ANALISIS KOREOGRAFI SRIKANDI BISMA KARYA DARYONO

Authors

  • Pujiyani - Akademi Seni Mangkunegaran Surakarta Kampus Panti Putera Istana Mangkunegaran Surakarta 57131

DOI:

https://doi.org/10.33153/glr.v15i1.2067

Abstract

Penelitian dengan judul “Analisis Koreografi Srikandi Bisma Karya Daryono†ini mengungkap tentang tari Srikandi Bisma. Persoalan yang menjadi pokok bahasan adalah koreografinya. Pemikiran ini disinergikan dengan teori Sumandiyo Hadi, bahwa koreografi merupakan proses perencanaan, penyeleksian sampai kepada pembentukan gerak tari dengan maksud dan tujuan tertentu. Pengumpulan data dilakukan dengan mengikuti prosedur penelitian kualitatif. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa koreografi Srikandi Bisma dibentuk oleh ketubuhan penari, tema, dan dinamika. Diawali dengan tubuh penari, koreografer menuangkan bentuk sesuai dengan tema sehingga terwujud motif gerak yang perwujudannya terbentuk oleh dinamika. Bentuk gerak yang dihasilkan oleh ketiga aspek tersebut memiliki warna dan corak sendiri. Adapun corak motif gerak tari Srikandi Bisma cenderung tegas dan dinamis dengan karakter antara halus dan gagah (magak). Hal itu ditandai dengan jangkauan gerak yang cenderung mengarah ke sedang dan besar. Melalui tari Srikandi Bisma, Daryono menerapkan gaya madya taya dengan menitikberatkan pada gerak tangan dan kaki sebagai pokok pengekspresiannya.Kata kunci: Analisis, Koreografi, Srikandi Bisma.The research entitled “Analisis Koreografi Srikandi Bisma Karya Daryono†reveals the dance Srikandi Bisma. Problem of this research is the choreography. The ideais adjusted to the theory of Sumandiyo Hadi telling that choreography includes the process of planning, selection up to the composing dance movements with certain purpose and meaning. Data collecting is executed through the procedure of qualitative research. The research finding tells that choreography of Srikandi Bisma is formed by the dancer’s embodying, theme, and dynamic. Started by the dancer’s embodying, the choreographer conveys the form in accordance to the theme so that the movement motives are visualized through the dynamics. The form of movements resulted by the threeaspects has special motives and colors.The motive and color of Srikandhi Bisma tend to be firmed and dynamic betweenfine and strong (magak) characters. It can be seen from the middle and large movement range. In the dance Srikandi Bisma, Daryono applies madya taya style by stressing on the arms and footmovements as the main expression.Keywords: Analysis, choreography, Srikandi Bisma

Downloads

Download data is not yet available.

References

Edy Sedyawati. 1981. Pertumbuhan Seni Pertunjukan.

Jakarta: PT Djaya Pisura.

Hastanto Sri. 2009. Konsep Pathet Dalam karawitan

Jawa. Surakarta: ISI PRESS.

Hutchintion, Ann. 1977. Labanotation or Kinetography

Laban. New York : Theatre Arts Books :

Narawati, Tati. Wajah Tari Sunda Dari Masa Ke Masa.

Bandung: Pusat Penelitian dan

Pengembanggan Pendidikan Seni

Tradisional Universitas Pendidikan Indonesia, 2003.

Nanik Sri Prihatini, dkk. Joget Tradisi Gaya Kasunanan

Surakarta. Surakarta: ISI PRESS

Pamardi, S. 2000. “Peranan S. Maridi dalam

Perkembangan Tari Gaya Surakarta

Sebuah Biografiâ€. Tesis S2 Program Studi

Pengkajian Seni Pertunjukan, Universitas

Gajah Mada Yogyakarta,

Soedarsono. 1978. Diktat Pengantar Pengetahuan

Dan Komposisi Tari.

Sumandiyo Hadi. 2007. Kajian Tari Teks Dan Konteks

Narasumber:

Aloysia Neneng Yunianti (25) : Seniman Tari Alumni

Institut Seni Indonesia Surakarta.

Bambang Suwarno (65) : Tenaga Pengajar Institut

Indonesia Surakarta.

Daryono (58) : Tenaga Pengajar di Institut Seni

Indonesia Surakarta.

Irwan Damasto (26) : Tenaga Pengajar di Institut Seni

Indonesia Surakarta.

Umi Hartono (60) : Empu Tari di Istana Mangkunegaran

Surakarta.

Downloads

Published

2018-04-09

Issue

Section

Articles