KELAHIRAN SEMAR; REPRESENTASI NALAR JAWA (SEBUAH ANALISIS STRUKTURALISME LEVI STRAUSS)
Main Article Content
Abstract
pada pencapaian makna kelahiran Semar. Penelitian ini menggunakan perspektif strukturalisme Levi-Strauss
yang berkembang dalam disiplin ilmu antropologi budaya untuk memahami model struktur berpikir orang Jawa
yang terdapat dalam lakon Laire Semar. Berpijak pada rangkaian peristiwa serta relasi yang muncul dapat
ditarik beberapa simpulan penting ke arah pemaknaan Semar. Pertama, lakon Laire Semar menampilkan
adanya pertentangan antara sinkretisme Jawa-Hindu dan Jawa- Islam. Pertentangan inilah yang kemudian
menempatkan nalar Jawa pada posisi “antara†(liminal), yaitu adanya konsep sak madya yang mengarah
pada pencapaian keselarasan. Kedua, lakon Laire Semar menunjukkan adanya sistem klasifikasi simbolik
dalam budaya Jawa. Klasifikasi berunsur dua dapat dicermati pada adanya klasifikasi kosmologi mengenai
oposisi sukma dan wadag. Klasifikasi ganda-tiga dapat dipahami pada rangkaian peristiwa kelahiran Tejamaya,
Ismaya, dan Manikmaya. Adapun klasifikasi berunsur lima yang merujuk pada konsep keblat papat lima
pancer terimplikasi pada keberadaan Ismaya yang mampu “mengendalikan†empat unsur yang mengelilinginya,
yaitu Sang Hyang Wenang, Sang Hyang Tunggal, Tejamaya, dan Manikmaya. Ketiga, kelahiran Semar
merupakan jawaban atas sumpah Sang Hyang Tunggal, yaitu berwujud sukma dan raga serta pada tataran
yang lebih dalam perannya sebagai pamong sejati membawa pada kewenangannya atas tri loka. Keempat,
kelahiran Semar adalah representasi idealisme nalar Jawa sak madya atau yang tidak berlebihan. Konsekuensi
logis dari idealisme ini ialah terciptanya keselarasan dan keharmonisan. Semua ini terimplikasi pada kapasitas
Ismaya atau Semar. Oleh karena itu, Semar adalah representasi nalar Jawa.
Kata kunci: lakon Laire Semar, Strukturalisme Levi-Strauss, makna, kebudayaan Jawa.
Downloads
Article Details
Copyright
Authors who publish with Gelar: Jurnal Seni Budaya agrees to the following terms:
- Authors retain copyright and grant the journal right of first publication with the work simultaneously licensed under a Creative Commons Attribution License (CC BY-SA 4.0) that allows others to share the work with an acknowledgment of the work's authorship and initial publication in this journal.
- Authors are able to enter into separate, additional contractual arrangements for the non-exclusive distribution of the journal's published version of the work (e.g., post it to an institutional repository or publish it in a book), with an acknowledgment of its initial publication in this journal.
- Authors are permitted and encouraged to post their work online (e.g., in institutional repositories or on their website) prior to and during the submission process, as it can lead to productive exchanges, as well as earlier and greater citation of published work.
References
Ahimsa-Putra, Heddy Shri. 2013. Strukturalisme LeviStrauss Mitos dan Karya Sastra.
Yogyakarta: Kepel Press.
Ansari, Isa. 2010. “Kekuasaan Jawa dalam Struktur
Kerajaan Islam dan Pewayangan; Analisis
Strukturalisme Levi-Strauss,†Acintya Jurnal
Penelitian Seni Budaya Vol. 2 No. 1 (Juni
: 45-58.
Boediardjo. 1978. “Wayang: A Refflection of the Aspirations of the Javanese†dalam Ed. Haryati
Soebadio dan C.A du Marchie Sarvaas, Dynamics of Indonesian History. Amsterdam:
Publishing Company, 1978, 97-121.
Geertz, Clifford. 2003. Pengetahuan Lokal. Terj. Vivi
Mubaikah dan Api Danarto. Yogyakarta:
Merapi.
Harpawati, Tatik. 2005. “Kajian Struktural Cerita
Wayang Sumantri Ngenger.†Laporan Penelitian Jurusan Pedalangan ISI
Surakarta.
Herusatoto, Budiono. 1984. Simbolisme dalam Budaya
Jawa. Yogyakarta: Hanindita.
Kayam, Umar. 2001. Kelir Tanpa Batas. Yogyakarta:
Gama Media Untuk Pusat Studi
Kebudayaan (OPSK) UGM.
Koentjaraningrat. 1994. Kebudayaan Jawa. Jakarta:
Balai Pustaka.
Laksono, P.M. 1985. Tradisi dalam Struktur Masyarakat
Jawa Kerajaan dan Pedesaan, Alih–ubah
Model Berfikir Jawa. Yogyakarta: UGM
Press.
Levi-Strauss, Claude. 2009. Antropologi Struktural.
Terj. Ninik Rochani Sjams. Yogyakarta:
Kreasi Wacana.
Mulyono, Sri. 1982. Apa dan Siapa Semar. Jakarta:
Gunung Agung.
Nugroho, Catur. 2013. “Struktur Kekuasaan Jawa
dalam Lakon Kangsa Adu Jago; Perspektif
Strukturalisme Levi-Strauss,†Lakon Jurnal
Pengkajian dan Penciptaan Wayang Vol. X,
No. 2 (Desember 2013): 29-54.
Palmer, Richard E. 2005. Hermeneutika: Teori Baru
Mengenai Interpretasi. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Satoto, Soediro. 2000. “Fiksi dan Nonfiksi dalam Seni
Pedalanganâ€, Seni Jurnal Pengetahuan dan
Penciptaan Seni Vol. VIII, No. 02 (Oktober
: 125-151.
Soesilo. 2002. Ajaran Kejawen Philosofi dan Perilaku.
Jakarta: Yusula.
Soetarno, Sarwanto, dan Sudarko. 2007. Sejarah
Pedalangan. Surakarta: Institut Seni Indonesia (ISI).
Soetarno. 2004. Wayang Kulit Perubahan Makna
Ritual dan Hiburan. Surakarta: STSI Press.
Solichin. 2010. Wayang Masterpiece Seni Budaya
Dunia. Jakarta: Sheila Offset.
Sumukti, Tuti. 2005. Semar Dunia Batin Orang Jawa.
Yogyakarta: Galang Press.
Suyanto. 2009. Nilai Kepemimpinan Lakon Wahyu
Makutharama dalam Perspektif Metafisika.
Surakarta: ISI Press.
Wahyudi, Aris. 2012. Lakon Dewa Ruci Cara Menjadi
Jawa; Sebuah Analisis Strukturalisme LeviStrauss dalam Kajian Wayang. Yogyakarta:
Bagaskara.
Zoetmulder. 1990. Manunggaling Kawula Gusti
Pantheisme dan Monisme dalam Sastra
Suluk Jawa. Yogyakarta: Kanisius