FUNGSI KIDUNG DALAM BOJANA EKARISTI
DOI:
https://doi.org/10.33153/dewaruci.v10i1.2139Abstract
Persoalan yang diangkat dalam tulisan ini adalah, bagaimana nyanyian difungsikan oleh rama dan kawula dalam Bojana Ekaristi? Untuk menjawab, digunakan metode analisis strukturalisme Lèvi-Strauss. Analisis dilakukan dengan menetapkan rama dan kawula sebagai pasangan oposisi yang melantunkan kidung. Kemudian kidung dicari relasi fungsinya terhadap Bojana Ekaristi. Tulisan dihasilkan melalui kerja kualitatif, yaitu pengamatan, perekaman, studi pustaka, dan wawancara. Hasil yang diperoleh adalah kidung difungsikan oleh rama dan kawula untuk menyertai berbagai aktivitas dalam Bojana Ekaristi. Kegiatan itu memberi makna terhadap berbagai fenomena yang disertai.Kata kunci: fungsi kidung, Bojana Ekaristi.
Downloads
References
Alek Surya, dkk. 2004. Positioning, Diferensiasi dan
Brand. Jakarta: Gramedia.
Aris Wahyudi. 2012. Lakon Dewaruci Cara menjadi Jawa:
Sebuah Analisis Strukturalisme Lèvi-Strauss dalam
Kajian Wayang. Yogyakarta: Bagaskara.
Heddy Shri Ahimsa. 2000. “Wacana Seni dalam
Antropologi Budaya†dalam Ketika Orang Jawa
Nyeni. Yogyakarta: Galang Press, 399-430.
__________________. 2006. Strukturalisme
Lèvi-Strauss. Mitos dan Karya Sastra. Yogyakarta:
Kepel Press.
Komisi Liturgi Keuskupan Agung Semarang. 1989.
Kidung Panglimbang lan Kidung Cecala Tahun A.
Yogyakarta: Komlit KAS.
Komisi Liturgi Konferensi Wali Gereja Indonesia.
Pedoman Umum Misale Romawi. Jakarta:
Nusa Indah.
Mariyanto, E. 2004. Kamus Liturgi Sederhana.
Yogyakarta: Kanisus.
Martasudjita & Kristanto. 2007. Panduan Memilih
Nyanyian Liturgi. Yogyakarta: Kanisius.
Prier, K. E. 2010. Kedudukan Nyanyian dalam Liturgi.
Yogyakarta: Pusat Musik Liturgi.
Panitia Liturgi. 1980. Tatalaksana Bojana Kurban
Ekaristi. Yogyakarta: Kanisius.
Pusat Musik Liturgi. 2007. Kidung Adi. Yogyakarta:
PML.
Sapardi Djoko Damono. 2012. Alih Wahana. Jakarta:
Editum.
Xiao Lixian. 2003. “Analisis Struktural Novel Hong
Lou Mengâ€. Humaniora Volume 25 Nomor 2
Tahun 2013. 163-174.
NARASUMBER
Karl-Edmund Prier SJ, (75), rama dan salah satu
pendiri Pusat Musik Liturgi Yogyakarta.
Savio FIC, (70), bruder, guru, dan biarawan, bertugas
di SMK Santo Leonardus Pangudi Luhur
Klaten.
Yohanes Triwijdiyanto Pr, (32), salah satu rama di
Gereja Katolik Santa Maria Regina
Purbawardayan.
Downloads
Published
Issue
Section
License
Authors who publish in Dewa Ruci: Jurnal Pengkajian dan Penciptaan Seni agree to the following terms:
- Authors retain copyright and grant the Dewa Ruci: Jurnal Pengkajian dan Penciptaan Seni right of first publication with the work simultaneously licensed under a Creative Commons Attribution License (CC BY-SA 4.0) that allows others to share (copy and redistribute the material in any medium or format) and adapt (remix, transform, and build upon the material) the work for any purpose, even commercially with an acknowledgment of the work's authorship and initial publication in Dewa Ruci: Jurnal Pengkajian dan Penciptaan Seni.
- Authors are able to enter into separate, additional contractual arrangements for the non-exclusive distribution of the journal's published version of the work (e.g., post it to an institutional repository or publish it in a book), with an acknowledgment of its initial publication in Dewa Ruci: Jurnal Pengkajian dan Penciptaan Seni.
- Authors are permitted and encouraged to post their work online (e.g., in institutional repositories or on their website) prior to and during the submission process, as it can lead to productive exchanges, as well as earlier and greater citation of published work (See The Effect of Open Access).
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License