AKNA SIMBOLIS RAPA’I GELENG DI SANGGAR BUJANG JUARA DESA SEUNELOP KECAMATAN MANGGENG KABUPATEN ACEH BARAT DAYA PROVINSI ACEH
DOI:
https://doi.org/10.33153/glr.v14i2.2081Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk memahami makna simbolik Tari Rapa'i Geleng yang terdapat di Sanggar Bujang Juara, Desa Seunelop, Kecamatan Manggeng, Kabupaten Aceh Barat Daya. Untuk menjawab permasalahanini, penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan etno-koreologi. Data lapangan dikumpulkan dengan teknik etno-koreologi dari Kurath. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa posisi Rapa'i Geleng diDesa Seunelop adalah sebagai kesenian yang digunakan sebagai bagian dari media untuk melakukan dakwah agama islam, dan juga sebagai aktivitas sosial bagi masyarakat setempat. Dari bentuk koreografi, tari Rapa'iGeleng merepresentasikan tarian religi yang ditunjukkan oleh adanya unsur-unsur yang bisa ditemukan di dalam koreografinya, dimana unsur-unsur tersebut mencerminkan ketentuan-ketentuan hidup menurut agamaIslam. Tari Rapa'i Geleng juga adalah salah satu aktivitas kesenian bagi komunitas lokal masyarakat di Desa Seunelop, Kecamatan Manggeng, Kabupaten Aceh Barat Daya. Makna simbolik tari Rapa'i Geleng adalahsebagai salah satu ekspresi keimanan terhadap agama Islam. Tari tradisional ini merupakan salah satu dari kesenian masyarakat Aceh yang memiliki hubungan signifikan dengan dakwah agama Islam, dan juga sebagaisebuah hiburan.Kata kunci: Rapa'i Geleng, koreografi, makna, relijus, tari.This research aims at understanding the symbolic meaning of dance Rapa’i Geleng in Sanggar Bujang Juara, Seunelop, Sub district Manggeng, District of Southwest Aceh. This writing uses qualitative method and ethnochoreology approach to answer the problems. The data is collected by ethno choreology technique by Kurath. The research finding shows that Rapa’i Geleng is placed as a part of media in spreading Islam and also as a social activity for people in the village. From the form of choreography, it can be seen that dance Rapa’i Geleng represents a religious dance indicated by the elements found in its choreography. The elements reflect the norms of life according to Islam. Dance Rapa’’i Geleng also represents an art activity of local society inSeunelop, Sub district Manggeng, District of Southwest Aceh. The symbolic meaning of dance Rapa’i Geleng is as an expression of religiosity towards Islam. The traditional dance represents one of arts belongs to Acehpeople which has significant relationship with the spreading of Islam and also as an entertainment.Keywords: Rapa’i Geleng, choreography, meaning, religious, dance.Downloads
References
Alfian. 1985. Persepsi Masyarakat Tentang
Kebudayaan Kumpulan Karangan. Jakarta.
PT Gramedia.
Bandem, I Made. 1996. Etnologi Tari Bali. Pustaka
Budaya.
Departemen Pendidikan Nasional. 2013. Kamus Besar
Bahasa Indonesia Pusat Bahasa Edisi
Keempat. Jakarta. PT.Gramedia Jakarta.
Doubler, N.H. Margaret. 1959. Tari Sebuah
Pengalaman Seni Yang Kreatif. Terjemahan
A.Tasman. University Of Winconsin Press
Medison.
Pramutomo, R.M. 2005. Antropologi Tari Sebagai
Basis Disiplin Etnokoreologi. Surakarta: ISI
Press.
______________. 2007. Etnokoreologi Nusantara
Batasan Kajian Sistematika Dan Aplikasi
Keilmuannya. Surakarta: ISI Press.
_____________. 2011. Etnokoreologi Seni Pertunjukan
Topeng Tradisional Di Surakarta,
Yogyakarta, Dan Malang. Surakarta: ISI
Press.
