Politik dan Situasi Sosial dalam Sejarah Keroncong di Indonesia

Authors

  • Rully Aprilia Zandra State University of Malang
  • Rustopo Rustopo Fakultas Seni Pertunjukan Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta

DOI:

https://doi.org/10.33153/dewaruci.v15i1.2804

Keywords:

History of Keroncong, Development of Keroncong, Dissemination of Fado

Abstract

Keroncong merupakan musik, instrumen musik, dan genre yang diklaim sebagai warisan budaya indonesia. Keroncong sebagai warisan budaya tentunya memiliki sejarah yang panjang.sejarah yang panjang juga tidak akan luput dari pasang surut dan perkembangan. Pasang surut dan perkembangan umumnya dipengaruhi politik dan situasi sosial. Untuk memetakan sejarah keroncong di Indonesia yang diwarnai politik dan situasi sosial, data dikumpulkan melalui dokumentasi, telaah pustaka, dan wawancara. Data valid dikonfirmasi dan dipaparkan secara kronologis berdasar periodesasinya. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa keroncong bermula dari diseminasi instrumen musik bangsa Portugis yang menjalin hubungan dengan Majapahit. Diseminasi instrumen fado di nusantara mengalami perubahan morfologi dan teknik perlakuan alatnya. Perubahan morfologi dan perlakuan alat ini melahirkan instrumen keroncong atau cukulele. Gaya lirik dibangun oleh kearifan lokal nusantara sesuai demografi dan situasi sosial di masing-masing lokasi penciptaannya. Gaya lirik dan pasang surut popularitas keroncong sebagai kelompok musik didorong dan dihentikan oleh naik turunnya kekuatan politik Portugis, Majapahit, Belanda, Jepang, dan Orde Lama dan Orde Baru.

 

Political and Social Situations in the History of Keroncong in Indonesia


Abstract:Keroncong is music, musical instrument, and the genre that is claimed to be Indonesia's cultural heritage. Keroncong, as a cultural heritage, certainly has a long history. A long history will not escape its ups and downs and developments. Political and social situations generally influence the ups and downs and developments. In order to map the history of keroncong in Indonesia, which is colored by politics and social situations, data is collected through documentation, literature review, and interviews. Valid data are confirmed and presented chronologically based on the periodization. The results of this study indicate that keroncong originated from the dissemination of Portuguese musical instruments, which had a relationship with Majapahit. The dissemination of fado instruments in the archipelago has changed the morphology and treatment techniques of the tools. Changes in the morphology and treatment of this tool gave birth to the keroncong or Cukulele instrument. The local wisdom of the archipelago builds the lyric style according to the demographics and social situations in each location of its creation. The lyric style and the ebb and flow of keroncong's popularity as a musical group was driven and stopped by the ups and downs of the political power of the Portuguese, Majapahit, Dutch, Japanese, and the Old and New Order.

Downloads

Download data is not yet available.

Author Biography

Rully Aprilia Zandra, State University of Malang

Universitas Negeri Malang, 14th National University Rank

References

Bhaba, Homi K. 1994. The Location Of Culture. New York: Routledge.

Ganap, Victor. 2006. “Pengaruh Portugis Pada Musik Keroncong.” Harmonia 02 (4): 1–14.

———. 2011. “Krontjong Toegoe in Tugu Village: Generic Form of Indonesian Keroncong Music.” In , 1–27. Associação Cultural e Museu Cavaquinho.

Harmunah. 1987. Musik Keroncong (Sejarah, Gaya Dan Perkembangan). Pusat Music Liturgi, Jogjakarta.

Haryatmoko. 2010. Dominasi Penuh Muslihat Akar Kekerasan Dan Diskriminasi.

Hidayat, Robby. 2019. “Transformasi Nilai Lokal Yang Diekspresikan Wayang Topeng Malang Sebagai Sumber Pendidikan Karakter.” Imaji 12 (2). https://doi.org/10.21831/imaji.v12i2.3151.

Laksono, Joko Tri. 2015. “Perspektif Historis Campursari Dan Campursari Ala Manthou’S.” Imaji 8 (1). https://doi.org/10.21831/imaji.v8i1.6654.

Rachman, Abdul. 2012. “Bentuk Aransemen Musik Keroncong Asli Karya Kelly Puspito Dan Relevansinya Bagi Remaja Dalam Mengembangkan Musik Keroncong Asli.” Catharsis: Journal of Arts Education 1 (2): 11–15.

Ramadhani, Fandi Akhmad, and Abdul Rachman. 2019. “Resitensi Musik Keroncong Di Era Disrupsi: Studi Kasus Pada O.K Gita Puspita Di Kabupaten Tegal.” Musikolastika: Jurnal Pertunjukan Dan Pendidikan Musik 1 (1): 41–51.

Ratnasari, Dani. 2015. “Perkembangan Musik Keroncong.” E-Journal Pendidikan Sejarah (Avatara) 3 (2).

Romadona, Eko Aprianto. 2019. “Penciptaan Musik Keroncong Dan Wayang Inovatif Dalam Pertunjukan Congwayndut.” Sorai : Jurnal Pengkajian Dan Penciptaan Musik 12 (1): 12–20. Sanjaya, Singgih. 2018. “New Composition Concept for Keroncong Music in the Oboe Concerto with Keroncong and Orchestra Singgih Sanjaya.” IJCAS International Journal of Creative and Arts Studies 5 (2): 75–85. https://doi.org/10.24821/ijcas.v5i2.2413.

Soeharto, M. 1978. Kamus Musik Indonesia. Gramedia Jakarta.

Suharto. 1996. Serba-Serbi Keroncong. Mustika Jakarta.

Triwinarti, Wiwin, and L. Sunarti. 2013. “The Dynamics of Keroncong Music in Indonesia, 1940’s – 2000’s.” Tawarikh: International Journal for Historical Studies 5 (1): 91–102.

Widjajadi, R Agoes Sri. 2005. “Menelusuri Sarana Penyebaran Musik Keroncong.” Harmonia: Journal of Arts Research and Education 6 (2). Zandra, Rully Aprilia. 2011. Mengenal Musik Dunia (Suplemen Musik Untuk SD Dan SMP). 1st ed. Malang: CV Citra Malang.

———. 2014. “Sejarah Musik Keroncong Di Surabaya.” Imaji 12 (1): 74–84.

———. 2019. “Keroncong Gaya Keempat (Kajian Bentuk Dan Gaya Penyajian).” Journal of Art, Design, Art Education And Culture Studies (JADECS) 4 (1): 39–47.

Downloads

Published

2020-09-16

Issue

Section

Articles