons: Bratasena and Arjuna, and with support by theangels, Pandhu was saved. This study discussed the moral aspect, therefore a moral approach wasused. The result of this study were the moral messages that first, if humans wanted to be happy thenthe heavenly value was the first and foremost priority. Second, that children’s devotions to the parentswas able to save the parents from disgrace which in Javanese tradition was referred as mikul dhuwur,mendhem jero.Keywords: heaven and hell, option, children’s devotion, save.Downloads
References
Arif Hidayat, S.Pd., M.Hum. 2012. Aplikasi Teori
Hermeneutika dan Wacana Kritis.
Purwokerto: STAIN Press.
Azhar Mahmud. 2011. Bercermin Pada Nurani:
Potret Perjalanan Plitik Puntadewa.
Jakarta: PT Buana Ilmu Poluler.
Budi Darma. Dr., MA. 1984. Sejumlah Esei Sastra.
Jakarta: PT Karya Uni Press
Franz Magnis Suseno 1989. Etika Dasar: Masalahmasalah Pokok Filsafat Moral.
Jogjakarta: Kanisius.
Hinzler, H.I.R. 1981 Bhima Swarga in Balinese
Wong. The Hague: Martinus Nijhoff
Hardjo Wirogo 1982. Sejarah Wayang Purwa.
Jakarta: Balai Pustaka.
Gaut Saksono Ign., dan Djoko Dwiyanto. 2012.
Faham Keselamatan dalam Budaya
Jawa. . Yogyakarta: Atmana.
Karsono H Saputra, 1993. Genderang Peranf di
Padang Kurusetra. Jakarta, Balai
Pustaka.
M. Saleh. 1986. Mahabarata. Jakarta: Balai
Pustaka.
Nurgiyantoro 1995. Teori Pengkajian Fiksi.
Yogyakarta: Gadjah Mada University
Press.
Padmosokotjo. 1984. Silsilah Wayang Purwa Mawa
Carita. Surabaya, Citra Jaya.
Peter C. Aman OFM. Dr. 2016. Moral Dasar:
Prinsip-prinsip Pokok Hidup Kristiani.
Jakarta: Obor.
Puji Santoso, 1983. Ancangan Semiotika Dan
Pengkajian Susastra. Bandung:
Angkasa.
Samsudin Probohardjono, 1956. Serat Pakem
Wayang Purwa djilid 3.Solo: sadu Budi
Siswoharsojo. 1965. Serat Babad Barata Yuda.
Ngajogjakarta.
Sri Mulyono. 1979. Wayang dan Karakter Manusia.
Jakarta: Gunung Agung.
Sudaryanto dan Pranowo 2001. Kamus Pepak Basa
Jawa. Yogyakarta: Badaan Pekerja
Konggres Bahasa Jawa.
Sugiyanto. 2000. Kisah Dinasti Bharata: Leluhur
Dan Masa Muda Pandawa-Kurawa.
Widyaduta.
Suratno Gunowihardjo, 1983. Naskah Balungan
Lakon Pakeliran Wayang Purwa.
Surakarta: Proyek Pengembangan IKI Sub
Bagian Proyek ASKI Surakarta 1980/1981.
Suwandono, Dhanisworo, Mujiyono. 1991.
Ensiklopedi Wayang Purwa. Jakarta:
Balai Pustaka.
Tengsoe Tjahjono, Libertus. 1987. Sastra Indonesia: Pengantar Teori dan Apresiasi.
Flores: Nusa Indah.
Tim Penyusun SENA WANGI, 1999. Ensiklopedi
Wayang Indoesia. Jakarta: PT Sakanindo
Printama.
Audio Kaset
Ki Naro Sabdo, 1983. Pamuksa. Klaten: Kusuma.
Audio Youtube
Ki Narto Sabdo, 2015. Perang Pamuksa.https://
tanahmerah.woerpress.com Diposkan 23
Juli 2015
Nara Sumber
Dr. Suyanto, SKar.MA. 56 tahun adalah dosen pada
Faultas Seni Petunjuka Prodi Pedalangan
Isi Surakarta. Ia adalah seorang dosen
yang mengampu mata kuliah Estetika
Pedalangan, juga sebagai dalang.
Dr. Suratno, SKar.MA, 62 tahun adalah dosen pada
Fakltas Seni Petunjukan Prodi Pedalangan.
Kecuali sebagai dosen ia merupakan
pelaku dan pengamat seni, khususnya seni
pedalangan.
Ki Muryanto, 53 tahun seorang dalang professional
dari Klaten-Jawa Tengah.
Ki Joko Santoso, 58 tahun seorang dalang dari
Mojosongo – Solo.
Downloads
Published
Issue
Section
License
Author continues to retain the copyright if the article is published in this journal. The publisher will only need publishing rights