KEDUDUKAN DAN KONSEP SINDHÈNAN TRADISI JAWA TIMUR SURABAYAN
DOI:
https://doi.org/10.33153/dewaruci.v10i1.2145Abstract
Artikel ini hasil dari penelitian tentang sindhenan Jawa Timur Surabayan dengan beberapa permasalahan sebagai berikut. Bentuk gending-gending apakah yang memerlukan sindhènan; bagaimana kedudukan sindhènan dalam penyajian gending-gending tradisi Jawa Timur Surabayan; dan bagaimana pandanganmasyarakat karawitan Jawa Timur tentang aspek estetik sajian sindhènan gending-gending Jawa Timur Surabayan? Penelitian menggunakan pendekatan etno-art, yakni sebuah pendekatan yang mendasarkan pada sudut pandang dan pemahaman masyarakat yang bersifat etic. Data-data penelitian didapat melaluistudi pustaka, pengamatan, dan wawancara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa gending Jawa Timur Surabayan yang melibatkan unsur sindhènan adalah sejumlah gending yang memiliki kesejajaran bentuk dengan srepegan, ayak-ayakan, ketawang, ladrang, ketawanggending, dan gending kethuk loro kerep pada karawitan Jawa Tengah gaya Surakarta. Gending Jawa Timur Surabayan yang memerlukan sindhènan adalah gendinggending yang berkarakter gecul (jenaka) dan gobyog (ramai), sehingga rasa estetik yang dihasilkan jugacenderung gecul dan gobyog. Teks sindhènan didominasi oleh cakepan berbentuk parikan, sedangkan senggakan, isèn-isèn, dan wangsalan merupakan sebuah perkembangan ‘baru’ yang disebabkan oleh sindhènan JawaTengah, terutama gaya Surakarta. Céngkok sindhènan Jawa Timur Surabayan bervariasi dan tidak terikat oleh tinggi-rendahnya nada balungan gending. Mayoritas seniman karawitan Jawa Timur Surabayan berpendapat,bahwa ngepas dan nungkak merupakan kecenderungan garap sindhènan Jawa Timur Surabayan. Konsep ini dipandang sesuai dengan teknik tabuhan terutama ricikan kenong dan kempul yang bersamaan dengan ketukanirama.Kata kunci: sindhènan, Jawa Timur Surabayan, kedudukan dan konsep.Downloads
References
Benamou, Marc. 1998. Rasa in Javanese Musical
Aesthetics. Disertasi Doktoral (Musikologi).
Michigan: University of Michigan.
Heddy Shri Ahimsa Putra. 2000. “Seni dalam
Beberapa Perspektif: Sebuah Pengantar,â€dalam Ed. Heddy Shri Ahimsa-Putra, Ketika
Orang Jawa Nyeni (hal. 13–41). Yogyakarta:
Galang Press dan Yayasan Adhi Karya untuk
Pusat Penelitian Kebudayaan dan Perubahan
Sosial Universitas Gadjah Mada.
__________. 2005. “Ethnoart: Fenomenologi Seni
untuk Indiginasi Seni dan Ilmu,†dalam Seni
Pertunjukan Indonesia: Menimbang Pendekatan
Emik Nusantara, ed. Waridi dan Bambang
Murtiyoso. Surakarta dan Jakarta: Program
Pendidikan Pascasarjana STSI bekerja sama
dengan The Ford Foundation.
Martopangrawit. 1969 & 1975. Pengetahuan
Karawitan. Jilid I dan II. Surakarta: ASKI.
Prawiroatmojo, S. 1985. Bausastra Jawa–Indonesia.
Jilid I–II. Jakarta: Gunung Agung.
Proyek Penelitian dan Pencatatan Kebudayaan
Daerah. 1976. Ensiklopedi Seni Musik dan Seni Tari
Daerah Jawa Timur. Surabaya: Proyek Penelitian
dan Pencatatan Kebudayaan Daerah,
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Rahayu Supanggah. 1983. “Pokok-pokok Pikiran
tentang Garap,†makalah disajikan dalam
diskusi mahasiswa dan dosen ASKI Surakarta.
_______________. 1984. “Pengetahuan Karawitan,â€
makalah Pengabdian pada Masyarakat (ASKI
Surakarta).
_______________. 1990. “Balungan,†dalam Seni
Pertunjukan Indonesia, Jurnal Masyarakat
Musikologi Indonesia Vol. I, No. 1: 115–136.
_______________. 1994. “Gatra, Inti dari Konsep
Gendhing Tradisi Jawa,†dalam Wiled, Jurnal
Seni STSI Surakarta Th. I (1994):13–26. Surakarta:
Sekolah Tinggi Seni Indonesia.
______________ (ed.). 1995. Etnomusikologi.
Surakarta-Yogyakarta: Masyarakat Seni
Pertunjukan Indonesia bekerja sama dengan
Yayasan Bentang Budaya.
_______________. 2002. Bothèkan Karawitan I.
Jakarta: Ford Foundation dan Masyarakat Seni
Pertunjukan Indonesia.
_______________. 2005. “Garap: Salah Satu Konsep
Pendekatan/Kajian Musik Nusantara,†dalam
Ed. Waridi, Menimbang Pendekatan Pengakajian
dan Penciptaan Musik Nusantara (1–25).
Surakarta: Jurusan Karawitan bekerja sama
dengan Program Pascasarjana dan STSI Press.
_______________. 2007. Bothèkan Karawitan II: Garap.
Surakarta: ISI Press.
