REINTERPRETASI SIMBOL BATIK DEMAK

Authors

  • afrizal afrizal

DOI:

https://doi.org/10.33153/acy.v11i2.2751

Abstract

AbstractThis article wants to reinterpret the symbol of batik Demak that has been lost for hundreds of years. Demak as the first Islamic empire, in its time, becomes the center of Islamic Javanese culture and a cultural figure with the various cultural products. One of the cultural products in Demak is batik. The context of this study views Batik Demak as a cultural form, namely artifacts that contain a discourse of self-representation found by ideographic aspects of the initiator and the culture that produce to it. This discourse is reflected in the form or figure of the object as well as the implicit meaning. Batik Demak is considered to be a cultural heritage in Demak since hundreds of years ago. It had, once, disappeared then in 2006 it was reappeared. This must cut the strings of history about the meaning and function of Batik Demak in ancient times. Batik Demak tends to present when each region in the territory of Indonesia, especially Central Java is promoting batik with regional motifs. The reinterpretation of symbols that emerge seems to be a strategy of branding or imaging an area. The meaning of the symbol of batik does not really represent the pattern of life of Demak community as manifested in the five typical motives of Demak.Keywords: Batik Demak, Reinterpretation, Symbols

Downloads

Download data is not yet available.

References

Abdul Azis Said, Simbolisme Unsur Visual Rumah Tradisional Toraja dan Perubahan Aplikasinya pada Desain Modern, Yogyakarta: Ombak, 2004

Achmad Sjafi’i. 2007. “Bentuk Ragam Hias batik Pekalongan (Pencerminan Gaya “Subkultural” Pada Kria Tradisi)”. Laporan Penelitian. ISI Surakarta.

Adi Kusrianto, 2017, Batik : Filsafat, Motif, dan Kegunaan, Yogyakarta: Penerbit Andi

Ari Wulandari, 2011, Makna Filosofis Batik Nusantara. Yogyakarta : Penerbit Andi.

Asti Musman dan Ambar B. Arini. 2011. Batik: Warisan Adiluhung Nusantara. Yogyakarta: Andi Publisher.

Bourdieu, Piere. 2009. Pengantar Paling Komperhensif terhadap Pemikiran Bordiue. Terjemahan. Yogyakarta: Jalasutra

Dwi Marianto, Seni Kritik Seni, Yogyakarta: Galang Press dan Yayasan Adhikarya untuk Pusat Penelitian Kebudayaan dan Perubahan Sosial, Universitas Gadjah Mada, 2000

Geertz, Clifford, The Interpretation of Cultures: Selected Essays, (New York: Basic Booc Inc., 1973

_____________, Tafsir Kebudayaan. Yogyakarta: Kanisisus. 1992

Graaf, H.J. De. dan TH. G. TH. Pigeaud, Kerajaan-Kerajaan Islam Pertama Di Jawa: Kajian Sejarah Politik Abad ke-15 dan ke-16, Jakarta: PT Pustaka Utama Grafiti Pers, 1985

Hasanudin. Batik pesisiran : Melacak Pengaruh Etos Dagang Santri pada Ragam Hias Batik. Bandung: Kiblat, 2001

H.B. Sutopo. Metode Penelitian Kualitatif, Surakarta: UNS Press, 2002.

Henry Sulistiono. 2012, “Ragam Hias Motif Sisik Batik Demak Sebagai Media Komunikasi Visual”, Laporan Tugas Akhir Skripsi, Desain Komunikasi Visual, UDINUS Semarang.

Josef Prijotomo, Ideas and Form of Javanese Architecture, Yogyakarta: Gadjah Mada University, 1988

Kalinggo Hanggopuro, Bathik Sebagai Busana dalam Tatanan dan Tuntunan, Yayasan Peduli Keraton Surakarta Hadiningrat, Surakarta,2002

Kempers, A.J. Bernet,. Ancient Indonesian Art, Cambridge, Massachusetts: Harvard University Press, 1959.

Koentjoroningrat, Kebudayaan Mentalitas dan Pembangunan. Jakarta: PT. Gramedia, 1997

Kuper, Adam dan Jessica. 2000. Ensiklopedi Ilmu-ilmu Sosial. Jakarta: Rajawali Pers.

Lombard, Denys., Nusa Jawa Silang Budaya, Ed. II, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

Matthew, Miles dan Michael A. Huberman. Analisis Data Kualitatif. Jakarta. Universitas Indonesia. 1992.

M. Soerjani dan Bahrain Samad (ed.) Manusia dalam keserasian Lingkungan¸ Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi U.I, 1983

Norman K. Denzin dan Yvonna S.L. Handbook of Qualitative Research,Yogyakarta: Pustika Pelajar, 2009.

Soedarso Sp., Tinjauan Seni Sebuah Pengantar Untuk Apresiasi Seni, Yogyakarta: Saku Dayar Sana, 1987.

Spradley, James P., Metode Etnografi, Yogyakarta: Tiara Wacana, 1997

Sumadi Suryabrata, Metodologi Penelitian. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2012

Suwardi Endraswara. Metode, Teori, Teknik Penelitian Kebudayaan: Idiologi, Epistimologi dan Aplikasi. Yogyakarta: Pustaka Widya, 2006.

Timbul Haryono. 2008. Seni Pertunjukan dan Seni Rupa dalam Perspektif Arkeologi Seni. Surakarta: ISI Solo Press.

Tjetjep Rohendi Rohidi, “Ekspresi Seni Orang Miskin”, Disertasi Doktor Antropologi Universitas Indonesia Jakarta, 1993

Umar Kayam, Seni, Tradisi, Masyarakat, Jakarta: Sinar Harapan, 1981

Wisnu Adisukma, 2013, Simbolisme Ragam Hias Sisik Batik Demak, Jurnal Brikolase, Vol 5 No 2, Desember 2013, ISSN : 2087-0795, Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta

W.J.S. Poeradarminta, 2003. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Wiyoso Yudoseputro, Jejak-jejak Tradisi Bahasa Rupa Indonesia Lama, Jakarta: Yayasan Seni Visual Indonesia, 2008

Internet

Adi Prasetijo “Konsep Kebudayaan Menurut Geertz”. Dalam (http://etnobudaya.net/2008/04/01/konsep-kebudayaan-menurut-geertz/) Diakses pada 27 Maret 2018.

Wisnu Adisukma, Simbolisme Ragam Hias Sisik Batik Demak, http://jurnal.isi-ska.ac.id/index.php/brikolase/article/viewFile/415/415, diakses 26 Maret 2018

Tanpa Penulis, Teori Hermeneutik dalam http://etnobudaya.net/2008/04/01/konsep-kebudayaan-menurut-geertz/ 27 Maret 2018 10.50

Narasumber

Ibu Dwi Marfiana (57 tahun), Ketua Klaster Batik Demak sekaligus ketua UPPKS Karangmlati serta Pegawai Disbudpar Kabupaten Demak

Bapak Hardono Budi Prasetyo (48 Tahun), Adik dari Ibu Dwi Marfiana dan pengelola pusat pelatihan batik Demak di Karangmlati

Bapak Arif Purwanto (44 Tahun), Perajin Batik Demak dan Ketua UPPKS Kembang Mlati di daerah Mlatiharjo, Gajah, Demak.

Pak Walimin (46 Tahun), perajin batik Demak di daerah Kedungkoni, Mangunjiwan, Demak.

Ibu Aminah (52 Tahun), perajin batik Demak dan pemilik usaha “Batik Bintoro” di daerah

Krapyak, Demak

Downloads

Published

2020-03-13

Issue

Section

Articles