Pengalaman empiris menjadi sebuah ide dalam penciptaan musik
Main Article Content
Abstract
Downloads
Article Details
License and Copyright Agreement
In submitting the manuscript to the journal, the authors certify that:
- They are authorized by their co-authors to enter into these arrangements.
- The work described has not been formally published before, except in the form of an abstract or as part of a published lecture, review, thesis, or overlay journal. Please also carefully read Dewa Ruci's Posting Your Article Policy at https://jurnal.isi-ska.ac.id/index.php/dewaruci/about/editorialPolicies#peerReviewProcess
- That it is not under consideration for publication elsewhere,
- That its publication has been approved by all the author(s) and by the responsible authorities – tacitly or explicitly – of the institutes where the work has been carried out.
- They secure the right to reproduce any material that has already been published or copyrighted elsewhere.
- They agree to the following license and copyright agreement.
Copyright
Authors who publish with Dewa Ruci: Jurnal Pengkajian dan Penciptaan Seni agree to the following terms:
- Authors retain copyright and grant the journal right of first publication with the work simultaneously licensed under a Creative Commons Attribution License (CC BY-SA 4.0) that allows others to share the work with an acknowledgment of the work's authorship and initial publication in this journal.
- Authors are able to enter into separate, additional contractual arrangements for the non-exclusive distribution of the journal's published version of the work (e.g., post it to an institutional repository or publish it in a book), with an acknowledgment of its initial publication in this journal.
- Authors are permitted and encouraged to post their work online (e.g., in institutional repositories or on their website) prior to and during the submission process, as it can lead to productive exchanges, as well as earlier and greater citation of published work.
Licensing for Data Publication
Dewa Ruci: Jurnal Pengkajian dan Penciptaan Seni use a variety of waivers and licenses, that are specifically designed for and appropriate for the treatment of data:
Open Data Commons Attribution License, http://www.opendatacommons.org/licenses/by/1.0/ (default)
Creative Commons CC-Zero Waiver, http://creativecommons.org/publicdomain/zero/1.0/
Open Data Commons Public Domain Dedication and Licence, http://www.opendatacommons.org/licenses/pddl/1-0/
Other data publishing licenses may be allowed as exceptions (subject to approval by the editor on a case-by-case basis) and should be justified with a written statement from the author, which will be published with the article.
Open Data and Software Publishing and Sharing
The journal strives to maximize the replicability of the research published in it. Authors are thus required to share all data, code or protocols underlying the research reported in their articles. Exceptions are permitted but have to be justified in a written public statement accompanying the article.
Datasets and software should be deposited and permanently archived inappropriate, trusted, general, or domain-specific repositories (please consult http://service.re3data.org and/or software repositories such as GitHub, GitLab, Bioinformatics.org, or equivalent). The associated persistent identifiers (e.g. DOI, or others) of the dataset(s) must be included in the data or software resources section of the article. Reference(s) to datasets and software should also be included in the reference list of the article with DOIs (where available). Where no domain-specific data repository exists, authors should deposit their datasets in a general repository such as ZENODO, Dryad, Dataverse, or others.
Small data may also be published as data files or packages supplementary to a research article, however, the authors should prefer in all cases a deposition in data repositories.
References
Nazar, Sahrul. “Estetika Struktur dan Estetika Tekstur Pertunjukan Teater Wayang Padang Karya Wisran Hadi”, Solo: Pascasarjana ISI Surakarta, 2015.
Pramayoza, Dede. Lapau: Sebuah Refleksi Budaya Teater. Padang: Padang Today, 2008.
NARASUMBER:
Ery Mefri (65), Koreografer. Rimbo Tarok Kuranji Padang, Sumatera Barat
Muhammad Bakri, (58), Kepala Jorong (Ketua Grup Randai “Harimau Sati”). Jorong Sungai Gemuruh Sijunjung, Sumatera Barat.
Mushra Dahrizal (67), Budayawan. Perumahan Taruko Padang, Sumatera Barat.
Tabardi (62), Kepala Jorong (Ketua Grup “Gading Batuah”). Jorong Ranah Si Gading Sijunjung, Sumatera Barat.
GLOSARIUM
Alur: Alur/batasan.
Bansi: Alat musik tradisional Minangkabau yang terbuat dari bambu,yang dimainkan dengan cara di tiup, dan mempunyai lobang berjumlah delapan.
Jangko: Jangkar.
Kamanakan : Sebutan untuk anak dari saudara perempuan.
Katuak-katuak: Alat yang terbuat dari bambu/canang yang digantungkan di luar lapau untuk memberikan informasi kepada masyarakat sebelum adanya teknologi digital.
Lapau: Salah satu tempat makan dan minum, tempat bersosialisasi, transaksi nilai budaya, serta tempat pertukaran informasi bagi masyarakat Minangkabau.
Mahota: Pembicaraan yang dilakukan di lapau dengan tidak menentukan tema yang akan dibahas.
Niniak mamak: Pemimpin dalam suku kaum di Minangkabau.
Pahota: Pengunjung lapau yang suka berdiskusi, argumen dan membahas suatu topik pembicaraan
Palanta:tempat duduk yang tidak memiliki sandaran
Patuik: Patut, kepatutan.
Pitih: Alat transaksi untuk jual beli (uang dengan barang) di Minangkabau.
Rumah gadang: Ruang seremonial kaum untuk pembicaraan persoalan adat.
Saluang: Alat musik tradisional di Minangkabau yang terbuat dari bambu,yang dimainkan dengan cara ditiup,dan mempunyai lobang berjumlah empat.
Sarunai: Alat musik tradisional di Minangkabau yang terbuat dari bambu,bentuk nya kecil dan mempunyai anak yang di sebut lidah sarunai,dan lobang nya berjumlah empat.
Saua manyaua: Teknik permainan pola ritme oleh tiga atau empat orang yang menghasilkan jalinan pola ritme.
Surau : Tempat belajar bidang agama Islam/ ruang ritual di mana dialog terjadi antara makhluk dengan khaliknya.
Tong-tong: Instrumen musik canang atau alat yang terbuat dari bambu yang digantungkan di luar lapau untuk memberikan informasi kepada masyarakat sebelum adanya teknologi digital.
Tukang panangahi: orang yang berperan untuk memberikan kesimpulan dalam dialog di lapau.
Tukang tarimo: orang yang berperan sebagai korban (bahan olok-olokan) dalam dialog di lapau.
Tukang tongek: orang yang berperan untuk membuka dialog di lapau
Tukang uduah: orang yang berperan me-parodikan dialog di lapau
Urang sumando: laki-laki yang sudah mempunyai istri dan tinggal di rumah orang tua istrinya. keluarga dari istrinya dan masyarakat memanggilnya dengan urang sumando