Peran Puik-puik dalam Kesenian Gandrang Makassar
DOI:
https://doi.org/10.33153/dewaruci.v15i2.2699Keywords:
Puik-puik, Masyarakat, Gandrang Makassar, dan peran.Abstract
ABSTRACT
In general, this music is played by several instruments, not only the poetry and equipped with gandrang, length and katto-katto also actually exist in the separate music. In the next development, only puik-puik and gandrang were launched, which continued to be developed in the owner's community activities. This became the basis for the beginning of the puik-puik research. Puik-Puik in the Gandrang Makassar has a very fundamental role in shaping the harmony of the show. The difference in sound characteristics between gandrang and puik-puik is a strong reason. In the end, puik-puik is always present in the Gandrang dish, while there are several other instruments such as dengkang and katto-katto, which are rarely found at community events. This is closely related to the concept of harmony of the art owner community. Puik-Puik in the Gandrang Makassar art has a very fundamental role in shaping the harmony of the show. The difference in sound characteristics between Gandrang and puik-puik is a strong reason. In the end, puik-puik is always present in the Gandrang dish, while there are several other instruments such as dengkang and katto-katto, which are rarely found at community events. This is closely related to the concept of harmony of the art owner community. Keywords: Puik-puik, Society, Gandrang Makassar, and Role.
ABSTRAK
Umumnya kesenian Gandrang Makassar dimainkan oleh beberapa alat saja, bukan hanya puik-puik dan sepasang gandrang, tetapi dengkang dan katto-katto sebenarnya juga berada dalam seperangkat kesenian tersebut. Pada perkembangan kemudian, hanya puik-puik dan sepasang gandrang yang eksis berkembang dalam kegiatan masyarakat pemilik. Hal ini menjadi landasan awal penelitian puik-puik. Puik-puik dibahas secara mendalam karena belum adanya pengetahuan tentang kenapa hanya puik-puik yang berada dalam kesenian Gandrang Makassar. Sepasang gandrang tidak dipertanyakan karena alat tersebut adalah utama dalam kesenian Gandrang Makassar. Maka dari itu permasalahan mengenai kepentingan dan peran puik-puik dibahas dengan melihat dari sisi masyarakat, kebudayaan, peranan musikal nilai esetetis yang terkandung, dan peranan musikal dalam kesenian Gandrang Makassar. Puik-puik dalam kesenian Gandrang Makassar sendiri mempunyai peran yang sangat elementer mengenai pembentukan harmoni sajian. Perbedaan karakter bunyi antara gandrang dan puik-puik menjadi alasan kuat mengapa puik-puik sangat berperan dalam kesenian tersebut. Pada akhirnya puik-puik selalu ada dalam sajian Gandrang, walaupun beberapa instrumen lain seperti dengkang dan katto-katto sudah jarang ditemui dalam perhelatan masyarakat. Hal ini erat kaitannya mengenai konsep harmoni masyarakat pemilik kesenian.
Kata Kunci: Puik-puik, Masyarakat, Gandrang Makassar, dan peran.
Downloads
References
KEPUSTAKAAN
Hardjana, Suka. 2003. Corat-Coret Musik Kontemporer Dulu dan Kini. Jakarta: MSPI.
Horton, Paul B. Hunt, Chester L. 1993. “SOSIOLOGI”. Jakarta: Erlangga.
Sumardjo, Jacob. 2010. “ESTETIKA PARADOKS” (edisi revisi). Sunan Ambu Press: Bandung.
Wahid, Sugira. 2007. “Manusia Makassar”. Makassar: Pustaka Refleksi
NARASUMBER
Abdul Muin Daeng. Mile. (71 Tahun), anrong guru pagandrang, Bonto Nompo, Gowa.
Daeng. Erang. (70 Tahun), pemain puik-puik senior yang dituakan dan petani, Bonto Nompo, Gowa.
Nurdin Daeng. Lau. (53 Tahun), seniman senior dan Imam mesjid, Bonto Marannu, Gowa.
Sirajuddin Daeng. Pata. (52 Tahun), seniman senior, Bonto Nompo, Gowa.
Downloads
Published
Issue
Section
License
Authors who publish in Dewa Ruci: Jurnal Pengkajian dan Penciptaan Seni agree to the following terms:
- Authors retain copyright and grant the Dewa Ruci: Jurnal Pengkajian dan Penciptaan Seni right of first publication with the work simultaneously licensed under a Creative Commons Attribution License (CC BY-SA 4.0) that allows others to share (copy and redistribute the material in any medium or format) and adapt (remix, transform, and build upon the material) the work for any purpose, even commercially with an acknowledgment of the work's authorship and initial publication in Dewa Ruci: Jurnal Pengkajian dan Penciptaan Seni.
- Authors are able to enter into separate, additional contractual arrangements for the non-exclusive distribution of the journal's published version of the work (e.g., post it to an institutional repository or publish it in a book), with an acknowledgment of its initial publication in Dewa Ruci: Jurnal Pengkajian dan Penciptaan Seni.
- Authors are permitted and encouraged to post their work online (e.g., in institutional repositories or on their website) prior to and during the submission process, as it can lead to productive exchanges, as well as earlier and greater citation of published work (See The Effect of Open Access).
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License