PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PENYUSUNAN TARI BOTHOKLO SEBAGAI IKON DESA WISATA LEMBAH DUNGDE DESA MLILIR, KALURAHAN GENTUNGAN, KEC. MOJOGEDANG, KABUPATEN KARANGANYAR

Main Article Content

Dwi Wahyudiarto
Anggono Kusumo Wibowo
Dwi Rahmani

Abstract

Pemberdayaan Masyarakat Melalui Penyusunan Tari Bothoklo Sebagai Ikon Desa Wisata Lembah Dungde Desa Mlilir, Kalurahan Gentungan, Kec. Mojogedang, Kabupaten Karanganyar merupakan program pendampingan kepada masyarakat sebagai wujud nyata dari implementasi Visi Institut Seni Indonesia Surakarta. Penyusunan Tari Bothoklo sebagai ikon desa wisata, bersumber dari budaya tradisi masyarakat Desa Mlilir. Proses penyusunan dilakukan bersama masyarakat, hal ini sebagai bentuk edukasi cipta kreatif agar masyarakat terbangun jiwa krasinya. Metode yang digunakan dalam penyusunan tari Bothoklo adalah metode tiga R, yaitu Re- visiting, Re- Questioning dan Re- Interpreting. Hasil penyusunan Tari Botoklo kemudian dilatihkan kepada masyarakat sebagai sebagai penguatan daya tarik wisatawan. Pelaksanaan pelatihan dilaksanakan di Desa Wisata Lembah Dungde, Desa Mlilir, Kalurahan Gentungan. Hal ini dimaksudkan dapat lebih mendekatkan dan lebih mengenalkan kampus Institut Seni Indonesia Surakarta di masyarakat. Selain itu, bentuk pelatihan bersama masyarakat juga dapat sebagai daya tarik masyarakat / wisatawan yang datang di Lembah Dungde.Hasil pemberdayaan masyarakat ini adalah tersusunnya Tari Bothoklo dengan mengangkat tema binatang mitologi Desa Mlilir, dikemas dalam bentuk tari kelompok Musik yang digunakan adalah ragam etnik di daerah Mlilir, sedangkan busana menggunakan artistik batang mendong dengan kemasan kini. Tari Bothoklo diajarkan kepada masyarakat Mlilir untuk dikembangkan sebagai ikon desa wisata.

Downloads

Download data is not yet available.

Article Details

Section
Articles

References

Afandi, Agus,dkk.,Modul Participatory Action Research (PAR) untuk Pengorganisasian Masyarakat (Community Organizing), Surabaya: LPPMUIN Sunan Ampel, 2015

Amir Piliang, Yasraf. Medan Kreatifitas, Memahami Dunia Gagasan. Yogyakarta. Cantrik Pustaka. 2018

Awang, San Afri, 1995. “Pemberdayaan Masyarakat dan Kelembagaan Lokal dalamProgram IDT: Studi Kasus Tipologi Desa Hutan di Kabupaten Madiun”. Dalam Mubyarto (ed.), Program IDT dan Pemberdayaan Masyarakat. Jakarta: Aditya Media.

Martono, Hendro. Koreografi Lingkungan, Revitalisasi Pemanggungan dan Gaya Penciptaan Seniman Nusantara. Yogyakarta. Cipta Media. 22012

Saputro, Thomas. 2014. Metode Pemberdayaan Masyarakat (PRA Dan RRA).

Sal Murgiyanto,Tradisi dan Inovasi: Beberapa Masalah Tari di Indonesia, Jakarta: Wedatama Widya Sastra, 2004.

Soedarsono, Pertunjukan dari Perspektif Politik, Sosial dan Ekonomi Yogyakarta : Gadjah Mada University Press, 2003.

Soedarsono. Seni Pertunjukan Indonesia & Pariwisata. Bandung, Masyarakat Seni Pertunjukan Indonesia (MSPI), 1999

Sumandiyo Hadi, Aspek-aspek Koreografi Kelompok, Yogyakarta, ISI Press.

……………….., Tari Kontemporer, Sebuah Fenomena Keakuan, Kekinian, Kedisinian. Surakarta, ISI Press. 2020

Supriyanto Eko. Ikat Kait Impulsif Sarira, Gagasan yang Mewujud Era 1990-2010. Yogyakarta, Garudhawaca, 2018.

Sri Rochana W, Press.2014 Dwi Wahyudiarto, , Pengantar Koreografi, Surakarta, STSI