KEDUDUKAN DAN KONSEP SINDHÈNAN TRADISI JAWA TIMUR SURABAYAN

Authors

  • S., Sukesi Jurusan Pedalangan Fakultas Seni Pertunjukan Institut Seni Indonesia Surakarta Jl. Ki Hadjar Dewantara No. 19 Kentingan, Jebres, Surakarta 57126

DOI:

https://doi.org/10.33153/dewaruci.v10i1.2145

Abstract

Artikel ini hasil dari penelitian tentang sindhenan Jawa Timur Surabayan dengan beberapa permasalahan sebagai berikut. Bentuk gending-gending apakah yang memerlukan sindhènan; bagaimana kedudukan sindhènan dalam penyajian gending-gending tradisi Jawa Timur Surabayan; dan bagaimana pandanganmasyarakat karawitan Jawa Timur tentang aspek estetik sajian sindhènan gending-gending Jawa Timur Surabayan? Penelitian menggunakan pendekatan etno-art, yakni sebuah pendekatan yang mendasarkan pada sudut pandang dan pemahaman masyarakat yang bersifat etic. Data-data penelitian didapat melaluistudi pustaka, pengamatan, dan wawancara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa gending Jawa Timur Surabayan yang melibatkan unsur sindhènan adalah sejumlah gending yang memiliki kesejajaran bentuk dengan srepegan, ayak-ayakan, ketawang, ladrang, ketawanggending, dan gending kethuk loro kerep pada karawitan Jawa Tengah gaya Surakarta. Gending Jawa Timur Surabayan yang memerlukan sindhènan adalah gendinggending yang berkarakter gecul (jenaka) dan gobyog (ramai), sehingga rasa estetik yang dihasilkan jugacenderung gecul dan gobyog. Teks sindhènan didominasi oleh cakepan berbentuk parikan, sedangkan senggakan, isèn-isèn, dan wangsalan merupakan sebuah perkembangan ‘baru’ yang disebabkan oleh sindhènan JawaTengah, terutama gaya Surakarta. Céngkok sindhènan Jawa Timur Surabayan bervariasi dan tidak terikat oleh tinggi-rendahnya nada balungan gending. Mayoritas seniman karawitan Jawa Timur Surabayan berpendapat,bahwa ngepas dan nungkak merupakan kecenderungan garap sindhènan Jawa Timur Surabayan. Konsep ini dipandang sesuai dengan teknik tabuhan terutama ricikan kenong dan kempul yang bersamaan dengan ketukanirama.Kata kunci: sindhènan, Jawa Timur Surabayan, kedudukan dan konsep.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Benamou, Marc. 1998. Rasa in Javanese Musical

Aesthetics. Disertasi Doktoral (Musikologi).

Michigan: University of Michigan.

Heddy Shri Ahimsa Putra. 2000. “Seni dalam

Beberapa Perspektif: Sebuah Pengantar,â€dalam Ed. Heddy Shri Ahimsa-Putra, Ketika

Orang Jawa Nyeni (hal. 13–41). Yogyakarta:

Galang Press dan Yayasan Adhi Karya untuk

Pusat Penelitian Kebudayaan dan Perubahan

Sosial Universitas Gadjah Mada.

__________. 2005. “Ethnoart: Fenomenologi Seni

untuk Indiginasi Seni dan Ilmu,†dalam Seni

Pertunjukan Indonesia: Menimbang Pendekatan

Emik Nusantara, ed. Waridi dan Bambang

Murtiyoso. Surakarta dan Jakarta: Program

Pendidikan Pascasarjana STSI bekerja sama

dengan The Ford Foundation.

Martopangrawit. 1969 & 1975. Pengetahuan

Karawitan. Jilid I dan II. Surakarta: ASKI.

Prawiroatmojo, S. 1985. Bausastra Jawa–Indonesia.

Jilid I–II. Jakarta: Gunung Agung.

Proyek Penelitian dan Pencatatan Kebudayaan

Daerah. 1976. Ensiklopedi Seni Musik dan Seni Tari

Daerah Jawa Timur. Surabaya: Proyek Penelitian

dan Pencatatan Kebudayaan Daerah,

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Rahayu Supanggah. 1983. “Pokok-pokok Pikiran

tentang Garap,†makalah disajikan dalam

diskusi mahasiswa dan dosen ASKI Surakarta.

_______________. 1984. “Pengetahuan Karawitan,â€

makalah Pengabdian pada Masyarakat (ASKI

Surakarta).

_______________. 1990. “Balungan,†dalam Seni

Pertunjukan Indonesia, Jurnal Masyarakat

Musikologi Indonesia Vol. I, No. 1: 115–136.

_______________. 1994. “Gatra, Inti dari Konsep

Gendhing Tradisi Jawa,†dalam Wiled, Jurnal

Seni STSI Surakarta Th. I (1994):13–26. Surakarta:

Sekolah Tinggi Seni Indonesia.

______________ (ed.). 1995. Etnomusikologi.

Surakarta-Yogyakarta: Masyarakat Seni

Pertunjukan Indonesia bekerja sama dengan

Yayasan Bentang Budaya.

