Maakun Buni Celempong dalam kesenian Gondang Oguong: Sebuah proses pelarasan musik tradisi

Authors

  • Reizki Habibullah Program Pascasarjana, Institut Seni Indonesia Surakarta

DOI:

https://doi.org/10.33153/dewaruci.v13i1.2503

Keywords:

maakun buni, celempong, pengetahuan empirik, empirical knowledge

Abstract

Maakun buni merupakan proses pelarasan atau pembentukan sistem nada alat musik celempong, dalam kesenian Gondang Oguong di wilayah adat Limo Koto Kabupaten Kampar. Proses maakun buni didasari atas pengetahuan musikal para penggolong – selaku pelaras celempong terkait tinggi-rendah dan tingkai atau jarak nada dalam salobuan atau seperangkat celempong. Dalam proses pelarasan tersebut, para penggolong menggunakan konsep-konsep lokal seperti gheghek, kowan, sanggam, dan tingka. Semua konsep konsep lokal yang digunakan dalam proses pelarasan atau pembentukan sistem nada ini, masih tersimpan di dalam sanubari (embody) para penggolong sebagai sebuah pengetahuan empirik. Tulisan ini mengupas proses maakun buni sebagai sebuah pengetahuan empirik para penggolong celempong, dengan menggunakan konsep-konsep teoritik yang berasal dari dalam budaya itu sendiri.ABSTRACTMaakun buni is a tuning system process for celempong instrument of Gondang Oguong ensamble in Limo Koto ethnic region of Kampar District. The process of Maakun Buni is based on the musical knowledge mastered by the Penggolong – the expert of tuning system – relating to tingkai or the high-low interval exists on salobuan (a set of celempong). On the process of tuning system, penggolong apply local concepts such as gheghek, kowan, sanggam, and tingka. The entire local concepts that applied on the tuning system process is embodied inner the self of penggolong as the empirical knowledge. This article describes about the maakun buni process as an empirical knowledge to penggolong of celempong, by using theoretical conception comes from the cultural itself.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Adjus, Elfiandri. Makna Simbol dalam Upacara Perkawinan Masyarakat Adat Limokoto Kabupaten Kampar Riau. Pekanbaru: Yayasan Pusaka Riau, 2004.

Hastanto, Sri. Konsep Pathêt dalam Karawitan Jawa. Surakarta: Program Pascasarjana & ISI Press Surakarta, 2009.

--------------, Ngeng & Reng: Persandingan Sistem Pelarasan Gamelan Ageng Jawa dan Gong Kebyar Bali. Surakarta: ISI Press, 2012.

Indra Sastra, Andar. “Konsep Batalun Dalam Penyajian Talempong Renjeang Anam Salabuhan di Luhak Nan Tigo Minangkabau.” Disertasi S3 Pengkajian Seni Program Pascasarjana ISI Surakarta, 2015.

Khairunnas. “Sistem Hukum Exogami menurut Adat Limo Koto Kabupaten Kampar.” Laporan Penelitian, 2006.

NARASUMBER

Iman, 40 tahun wiraswasta, penggolong celempong dari Dusun Pulau Belimbing 2, Desa Kuok Kecamatan Kuok Kabupaten Kampar.

Mukhtar, 80 tahun, wiraswasta, penggolong celempong berasal dari Desa Tanjung RT 1 RW 2, Kecamatan Bangkinang Kabupaten Kampar.

Salman Aziz, 49 tahun, seniman, penggolong celempong bertempat tinggal di Jalan Lingkar Tanjung, Desa Pasir Sialang RT 2 RW 2, Kecamatan Bangkinang Kabupaten Kampar.

Selamat, 60 tahun, seniman, penggolong celempong berasal dari Desa Pulau Birandang, RT 4 RW 2 Kecamatan Kampar Timur.

Downloads

Published

2018-07-11

Issue

Section

Articles