IDENTITAS BONEK PADA SPANDUK “SURABAYA MELAWAN”
DOI:
https://doi.org/10.33153/brikolase.v11i2.2894Keywords:
Bonek, identitas, spanduk, seni jalanan, fans, sepak bolaAbstract
Seni jalanan bagi Bonek adalah media perlawanan kepada federasi sepak bola Indonesia, Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI). Mereka menggunakan seni jalanan bukan hanya sebagai media berekspresi melainkan juga menjadi media identitas sebagai suporter Persebaya. Perlakuan PSSI yang dianggap tidak berkeadilan menjadikan Bonek membuat gerakan budaya berupa protes melalui seni jalanan, dalam hal ini spanduk. Seni jalanan sendiri pada sejarahnya adalah media liar yang dipakai di ruang-ruang publik untuk menyatakan keseniannya maupun sebagai media berekspresi yang bagi seniman dibatasi hanya di galeri-galeri. Publik bagi seniman juga adalah ruang bagi masyarakat bebas menikmati karya seni. Hal ini pula yang mendasari Bonek memakai seni jalanan (spanduk) karena di samping efektif dalam menyampaikan pesan tetapi seni jalanan juga dipandang sebagai media tanpa sekat (egaliter) sebagaimana identitas Bonek selama ini. Pendekatan dalam penelitian ini menggunakan perspektif dalam kajian budaya terutama kaitannya dengan budaya visual. Identifikasi diri yang terdapat dalam komunitas Bonek memunculkan identitas suporter sepak bola yang membedakannya dengan komunitas suporter sepak bola lain. Elemen-elemen visual maupun pesan yang disampaikan dalam spanduk menarik untuk diteliti untuk mendapatkan bagaimana identitas dipahami oleh Bonek dalam mendukung klub pujaannya, Persebaya.
Downloads
References
Barker, Chris. (2008). Cultural Studies Theory and Practice, London: Sage Publications.
Barker, Chris. (2014). Kamus Kajian Budaya, Yogyakarta: Kanisius.
Barry, Syamsul. (2008). Jalan Seni Jalanan Yogyakarta, Yogyakarta: Studium.
Earnheardt, Adam C.., dkk. (ed.). (2012). Sports Fans, Identity, and Socialization: Exploring the Fandemonium, Plymouth: Lexington Books.
Giddens, A. (1991). Modernity and Self-Identity, Cambridge: Polity Press.
Hall, Stuart. (1990). Cultural Identity and Diaspora, dalam Jonathan Rutherford (ed.), “Identity: Community, Culture, Difference”, Lawrence & Wishart.
Heryanto, Ariel. (2015). Identitas dan Kenikmatan: Politik Budaya Layar Indonesia, Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia.
Islafatun, Nor. (2014). Arek Bonek: Satu Hati Untuk Persebaya, Yogyakarta: Notebook.
Junaedi, Fajar. (2016). Bonek: Komunitas Suporter Pertama dan Terbesar di Indonesia, Yogyakarta: Buku Litera.
Kurniawan. (2001). Semiologi Roland Barthes, Magelang: Indonesiatera.
Munro, Clayton Edward Steven. (2006). Sports Fan Culture & Brand Community: An Ethnographic Case Study of the Vancouver Canucks Booster Club, Faculty of Graduate Studies (Human Kinetics), British Columbia: University of British Columbia.
Piliang, Yasraf Amir. (2002). Prolog: Seni, Nation-state, Identitas, dan Tantangan Budaya Global, dalam Adi Wicaksono dkk (ed.), “Aspek-Aspek Seni Visual Indonesia: Identitas dan Budaya Massa”, Yogyakarta: Yayasan Seni Cemeti.
Saroh, Yam. (2010). “Jancok or Dancok” in Discourse (Semantic and Pragmatic)”. Paper. Jombang: English Department 2008C Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan PGRI.
Syahputra, Iswandi. (2016). Pemuja Sepak Bola; Kuasa Media atas Budaya, Jakarta: KPG.
Wicandra, Obed Bima. (2008). Graffiti di Indonesia: Sebuah Politik Identitas ataukah Tren? (Kajian Politik Identitas pada Bomber di Surabaya). Jurnal Nirmana, 8 (2), 51-57.
Wirawan, Oryza A., 2016, Imagined Persebaya: Persebaya, Bonek, dan Sepakbola Indonesia, Yogyakarta: Buku Litera.
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Copyright (c) 2020 Obed Bima Wicandra, Anang Tri Wahyudi

This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.
Author continues to retain the copyright if the article is published in this journal. The publisher will only need publishing rights