Soebagyo. 1992. Parikan Jawa Puisi Abadi. Jakarta: PT.
Aksara Garda Pustakatama.
Soebroto. 1984. “Garap Macapat Gaya Amin (Studi
Kasus tentang Garap Macapat Laras Sléndro di
Desa Kauman Kabupaten Gresik). â€Skripsi
S-1. Surabaya: Sekolah Tinggi Kesenian
Wilwatikta.
Soenarto, R.P. 1980. Tuntunan Belajar Dasar-dasar
Tabuhan Karawitan Jawa Timuran. Surabaya:
Sekolah Menengah Karawitan Indonesia.
Soenarto Timoer. 1998. Serat Wewaton Padhalangan
Jawi Wetanan. Jilid I. Jakarta: Balai Pustaka.
Sri Suyamti, V.M. 1985. “Garap Sindhènan
Gendhing-gendhing Surabaya di Dalam Laras
Sléndro: Suatu Studi Kasus Gaya Remu di RRI
Surabaya, Desa Embong Kaliasin, Kecamatan
Genteng, Kodya Surabaya.†Skripsi S-1.
Surabaya: Sekolah Tinggi Kesenian Wilwatikta.
Sugeng Nugroho. 2003. “Studi tentang Pertunjukan
Wayang Kulit Enthus Susmono.†Tesis S-2
Program Studi Pengkajian Seni, Program
Pascasarjana Sekolah Tinggi Seni Indonesia
(STSI) Surakarta.
__________. 2007. “Konsep-konsep Artistik dan
Estetik Seni Pedalangan Jawa,†dalam Dewaruci
Vol. 4 No. 3, Desember 2007 (hal. 319–338).
Surakarta: Program Pendidikan Pascasarjana
Institut Seni Indonesia.
Sutton, R. Anderson. 1991. Traditions of Gamelan
music in Java: Musical Pluralism and Regional
Identity. Boston: Cambridge University Press.
Suwarno. 1985. “Garap Sindhènan Gendhing Jawa
Timur Gaya Mojokerto dalam Laras Sléndro:Suatu Studi Eksplore Toris Sulyani dan Suti’ah
di Desa Randu Bangau, Kecamatan Mojosari,
Kabupaten Mojokerto.†Skripsi S-1. Surabaya:
Sekolah Tinggi Kesenian Wilwatikta.
Umar Kayam. 1981. Seni, Tradisi, Masyarakat. Jakarta:
Sinar Harapan.
__________. 2001. Kelir Tanpa Batas. Yogyakarta;
Gama Media.
NARASUMBER
Amuji, lahir di Surabaya pada tanggal 26 Februari
, pengrawit profesional Jawa Timuran,
bertempat tinggal di Surabaya.
Daryanto, lahir Trenggalek pada tanggal 21 Januari
, pengrawit profesional Jawa Timuran,
bertempat tinggal di Gentengkali, Surabaya.
Endahini, lahir di Sidoarjo pada tanggal 11 Mei 1970,
pesindhèn profesional Jawa Timur Surabayan,
bertempat tinggal di Sidoarjo.
Kartono, lahir di Pasuruan pada tanggal 12
Desember 1954, dalang, pengrawit, dan penari
profesional Jawa Timuran, bertempat tinggal
di Mojokerto.
Listyaning, lahir di Sidoarjo pada tanggal 2 Januari
, pesindhèn profesional Jawa Timur
Surabayan, bertempat tinggal di Pertapan,
Maduretno, Sidoarjo.
Sartiah, lahir di Mojokerto pada tahun 1954,
pesindhèn profesional Jawa Timur Surabayan,
bertempat tinggal di Ngedeg, Mojokerto.
Silan, lahir di Kediri pada tanggal 30 Juni 1951,
pengrawit profesional Jawa Timuran, bertempat
tinggal di Surabaya.
Soelikah, lahir di Surabaya pada tanggal 30 Januari
, pesindhèn profesional Jawa Timur
Surabayan, bertempat tinggal di Gedangan,
Sidoarjo.
Surono Gondotaruno, lahir di Surabaya pada
tanggal 14 Februari 1962, dalang dan pengrawit
profesional, bertempat tinggal di Margorukun,
Surabaya.
Surwedi, lahir di Sidoarjo pada tanggal 25 Juni 1964,
dalang profesional Jawa Timuran, bertempat
tinggal di Taman, Sidoarjo.
Downloads
Published
Issue
Section
License
Authors who publish in Dewa Ruci: Jurnal Pengkajian dan Penciptaan Seni agree to the following terms:
- Authors retain copyright and grant the Dewa Ruci: Jurnal Pengkajian dan Penciptaan Seni right of first publication with the work simultaneously licensed under a Creative Commons Attribution License (CC BY-SA 4.0) that allows others to share (copy and redistribute the material in any medium or format) and adapt (remix, transform, and build upon the material) the work for any purpose, even commercially with an acknowledgment of the work's authorship and initial publication in Dewa Ruci: Jurnal Pengkajian dan Penciptaan Seni.
- Authors are able to enter into separate, additional contractual arrangements for the non-exclusive distribution of the journal's published version of the work (e.g., post it to an institutional repository or publish it in a book), with an acknowledgment of its initial publication in Dewa Ruci: Jurnal Pengkajian dan Penciptaan Seni.
- Authors are permitted and encouraged to post their work online (e.g., in institutional repositories or on their website) prior to and during the submission process, as it can lead to productive exchanges, as well as earlier and greater citation of published work (See The Effect of Open Access).
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License