ESTETIKA SENI TATO KOMUNITAS PUNK DI SURAKARTA
DOI:
https://doi.org/10.33153/bri.v7i2.1599Abstract
Fokus bahasan artikel ini adalah: estetika tato pada komunitas punk yang memiliki pewarnaan dan pemilihan bentuk yang berbeda dari visual tato pada umumnya. Metode penelitian menggunakan penelitian kualitatif bersifat deskriptif. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Objek yang diteliti adalah karya seni tato dengan mengamati estetika yang tekandung pada tato anggota komunitas punk. Validitas data yang digunakan adalah teknik triangulasi data dengan memanfaatkan sumber data dan wawancara narasumber. Proses Penelitian ini berusaha mengungkapkan estetika yang terkandung dalam karya seni tato pada anggota komunitas punk di Surakarta. Penelitian ini menggunakan analisis deskriptif untuk mengkaji estetika bentuk dan makna yang terkandung dalam pada karya seni tato komunitas punk di Surakarta. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: Anggota komunitas punk di Surakarta mengekspresikan dirinya dengan menggunakan seni tato. Perwujudan seni tato yang di temukan pada komunitas punk di Surakarta dilatar belakangi oleh apresiasi penghargaan untuk mengabadikan nama anak, rasa sayang kepada ibu dan mencari jati diri dengan mentato tubuh. Karakteristik tato pada komunitas punk di Surakarta, terdapat pada pemilihan bentuk tengkorak, kata against,living free,dan kubus keseluruhannya bertema kritik sosial. Estetika seni tato komunitas punk di Surakarta yaitu pada pencapaian karakter bentuk, gradasi warna, garis, letak penempatan pada media tubuh yang sesuai dengan visual gambar. Kata kunci: Estetika, punk, tatoDownloads
References
Agus Sachari, Estetik Terapan,
Bandung: Nova, 1989
Dharsono Sony Kartika, Seni Rupa
Modern, Bandung: Penerbit
Rekayasa Sains, 2004
Edy Tri Sulistyo, Kaji Dini
Pendidikan Seni, Surakarta: UNS
Press, 2005
Hatib Abdul Kadir Olong, Tato,
Yogyakarta: LkiS, 2006
Serafinus Bayu S. “Motivasi
Membuat Tato di Tubuhâ€, Skripsi
untuk mencapai derajat Sarjana S-
Universitas Soegijapranata
Semarang, 2009.
Taufik Adi Susilo, Kultur
Underground, Yogyakarta: Garasai,
Tri Handoko. “Perkembangan Motif,
makna dan Fungsi Tato di
Kalangan Narapidana dan Tahanan
di Yogyakartaâ€, Jurnal Ilmu dan
Seni Universitas Kristen Petra
Surabaya, Vol 14, No.2 Desember
Sadjiman Ebdi Sanyoto, DasarDasar Seni Rupa & Desain
(NIRMANA), Yogyakarta: CV. Arti
Bumi Intaran, 2005
Mieke Susanto, Diksi Rupa,
Yogyakarta: DictiArt Lab & Djagad
Art House, 2011
Lexy J. Moeleong, Metodologi
Penelitian Kualitatif, Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya, 2008
SUMBER INTERNET
Ady Rossa. www.ady-rossa
/tato/tradisonal-Siberut/.com.
Posting 2 November 2010, diakses
Desember 2012 pukul 11.15
WIB. Oleh Dyah Agustin S.
Djulianto Susantio. hurahura.word
press.com/2012/02/24/sejaarahtato-di indonesia/, diakses 5 April
pukul 13.32 WIB. Oleh Dyah
Agustin S.
Gugum Gumilar. actuarii.wordpress
.com/2012/03/19/pssi-dan-muamba
/, Posting 29 Juli 2010, diakses 5
April 2013 pukul 13.40 WIB. Oleh
Dyah Agustin S.
Rina Widiastuti. www.tempo.co/
read/news/2012/02/19/108384911/
Arti-di-Balik-Aksesori-Anak-Punk,
Posting 30 Maret 2011, diakses
tanggal 1 Desember 2013 pukul
50 WIB. Oleh Dyah Agustin S.
DAFTAR NARASUMBER
Munir Kusranto, 37 tahun, seorang
seniman tato
Agung Nugroho, 34 tahun, seorang
seniman tato
Albertus Rusputanto P. A, S.Sn.,
M.Hum., 35 tahun, Dosen ISI
Surakarta
Drs. Teguh Prihadi, 48 tahun,
seniman
N. Prana Citra S, 21 tahun, anggota
komunitas punk
Muhammad Yusuf alias Lik Jem, 27
tahun, anggota komunitas punk
Dimas Johny, 24 tahun, anggota
komunitas punk
Heri Kocluk, 32 tahun, anggota
komunitas punk
Mamik, 35 tahun, anggota
komunitas punk
Downloads
Published
Issue
Section
License
Copyright (c) 2016 Dyah Agustin Suriandari

This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.
Author continues to retain the copyright if the article is published in this journal. The publisher will only need publishing rights