KELAHIRAN SEMAR; REPRESENTASI NALAR JAWA (SEBUAH ANALISIS STRUKTURALISME LEVI STRAUSS)

Authors

  • Catur Nugroho Program Pascasarjana Institut Seni Indonesia Surakarta Jl. Ki Hadjar Dewantara No. 19 Kentingan, Jebres, Surakarta, 57126
  • Heddy Shri Ahimsa-Putra UGM Yogyakarta

DOI:

https://doi.org/10.33153/glr.v14i2.2079

Abstract

Penelitian ini berusaha untuk mengungkap model struktur pada lakon Laire Semar yang secara khusus bermuarapada pencapaian makna kelahiran Semar. Penelitian ini menggunakan perspektif strukturalisme Levi-Straussyang berkembang dalam disiplin ilmu antropologi budaya untuk memahami model struktur berpikir orang Jawayang terdapat dalam lakon Laire Semar. Berpijak pada rangkaian peristiwa serta relasi yang muncul dapatditarik beberapa simpulan penting ke arah pemaknaan Semar. Pertama, lakon Laire Semar menampilkanadanya pertentangan antara sinkretisme Jawa-Hindu dan Jawa- Islam. Pertentangan inilah yang kemudianmenempatkan nalar Jawa pada posisi “antara†(liminal), yaitu adanya konsep sak madya yang mengarahpada pencapaian keselarasan. Kedua, lakon Laire Semar menunjukkan adanya sistem klasifikasi simbolikdalam budaya Jawa. Klasifikasi berunsur dua dapat dicermati pada adanya klasifikasi kosmologi mengenaioposisi sukma dan wadag. Klasifikasi ganda-tiga dapat dipahami pada rangkaian peristiwa kelahiran Tejamaya,Ismaya, dan Manikmaya. Adapun klasifikasi berunsur lima yang merujuk pada konsep keblat papat limapancer terimplikasi pada keberadaan Ismaya yang mampu “mengendalikan†empat unsur yang mengelilinginya,yaitu Sang Hyang Wenang, Sang Hyang Tunggal, Tejamaya, dan Manikmaya. Ketiga, kelahiran Semarmerupakan jawaban atas sumpah Sang Hyang Tunggal, yaitu berwujud sukma dan raga serta pada tataranyang lebih dalam perannya sebagai pamong sejati membawa pada kewenangannya atas tri loka. Keempat,kelahiran Semar adalah representasi idealisme nalar Jawa sak madya atau yang tidak berlebihan. Konsekuensilogis dari idealisme ini ialah terciptanya keselarasan dan keharmonisan. Semua ini terimplikasi pada kapasitasIsmaya atau Semar. Oleh karena itu, Semar adalah representasi nalar Jawa.Kata kunci: lakon Laire Semar, Strukturalisme Levi-Strauss, makna, kebudayaan Jawa.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Ahimsa-Putra, Heddy Shri. 2013. Strukturalisme LeviStrauss Mitos dan Karya Sastra.

Yogyakarta: Kepel Press.

Ansari, Isa. 2010. “Kekuasaan Jawa dalam Struktur

Kerajaan Islam dan Pewayangan; Analisis

Strukturalisme Levi-Strauss,†Acintya Jurnal

Penelitian Seni Budaya Vol. 2 No. 1 (Juni

: 45-58.

Boediardjo. 1978. “Wayang: A Refflection of the Aspirations of the Javanese†dalam Ed. Haryati

Soebadio dan C.A du Marchie Sarvaas, Dynamics of Indonesian History. Amsterdam:

Publishing Company, 1978, 97-121.

Geertz, Clifford. 2003. Pengetahuan Lokal. Terj. Vivi

Mubaikah dan Api Danarto. Yogyakarta:

Merapi.

Harpawati, Tatik. 2005. “Kajian Struktural Cerita

Wayang Sumantri Ngenger.†Laporan Penelitian Jurusan Pedalangan ISI

Surakarta.

Herusatoto, Budiono. 1984. Simbolisme dalam Budaya

Jawa. Yogyakarta: Hanindita.

Kayam, Umar. 2001. Kelir Tanpa Batas. Yogyakarta:

Gama Media Untuk Pusat Studi

Kebudayaan (OPSK) UGM.

Koentjaraningrat. 1994. Kebudayaan Jawa. Jakarta:

Balai Pustaka.

Laksono, P.M. 1985. Tradisi dalam Struktur Masyarakat

Jawa Kerajaan dan Pedesaan, Alih–ubah

Model Berfikir Jawa. Yogyakarta: UGM

Press.

Levi-Strauss, Claude. 2009. Antropologi Struktural.

Terj. Ninik Rochani Sjams. Yogyakarta:

Kreasi Wacana.

Mulyono, Sri. 1982. Apa dan Siapa Semar. Jakarta:

Gunung Agung.

Nugroho, Catur. 2013. “Struktur Kekuasaan Jawa

dalam Lakon Kangsa Adu Jago; Perspektif

Strukturalisme Levi-Strauss,†Lakon Jurnal

Pengkajian dan Penciptaan Wayang Vol. X,

No. 2 (Desember 2013): 29-54.

Palmer, Richard E. 2005. Hermeneutika: Teori Baru

Mengenai Interpretasi. Yogyakarta: Pustaka

Pelajar.

Satoto, Soediro. 2000. “Fiksi dan Nonfiksi dalam Seni

Pedalanganâ€, Seni Jurnal Pengetahuan dan

Penciptaan Seni Vol. VIII, No. 02 (Oktober

: 125-151.

Soesilo. 2002. Ajaran Kejawen Philosofi dan Perilaku.

Jakarta: Yusula.

Soetarno, Sarwanto, dan Sudarko. 2007. Sejarah

Pedalangan. Surakarta: Institut Seni Indonesia (ISI).

Soetarno. 2004. Wayang Kulit Perubahan Makna

Ritual dan Hiburan. Surakarta: STSI Press.

Solichin. 2010. Wayang Masterpiece Seni Budaya

Dunia. Jakarta: Sheila Offset.

Sumukti, Tuti. 2005. Semar Dunia Batin Orang Jawa.

Yogyakarta: Galang Press.

Suyanto. 2009. Nilai Kepemimpinan Lakon Wahyu

Makutharama dalam Perspektif Metafisika.

Surakarta: ISI Press.

Wahyudi, Aris. 2012. Lakon Dewa Ruci Cara Menjadi

Jawa; Sebuah Analisis Strukturalisme LeviStrauss dalam Kajian Wayang. Yogyakarta:

Bagaskara.

Zoetmulder. 1990. Manunggaling Kawula Gusti

Pantheisme dan Monisme dalam Sastra

Suluk Jawa. Yogyakarta: Kanisius

Downloads

Published

2018-04-09

Issue

Section

Articles