PENCIPTAAN KUJANG WAYANG PANDAWA
DOI:
https://doi.org/10.33153/ornamen.v17i2.3260Abstract
Abstrak
Wayang merupakan hasil karya seni dan kebudayaan yang paling tinggi nilainya. Salah satu jenis yang populer bagi di masyarakat Jawa adalah wayang purwa ( wayang kulit). Mereka beranggapan bahwa kisah wayang berisi pedoman dan ajaran kehidupan yang patut dijadikan pedoman hidup. Dalam cerita wayang ada beberapa tokoh yang cukup terkenal salah-satunya adalah tokoh pandhawa. Pandhawa merupakan penggambaran kebaikan dalam berkehidupan, karena sifat yang dimilikinya. Oleh karena maka penulis tertarik terhadap tokoh pandhawa terutama bentuk wajahnya untuk dijadikan sebagai sumber ide dasar penciptaan kujang. Kujang merupakan puncak seni tempa logam yang kelahirannya dari sarana peralatan mahuma (petani/peladang) dalam menginterprestasikan rasa syukur mereka atas rezeki yang berlimpah dan pramarta (rasa welas asih serta pengasih) yang diberikan Tuhan Yang Maha Esa. Kujang memiliki berbagai macam bentuk dan karakter, yang memilki konsep dasar dari alam flora maupun fauna. Tujuan dari penciptaan ini adalah untuk menghasilkan karya kujang yang memiliki karakter bentuk yang berbeda dari bentuk kujang yang sudah ada. Metode penciptaan yang diterapkan meliputi tahap eksplorasi, perancangan, perwujudan. analisis pada penciptakan ini menggunakan pendekatan estetika yang mengacu pada konsep tosan aji yang digagas Panembahan hadiwijaya, yaitu Greget, Guwoyo dan Wangun. Hasil dari penciptaan ini berjumlah lima yakni kujang Yudistira, Kujang Bhima, Kujang Arjuna, Kujang Nakula dan Kujang Sadewa.
Kata Kunci: Wayang, pandawa, kujang.
Abstract
Puppet is a work of art and culture of the highest value. One type that is popular in Javanese society is Puppet purwa (Puppet kulit). They think that the Puppet story contains guidelines and teachings of life that should be used as a guide for life. In the Puppet story, there are several characters who are quite famous, one of which is the pandhawa character. Pandhawa is a depiction of goodness in life, because of its characteristics. Therefore, the author is interested in the Pandhawa character, especially the shape of his face to serve as a source of basic ideas for the creation of a cleaver. Kujang is the pinnacle of the art of metal forging which was born from the means of mahuma (farmers /cultivators) tools in interpreting their gratitude for the abundant sustenance and pramarta (compassion and compassion) given by God Almighty. Cleaver has various forms and characters, which have the basic concept of flora and fauna. The purpose of this creation is to produce a cleaver that has a different character from the existing cleaver. The creation method applied includes the exploration, design, and embodiment stages. The analysis on this creator uses an aesthetic approach which refers to the concept of tosan aji which was initiated by Panembahan Hadiwijaya, namely Greget, Guwoyo and Wangun. The results of this creation amounted to five, namely the Kujang Yudistira, Kujang Bhima, Kujang Arjuna, Kujang Nakula and Kujang Sadewa. Keywords: Puppet, pandawa, kujang.
Downloads
References
Basuki Teguh Yuwono. 2013. Kujang Jejak Pesona Budaya Sunda. PT. Kristari Indonesia.
B. M. Goslings. 1938. De Wajang op Java en op Bali in het verleden en het heden, J. M. Meulenhoff-Uitgever- Amsterdam
Dr. Liaw Yock Fang. 2011. Sejarah Kesustraan Melayu Klasik. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia Anggota IKAPI DKI Jakarta.
Gea O.F. Parikesit & Indraswari Kusumaningtyas. 2018. Engineering Design and analysis In The Art Of Wayang Kulit. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Gustami, SP, 2007, Butir-butir Mutiara Estetika Timur Ide Dasar Penciptaan Seni Kriya Indonesia, Yogyakarta: Pratista.
Haryono Haryoguritno, 2006, Keris Jawa antara Mistik dan Nalar, PT. Indonesia Kebanggaanku Jakarta – Indonesia.
Harimurti Kridalaksana, dkk. 2001. Wiwara Pengantar Bahasa dan Kebudayaan Jawa. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
J.J Ras. 2014. Maatschappij en Letterkunde op Java (Masyarakat dan Kesusastraan di Jawa). Diterjemahkan oleh Prof. Dr. Achadiati Ikram. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor indonesia Anggota IKAPI DKI Jaya.
Kuntadi Wasi Darmojo, 2013, Keris Jawa Kamardikan ( teknik, bentuk, fungsi, dan latar belakang penciptaan ), Tesis, Surakarta: Pasca Sarjana ISI.
Pandam Guritno. 1988. Wayang, Kebudayaan Indonesia dan Pancasila. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia, UI-press.
Downloads
Published
Issue
Section
License
Copyright Notice
Authors who publish with Ornamen agree to the following terms:
- Authors retain copyright and grant the journal the right of first publication with the work simultaneously licensed under a Creative Commons Attribution License (CC BY-SA 4.0) that allows others to share the work with an acknowledgment of the work's authorship and initial publication in this journal.
- Authors are able to enter into separate, additional contractual arrangements for the non-exclusive distribution of the journal's published version of the work (e.g., post it to an institutional repository or publish it in a book), with an acknowledgment of its initial publication in this journal.
- Authors are permitted and encouraged to post their work online (e.g., in institutional repositories or on their website) prior to and during the submission process, as it can lead to productive exchanges, as well as earlier and greater citation of published work.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.