“LACUR” Interpretasi Kemiskinan Ke dalam Bentuk Musikal

Authors

  • Agus Kastama Putra Program Pascasarjana Institut Seni Indonesia Surakarta
  • Rahayu Supanggah Program Pascasarjana Institut Seni Indonesia Surakarta

DOI:

https://doi.org/10.33153/dewaruci.v11i2.2559

Keywords:

“Lacur”, karya musik

Abstract

Artikel ini merupakan analisis dari penciptaan karya musik yang bertemakan “Lacur”. Kata “Lacur” dalam bahasa Bali dapat diartikan miskin. Karya yang bertemakan Lacur, merupakan karya yang ide dasarnya memusikalisasi kemiskinan yang terjadi pada masa ini. Ada tiga bentuk kemiskinan yang menjadi ide garapan dalam karya musik “Lacur”diantaranya: 1) Kemiskinan Pengetahuan diberi judul “Awidya” 2) Kemiskinan materi diberi judul “I ketunan” dan 3) Kemiskinan Moral yang berjudul “Awidya”. Adapun media ungkap yang digunakan dalam garapan ini ialah Gong Kebyar, Gamelan Joged Bumbung, dan Gamelan Semarandhana. Tujuan dari penciptaan karya yang bertemakan ”Lacur” harapannya ialah agar keadaan kemiskinan yang terjadi dapat ditanggulangi secara lebih dini serta tujuan lainnya adalah keinginan untuk memberi sumbangsih pemikiran terhadap pengolahan yang dapat dilakukan pada ansambel gamelan yang digunakan.Kata Kunci: “Lacur”, karya musik.ABSTRACTThis article is an analysis of the creation of music entitled “Lacur”. The word “Lacur” in Balinese language can be interpreted poor. “Lacur” in this article means a piece of music based on the musical of poverty that occurs today. There are three forms of poverty which is the basis of this article : 1) Knowledge entitled “Awidya”; 2) Material poverty entitled “I Ketunan” ; dan 3) Moral poverty entitled “Awidya”. Media used are Gong Kebyar, Gamelan Joged Bumbung, and Gamelan Semarandhana. The goal of this article is to reduce poverty early on. Beside that, it can contribute ideas to the processing that can be performed on gamelan ensemble used.keywords : “Lacur”, Creation of Music.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Harjana, Suka. Corat-Coret Musik Kontemporer Dulu dan Kini. Jakarta: Ford Foundation dan Masyarakat Seni Pertunjukan Indonesia, 2003.

M. Hakwim, Alma. Bergerak Menurut Kata Hati. (terj. I Wayan Dibya), Jakarta: Masyarakat Seni Pertunjukan Indonesia, 2003.

Marianto,M. Dwi. Quantum Seni . Semarang: Dahara Prize, 2011.

SoedarsoSp. TrilogiSeni: Penciptaan, Eksistensi dan Kegunaan Seni. Yogyakarta: BP ISI Yogyakarta, 2006.

Sumardjo, Jakob. Filsafat Seni. Bandung: ITB, 2000.

Supanggah, Rahayu. Bothekan Karawitan II: Garap. Surakarta: ISI Press Surakarta, 2007.

Waridi. “Memaknai Kekaryaan Karawitan: Dari Sudut Pandang Pendekatan Penciptaannya” dalam Slonding: Jurnal Etnomusikologi Indonesia, Volume 3 Nomor 1 Maret 2006. Yogyakarta: Masyarakat Etnomusikologi Indonesia, 2006.

Warna, I Wayan. Kamus Bali-Indonesia. Denpasar: Dinas Pengajaran Provinsi Daerah Tingkat I Bali, 1978.

Downloads

Published

2019-07-23

Issue

Section

Articles