LUDICITAS PADA FILM DOKUMENTER “DI BALIK FREKUENSI

Authors

  • Dwi Putri Nugrahaning Widhi Program Pascasarjana Institut Seni Indonesia Surakarta Jl. Ki Hadjar Dewantara No. 19 Kentingan, Jebres, Surakarta, 57126
  • Aton Rustandi Mulyana ISI Surakarta

DOI:

https://doi.org/10.33153/glr.v14i2.2076

Abstract

Tulisan ini mempertanyakan persoalan realitas ludic film dokumenter “Di Balik Frekuensiâ€. Film dokumenter dipercaya akan penghadirannya kebenarannya di hadapan publik, tetapi di balik penghadirannya tersebut sebenarnya terdapat realitas ludic yang disungguhkan oleh pembuat film. Film “Di Balik Frekuensi†terdapat rangkaian realitas yang diciptakan oleh pembuat film melalui dua unsur audio dan visual, di antaranya narasi, ilustrasi musik, sound effect, teks, iklan, slow motion dan fast motion, motion graphic, stock shot dan footage, kemiringan kamera, lensa fish eye, multiple frame, dan epilog. Ludic dalam film “Di Balik Frekuensiâ€Â dipaparkan dalam lima asas yaitu kebebasan, sementara, tertutup, ketertiban dan ketegangan. Pendekatan tafsir digunakan untuk mendukung teori ludic dan teori realitas, sehingga diperoleh makna penghadiran ludic yang disampaikan dalam film “Di Balik Frekuensiâ€. Rangkaian realitas yang dihadirkan tidak lepas dari ideologi pembuatnya. Terselip pesan-pesan khusus dengan rangkaian makna pesan yang disampaikan secara persuasifdan tendensius.Kata kunci: film dokumenter, realitas, ludicThis writing asks about the reality of ludic in documentary film “Di Balik Frekuensiâ€. Documentary film is believed to be true according to public but behind its presence there is actually a ludic reality presented by the film maker. There is a series of reality created by the film maker through audio and visual elements among other things are narration, music illustration, sound effect, text, advertising, slow motion and fast motion, motion graphic, stock shot and footage, camera tilt, fish eye lens, multiple frame, and epilog. Ludic in film “DiBalik Frekuensiâ€is presented in five principles covering freedom, temporary, closed, discipline, and tension. Interpretative approach is used along with the theories of ludic and reality so that the meaning of the presentedludic in film “Di Balik Frekuensi†can be found. The series of realities presented in the film are not out of the maker’s ideology. The film contains special messages with the meaning revealed persuasively and tendentiously.Keywords: documentary film, reality, ludic.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Achlina Leli dan Purnama Suwardi. 2011. Kamus

Istilah Pertelevisian. Jakarta: Kompas

Media Nusantara.

Barthes, Roland. 2010. Imaji Musik Teks. Yogyakarta:

Jalasutra.

Boogs, Joseph. 1992. Cara Menilai Sebuah Film. Terj.

Asrul Sani. Jakarta: Yayasan Citra.

Bordwell David, Kristin Thompson. 2008. Film Art An

Introduction. New York: McGraw-Hill Companies Inc.

Byrne, Bill. 2012. 3D Motion Graphics for 2D Artists.

Kidlington: Focal Press.

Huizinga, Johan. 1990. Homo Ludens. Terj. Hasan

Basari. Jakarta: LP3ES.

Palmer, Richard E. 2005. Hermeneutika. Yogyakarta:

Pustaka Pelajar.

Rose C.AS, Jay. 2009. Postproduction for Film and

Audio. Burlington: Focal Press.

Rushton, Richard. 2011. The Reality of Film. New York:

Manchester University Press.

Sugiarto, Bambang. 2014. “Film dan Hakikatnya,â€

dalam E d. Bambang Sugiarto, Untuk Apa

Seni?. Bandung: Pustaka Matahari.

Wibowo, Fred. 2007. Teknik Produksi Program

Televisi. Yogyakarta: Pinus Book Publisher.

Downloads

Published

2018-04-09

Issue

Section

Articles