Sedyawati, Edi. 1981. Pertumbuhan Seni Pertunjukan.
Jakarta. Sinar Harapan.
Setiabudi Anton. 2010. Fungsi Tari Rapa’i Geleng
Dalam Kehidupan Masyarakat Aceh Barat
Daya Pasca Konflik dan Pasca Tsunami,
Tesis. Surakarta. Program Pascasarjana
Institut Seni Indonesia Surakarta.
Tiro, Tengku Hasan M. 2013. Aceh Di Mata Dunia.
Banda Aceh. Bandar Publishing.
Zentgraff, H.C. 1983. Aceh. Terjemahan Firdaus
Burhan. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Sejarah dan Nilai
Tradisional.
______________. 1989-1990. Diskripsi Tari Rapa’i
Geleng. Banda Aceh. Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan Kantor
Wilayah Propinsi Daerah Istimewa Aceh,
Proyek Pembinaan Kesenian Daerah
Istimewa Aceh.
Narasumber:
Darma Ali (50) tahun, geucik Desa Seunelop
Kecamatan Manggeng Kabupaten Aceh
Barat Daya.
Dindin Achmad Nazmuddin (37) tahun, Seniman dan
Dosen di ISBI Aceh.
Drs. H. Azhar Munthasir, M.Si (56) tahun, Kabid
Bahasa dan Seni. DISBUDPAR Aceh.
Faisal (36) tahun, syahi (vokalis) tari Rapa’i Geleng
Bujang Juara Desa Seunelop Kecamatan
Manggeng Kabupaten Aceh Barat Daya.
Hj. Nurjannah Bey (73) tahun, masyarakat Kecamatan
Manggeng Kabupaten Aceh Barat Daya.
Mellur Idhayanti (26) tahun, Guru Seni Budaya
Kecamatan Manggeng Kabupaten Aceh
Barat Daya.
Mizwardi (26) tahun, penari (syekh) tari Rapa’i Geleng
Bujang Juara Desa Seunelop Kecamatan
Manggeng Kabupaten Aceh Barat Daya.
Nasruddin (Syekh Yong) (53) tahun, pembina dan
pemimpin tari Rapa’i Geleng Bujang Juara,
Maestro Tari Rapa’i Geleng Aceh.
Rismawati (45) tahun. Kabid Pemberdayaan
Perempuan dan Olahraga. Kecamatan
Manggeng Kabupaten Aceh Barat Daya.
Said Firdaus (55) tahun, Tuha Peut Desa Seunelop
Kecamatan Manggeng Kabupaten Aceh
Barat Daya.
Suhaibah (55) tahun, masyarakat Kecamatan
Manggeng Kabupaten Aceh Barat Daya.
Sulaiman Juned (50) tahun, Dosen dan seniman Aceh.
Syari (50) tahun. Imam Mesjid Gampong Glee Madat.
Syarifuddin (60) tahun, Tengku (ustad) di Balai
Pengajian.
Tasyah Maichel Sulaiman (15) tahun, para santri di
balai pengajian Nurul Huda.
Yarlis (55) tahun. Pak Camat Manggeng Kabupaten
Aceh Barat Daya.
Zulfi Hermi (50) tahun. Seniman tari tradisi Aceh. Banda
Aceh.
Downloads
Published
Issue
Section
License
Copyright
Authors who publish with Gelar: Jurnal Seni Budaya agrees to the following terms:
- Authors retain copyright and grant the journal right of first publication with the work simultaneously licensed under a Creative Commons Attribution License (CC BY-SA 4.0) that allows others to share the work with an acknowledgment of the work's authorship and initial publication in this journal.
- Authors are able to enter into separate, additional contractual arrangements for the non-exclusive distribution of the journal's published version of the work (e.g., post it to an institutional repository or publish it in a book), with an acknowledgment of its initial publication in this journal.
- Authors are permitted and encouraged to post their work online (e.g., in institutional repositories or on their website) prior to and during the submission process, as it can lead to productive exchanges, as well as earlier and greater citation of published work.