Pendampingan Jaranan Margowati Sebagai Ikon Temanggung dan Penetapan Warisan Budaya Tak Benda

Authors

  • Slamet Slamet Jurusan Tari Fakultas Seni Pertunjukan Institut Seni Indonesia Surakarta

DOI:

https://doi.org/10.33153/abdiseni.v11i1.3125

Abstract

Margowati adalah sebuah desa di Kabupaten Temanggung. Desa ini memiliki potensi sebagai desa wisata, di sini terdapat situs-situs seperti tempat pengembangbiakan kuda di dusun Kapalan yang ditandai dengan jejak kaki seekor kuda (situs). Temuan ini juga terkait dengan nama desa yang disebut Kapalan, yang merupakan nama lain untuk kuda. Sebagian besar komunitas dusun Kapalan membuat kerajinan tangan yang terkait dengan kuda, seperti kepang. Kesenian yang populer adalah Jaranan, yang biasa disebut dengan Kuda Lumping. Pengabdian masyarakat yang dilakukan di Desa Margowati merupakan tindak lanjut dari penelitian tentang identitas Kabupaten Temanggung yaitu tari Jaranan. Pengabdian masyarakat dalam bentuk pelatihan serta sosialisasi Margowati sebagai ikon dan penentuan warisan budaya. Pelatihan dilakukan di kelompok Krido Turonggo di desa Margowati. Pemilihan mitra dalam kaitannya dengan grup ini digunakan sebagai model dengan pertimbangan bahwa grup ini adalah kelompok yang telah banyak melahirkan penari handal. Masalah yang harus dipecahkan adalah ; 1) Bagaimana melakukan pendampingan terhadap model jaranan Temanggung yang digunakan sebagai ikon ?, 2) Bagaimana melakukan pedampingan terhadap pengusulan Penetapan Warisan Budaya Tak Benda pada jaranan Margowati ?, dan 3) Bagaimana melakukan pelatihan terhadap hasil model jaranan Temanggung sebagai ikon ? Sasaran luaran dari kegiatan ini adalah jurnal Nasional, Dokumentasi Video, Model Jaranan Temanggung, dan pengakuan Hak Kekayaan Intelektual dan Warisan Budaya Tak Benda. Fase implementasi dengan mitra yang disepakati adalah pembuatan model Temanggung Temanan yang telah didahului oleh penelitian, dan proposal untuk pengajuan objek warisan budaya.Kata kunci :  pelatihan, Warisan Budaya Tak Benda, jaranan. 

Downloads

Download data is not yet available.

References

Alkaf, Mukhlas, “ Spiritualitas Mistis di Balik Ekspresi Kesenian

Rakyat Jaranan Acintya, Jurnal Penelitian Seni Budaya ISI

Surakarta, Vol 1, No 1 2009

David E., Mauricio, “Jaranan of East Java: an Ancient Tradition”Tesis

Jurusan Theatre University of Hawaii, 2002.

Indra Udhi Prabowo, Fransiskus, “Pelestarian Kesenian Kuda Lumping

oleh Paguyuban Sumber Sari di Desa Pandansari Kecamatan

Sruweng Kabupaten Kebumen, ” Jurnal Program Studi

Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa Universitas Muhamadiyah

Purworejo, Vol. 06 No. 01 April 2015.

Kaulam, Salamun, “Simbolisme dalam Kesenian Jaranan” dalam

URNA Jurnal Seni Rupa, Vol. 1, No. 2, (Desember 2012)

Komajaya, terj. Serat Centhini, 1981

Koentjaraningrat,Pengantar Ilmu Antropologi, (Jakarta: Rineka Cipta,

.

Mareta Dewi Puspitasari, “ Fungsi Kesenian Tradisional Jaranan

Manggolo Yudho Dalam Upacara Adat Nyadran Belik Di Desa

Sumbergedong Kabupaten Trenggalek,” Skripsi Jurusan Seni

dan Desain, Fakultas Sastra UM, 2012.

Nisa'u Fadhilla, “Peran Dan Fungsi Paguyuban Jaranan Wahyu Kridha

Budhaya Kota Kediri, Jawa Timur” ,Apron Jurnal Pemikiran Seni

Pertunjukan UNESA, Vol 2, No 2 , 2013.

Saraswati, Delvi, “Pengaruh Kesenian Bali Terhadap Bentuk

Penyajian Kesenian Kuda Lumping di Desa Kentengsari

Kecamatan Candiroto Kabupaten Temanggung, Skripsi Program

Studi Pendidikan Seni Tari, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas

Negeri Yogyakarta, 2016.

Suliyani, Tutik, Perkembangan Kesenian Jaranan "Samboyo Putro" Di

desa Bandarlor Kecamatan Mojoroto Kotamadia Kediri Periode

-1996, Skripsi Jurusan Tari, Fakultas Seni Pertunjukan, STSI

Surakarta, 1999.

Uli Rizky Nareswari,” Analisis Struktural Jaranan Senterewe Turangga

Wijaya Di Dusun Sorogenen, Kecamatan Kalasan, Kabupaten

Sleman”, Yogyakart,” Skripsi Jurusan Seni Tari, Fakultas Seni

Pertunjukan UNY, 2014.

Downloads

Published

2020-06-26

Issue

Section

Articles