KAHYANGAN: SEPENGGAL KISAH DALAM LEGENDA PERADABAN TANAH JAWA DALAM KOMPOSISI MUSIKAL

Authors

  • Reza Ginandha Sakti SMA Negeri 1 Wonogiri Jl. Perwakilan No. 24, Kec. Wonogiri, Jawa Tengah 57612

DOI:

https://doi.org/10.33153/dewaruci.v10i1.2141

Abstract

Legenda Kahyangan merupakan sepenggal kisah penting dalam legenda peradaban Tanah Jawa karena berkisah mengenai Panembahan Senopati yang merupakan raja besar pertama Kerajaan Mataram.Kahyangan terletak di Kecamatan Tirtomoyo, Kabupaten Wonogiri, Provinsi Jawa Tengah. Situs Kahyangan menjadi objek wisata spiritual yang ramai dikunjungi peziarah dari dalam dan luar kota Wonogiri. Menurut legenda, Kahyangan adalah salah satu tempat bertemunya Nyai Roro Kidul dan Panembahan Senopati.Tujuan pertunjukan ini adalah menggarap kisah legenda Kahyangan dalam bentuk komposisi musik agar dipahami masyarakat Wonogiri karena banyak warga Wonogiri yang tidak mengetahui legenda Kahyangan. Berangkat dari masalah tersebut, pengkarya melakukan observasi kepustakaan dan observasi lapangan untuk mencari legenda yang sebenarnya dari Kahyangan. Setelah mendapatkan data dari buku, internet, dan juru kunci, pengkarya melakukan eksplorasi untuk mencari bentuk pertunjukan dan membuat komposisi musik. Hasil eksplorasi pengkarya memutuskan untuk membuat pertunjukan komposisi musik dengan bentuk Chamber Orchestra yang disertai dengan teatrikal urutan ritual peziarah Kahyangan. Tujuan teatrikal adalah agar masyarakat mengetahui lokasi yang diceritakan dalam legenda Kahyangan, yaitu Selo Bethek dan Selo Payung. Instrumen yang digunakan adalah Piano, Biola alto, Viola, Violin,Cello, French Horn, dan Flute. Komposisi terdiri atas tujuh repertoar yang masing-masing berbeda suasana untuk menggarap kisah legenda Kahyangan. Suasana yang digarap dalam pertunjukan ini adalah nuansa pedesaan, sakral, agung, dan surgawi. Pertunjukan dilaksanakan di Situs Kahyangan pada sore hari.Kata Kunci: legenda, Kahyangan, peziarah, dan komposisi.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Irma Damajanti. 2006. Psikologi Seni. Bandung: PT.

Kiblat Buku Utama. Halaman 61.

Olthof, W.F. 1941. Babad Tanah Jawi. Terj H.R.

Sumarsono. Yogyakarta. Penerbit Narasi.

Halaman 62-77.

Pande Made Sukerta. 2014. Sakralisasi dalam Budaya

Nusantara. Makalah Prosiding Seminar

Nasional Sakralisasi dalam Budaya Nusantara

di Pendapa Kantor Bupati Klaten (3 Desember

. Halaman 58.

NARASUMBER

Ardi Firmansyah, (14), siswa SMP N 1 Wonogiri.

Girimarto, Wonogiri.

Dila Fanani, (9), siswa SD Negeri 4 Wonogiri.

Kaloran RT 3 RW 6, Giritirto, Wonogiri.

Ganang, (14), siswa SMP N 1 Wonogiri. Banyak

Prodo, Tirtomoyo, Wonogiri.

Jumadi, (54), Warga sekitar Kahyangan. Dlepih,

Tirtomoyo, Wonogiri.

Pradana KBS, (8) , siswa SD Negeri 4 Wonogiri.

Sukorejo RT 2 RW 9, Giritirto, Wonogiri.

Selvia Indah, (9), siswa SD Negeri 4 Wonogiri.

Sukorejo RT 1 RW 5, Giritirto, Wonogiri.

Wakid, (59), Peziarah (ritual) di Kahyangan. Madiun,

Jawa Timur.

Wakino, (70), Juru Kunci Kahyangan. Dlepih,

Tirtomoyo, Wonogiri.

Warto, (40), Juru Kunci Kahyangan. Dlepih,

Tirtomoyo, Wonogiri.

Zainul, (8), siswa SD Negeri 4 Wonogiri. Sukorejo

RT 3 RW 8, Giritirto, Wonogiri.

Downloads

Published

2018-09-25

Issue

Section

Articles