_______________. 2002. Bothèkan Karawitan I.

Jakarta: Ford Foundation dan Masyarakat Seni

Pertunjukan Indonesia.

_______________. 2005. “Garap: Salah Satu Konsep

Pendekatan/Kajian Musik Nusantara,†dalam

Ed. Waridi, Menimbang Pendekatan Pengakajian

dan Penciptaan Musik Nusantara (1–25).

Surakarta: Jurusan Karawitan bekerja sama

dengan Program Pascasarjana dan STSI Press.

_______________. 2007. Bothèkan Karawitan II: Garap.

Surakarta: ISI Press.

Soebagyo. 1992. Parikan Jawa Puisi Abadi. Jakarta: PT.

Aksara Garda Pustakatama.

Soebroto. 1984. “Garap Macapat Gaya Amin (Studi

Kasus tentang Garap Macapat Laras Sléndro di

Desa Kauman Kabupaten Gresik). â€Skripsi

S-1. Surabaya: Sekolah Tinggi Kesenian

Wilwatikta.

Soenarto, R.P. 1980. Tuntunan Belajar Dasar-dasar

Tabuhan Karawitan Jawa Timuran. Surabaya:

Sekolah Menengah Karawitan Indonesia.

Soenarto Timoer. 1998. Serat Wewaton Padhalangan

Jawi Wetanan. Jilid I. Jakarta: Balai Pustaka.

Sri Suyamti, V.M. 1985. “Garap Sindhènan

Gendhing-gendhing Surabaya di Dalam Laras

Sléndro: Suatu Studi Kasus Gaya Remu di RRI

Surabaya, Desa Embong Kaliasin, Kecamatan

Genteng, Kodya Surabaya.†Skripsi S-1.

Surabaya: Sekolah Tinggi Kesenian Wilwatikta.

Sugeng Nugroho. 2003. “Studi tentang Pertunjukan

Wayang Kulit Enthus Susmono.†Tesis S-2

Program Studi Pengkajian Seni, Program

Pascasarjana Sekolah Tinggi Seni Indonesia

(STSI) Surakarta.

__________. 2007. “Konsep-konsep Artistik dan

Estetik Seni Pedalangan Jawa,†dalam Dewaruci

Vol. 4 No. 3, Desember 2007 (hal. 319–338).

Surakarta: Program Pendidikan Pascasarjana

Institut Seni Indonesia.

Sutton, R. Anderson. 1991. Traditions of Gamelan

music in Java: Musical Pluralism and Regional

Identity. Boston: Cambridge University Press.

Suwarno. 1985. “Garap Sindhènan Gendhing Jawa

Timur Gaya Mojokerto dalam Laras Sléndro:Suatu Studi Eksplore Toris Sulyani dan Suti’ah

di Desa Randu Bangau, Kecamatan Mojosari,

Kabupaten Mojokerto.†Skripsi S-1. Surabaya:

Sekolah Tinggi Kesenian Wilwatikta.

Umar Kayam. 1981. Seni, Tradisi, Masyarakat. Jakarta:

Sinar Harapan.

__________. 2001. Kelir Tanpa Batas. Yogyakarta;

Gama Media.

NARASUMBER

Amuji, lahir di Surabaya pada tanggal 26 Februari

, pengrawit profesional Jawa Timuran,

bertempat tinggal di Surabaya.

Daryanto, lahir Trenggalek pada tanggal 21 Januari

, pengrawit profesional Jawa Timuran,

bertempat tinggal di Gentengkali, Surabaya.

Endahini, lahir di Sidoarjo pada tanggal 11 Mei 1970,

pesindhèn profesional Jawa Timur Surabayan,

bertempat tinggal di Sidoarjo.

Kartono, lahir di Pasuruan pada tanggal 12

Desember 1954, dalang, pengrawit, dan penari

profesional Jawa Timuran, bertempat tinggal

di Mojokerto.

Listyaning, lahir di Sidoarjo pada tanggal 2 Januari

, pesindhèn profesional Jawa Timur

Surabayan, bertempat tinggal di Pertapan,

Maduretno, Sidoarjo.

Sartiah, lahir di Mojokerto pada tahun 1954,

pesindhèn profesional Jawa Timur Surabayan,

bertempat tinggal di Ngedeg, Mojokerto.

Silan, lahir di Kediri pada tanggal 30 Juni 1951,

pengrawit profesional Jawa Timuran, bertempat

tinggal di Surabaya.

Soelikah, lahir di Surabaya pada tanggal 30 Januari

, pesindhèn profesional Jawa Timur

Surabayan, bertempat tinggal di Gedangan,

Sidoarjo.

Surono Gondotaruno, lahir di Surabaya pada

tanggal 14 Februari 1962, dalang dan pengrawit

profesional, bertempat tinggal di Margorukun,

Surabaya.

Surwedi, lahir di Sidoarjo pada tanggal 25 Juni 1964,

dalang profesional Jawa Timuran, bertempat

tinggal di Taman, Sidoarjo.

Downloads

Published

2018-09-25

Issue

Section

Articles