Hubungan pemesan dan pelaras dalam penentuan larasan Gamalan Banjar

Authors

  • Novyandi Saputra Pengkajian Seni Musik, Program Pascasarjana, Institut Seni Indonesia Surakarta

DOI:

https://doi.org/10.33153/dewaruci.v13i2.2509

Keywords:

Pelarasan, Gamalan Banjar, hubungan, Pemesan, Pelaras, tuning, relationship, buyers, tuner

Abstract

Proses pelarasan gamalan Banjar sangat berkaitan antara pemesan dan pelaras gamalan Banjar. Pemesan yang menginginkan gamalan Banjar memiliki kreteria sendiri terhadap gamalan yang akan dibuatnya melalui pelaras gamalan Banjar. Komponen yang mempengaruhi pemesan dalam membuat gamalan Banjar adalah modal budaya, selera, kedekatan timbre suara, dan kekuatan kapital yang dimilikinya.sedangkan pelaras gamalan Banjar memiliki pengetahuan atas pembentukan tumbang antar bilahan nada yang berdasarkan pada karateristik rasa musikal budayanya. Peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif sebagai metode utama dalam upaya mengumpulkan informasi dan data lapangan yang di dapatkan pada saat pengumpulan data. Metode kuantitatif juga digunakan sebagai metode bantu untuk menghitung dan memvalidasi data frekuensiyang didapatkan dari instrumen gamalanBanjar yang ada di lapangan, sehingga peneliti bisa mendapatkan gambaran jelas. Kerangka konseptual yang berdasarkan pada pengetahuan emperis pemesan dan pelaras GamalanBanjar menjadi dasar analisis untuk mengungkap hubungan antara pemesan dan pelaras gamalan Banjar. Perbedaan ini tergambar jelas pada frekuensi bilahan nada-nada gamalan Banjar, sedangkan jangkah dan gembyangannya tidak mengalami perubahan yang signifikan. Perbedaan frekuensi bilahan nada tersebut dilandasi oleh timbre suara dalang yang berbeda-beda. gamalan Banjar yang telah selesai dilaras akan menjadi representatif pemiliknya. Caruk dan payau menjadi penanda kualitas hasil dari hubungan antara pemesan dan pelaras gamalan Banjar.

 


ABSTRACT

Within the process of gamelan Banjar tuning, the relationship between the buyers and the tuner of gamelan Banjar is taken into account. The buyers who order gamelan Banjar must have their criteria toward the gamalan which is going to be produced by the tuner of gamelan Banjar. The components that are taken into consideration by the buyers when ordering gamelan Banjar is the cultural principle, taste, the proximity of voice timbre, and the finance capability they possess. Furthermore, the tuner of gamelan Banjar has a cognition in contriving the strides within the frequency of tone keys which based on the characteristics of its cultural music taste. The researcher utilizes qualitative method as the primary method in collecting information and data on the field in the stage of data collection. The quantitative method as a secondary method here is used to assist the researcher in calculating and validating the frequency of the data collected from gamelan Banjar instrument which is present on the field so he could get a clearer picture. A conceptual framework which is based on the empirical knowledge about the buyers and the tuner of gamelan Banjar becomes the basis of the analysis to uncover the relationship between the buyer and tuner of gamelan Banjar. This distinction is clearly illustrated in the frequency of tones keys of gamelan Banjar, whereas the stride and its gembyangan do not change significantly. The differences in the frequency of the tone pitches rely on the varied voice timbre of the mastermind. gamelan Banjar who has completed tuned will be the representative owners. Caruk and payau become a mark of quality results from the relationship between the buyer and the tuner of gamelan Banjar.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Balai Bahasa Banjarmasin. Kamus Bahasa Banjar Dialek Hulu-Indonesia Edisi Pertama. Banjarbaru: Departemen Pendidikan Nasional, Pusat Bahasa, 2008

Bourdiue, Piere. Distictions: A Social Critique Of The Judgement Of Taste. Cambridge, Massachusetts: Harvard University Press, 1984

---------------. 1989. The Social Space and The Genesis Of Groups. Translate by Richard Nice. Jurnal Theorie et Methodes. London, Beverly Hills, New Delhi: SAGE Sosicial Sciene Information.

Hastanto. Sri. 2009. Konsep Pathet Dalam Karawitan Jawa. Surakarta: ISI Press

-------------. Tim. Redefinisi Laras Slendro. Laporan Penelitian Tahun Pertama Tim Pascasarjana ISI Surakarta. Surakarta: ISI Surakarta, 2015

------------. Ngeng dan Reng: Persandingan Sistem Laras Gamelan Ageng Jawa dan Gong Kebyar Bali. Surakarta: ISI Press, 2012

Maizier, Pipit. (Habitus x Modal) + Ranah = Praktik.Yogyakarta: Jalasutra, 2009

Narasumber:

Sarbaini, AW. 66 Tahun, Datu Astaparana Kesultanan Banjar, Pelaras gamalan Banjar, Budayawan. Kalimantan Selatan, Barikin

Sunarno, 52 Tahun. Seniman Karawitan Banjar, Pelaras gamalan Banjar. Kalimantan Selatan, Barikin.

Taufik Rahman, 38 Tahun. Dalang, pelaras gamalan Banjar, seniman karawitan Banjar. Kalimantan Selatan, Panggung.

Dimansyah, 63 Tahun. Dalang wayang kulit purwa Banjar, Pelaras gamalan Banjar. Kalimantan Selatan, Pantai Hambawang

Rahmadi, 68 Tahun. Dalang wayang kulit purwa Banjar, Pelaras gamalan Banjar. Kalimantan Selatan, Talaga Langsat.

Busera Zuddin, 72 Tahun. Dalang wayang kulit purwa Banjar, Pelaras gamalan Banjar. Kalimantan Selatan. Tatah Barikin

Downloads

Published

2018-07-11

Issue

Section

Articles