Dinamika Perkembangan Seni Karawo Gorontalo

Main Article Content

I Wayan Sudana

Abstract

ABSTRAK

 

Seni Karawo merupakan seni ornamen tekstil tradisional yang unik dan berkembang dinamis. Dinamika perkembangan seni Karawo diduga terjadi melalui fase-fase tertentu dan dipengaruhi oleh berbagai faktor. Penelitian ini bertujuan mengungkap fase-fase perkembangan seni karawo serta faktor-faktor yang memengaruhi. Penelitian menggunakan metode kualitatif. Data dikumpulkan melalui wawancara, observasi, telaah dokumen, dan studi pustaka. Data dianalisis secara interaktif melalui tahap reduksi data, display data serta pembahasan, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan, dinamika perkembangan seni karawo dengan berbagai faktor yang memengaruhi terjadi melalui lima fase, yaitu: 1) seni karawo sebagai aktivitas berkesenian dipengaruhi oleh daya kreativitas kreator, kebutuhan keindahan, dan sulam kristik; 2) seni karawo sebagai kegiatan adat dipengaruhi oleh kerumitan seni karawo, kehormatan keluarga dan legitimasi adat; 3) seni karawo sebagai komoditas dipengaruhi oleh keunikan dan keindahan seni karawo, desainer motif, dan kepentingan ekonomi; 4) seni karawo sebagai identitas budaya dipengaruhi oleh keunikan seni karawo dan rasa kesukuan; dan 5) seni karawo sebagai budaya massa (budaya populer) dipengaruhi oleh keunikan dan keindahan seni karawo, kebutuhan ekonomi, media massa, dan popularitas daerah.

 

Kata kunci: seni karawo, faktor internal dan eksternal, dinamika perkembangan.

 

ABSTRACT

 

Karawo Art is a unique and dynamic traditional textile ornament art. The dynamics of the development of Karawo’s art are thought of occurred through certain phases and were influenced by various factors. This study aims to reveal the phases of the development of karawo art and the factors that influence it. The research uses qualitative methods. Data is collected through interviews, observation, document review, and literary study. The data are analyzed interactively through the stages of data reduction, data display and discussion, and drawing conclusions. The results show that the dynamics of karawo art development with the various influencing factors occurred through five phases, namely: 1) karawo art as an artistic activity is influenced by creator’s creativity, the beauty needs, and cross stitching; 2) karawo arts as customary activities are influenced by the complexity of karawo art, family honor and customary legitimacy; 3) karawo art as a commodity is influenced by the uniqueness and beauty of karawo art, motives designer, and economic interests; 4) karawo art as a cultural identity is influenced by the uniqueness of karawo art and ethnicity; and 5) karawo art as a mass culture (popular culture) is influenced by the uniqueness and beauty of karawo art, economic needs, mass media, and regional popularity.

 

Keywords: karawo art, internal and external factors, development dynamics

Downloads

Download data is not yet available.

Article Details

Section
Articles

References

Abdussamad, Kadir. Empat Aspek Adat Daerah Gorontalo. Gorontalo: Pemda Tingkat II Gorontalo Bekerja Sama Dengan FKIP Univ. Sam Ratulangi di Gorontalo, 1985.

Bank Indonesia Kantor Gorontalo.”Pengembangan Kerajinan Sulaman Karawo.” Dokumen, KBI Gorontalo, 2011.

Chamaz, Kathy. “The Power and Potential of Grounded Theory.” A Journal of the BSA MedSoc Group 6, No. 3: 1-15, 2012.

Departemen Perindustrian Kabupaten Gorontalo. “Apa Itu Sulaman Karawo Gorontalo.” Dokumen, Kandep Perindustrian Kabupaten Gorontalo, 1993.

Dharsono. “Pencitraan Seni: Produk Kreatif Pada Lembaga Pendidikan Seni sebagai Modal/ Aset untuk Membangun “Brand Image.” Prosiding Seminar Nasional Perguruan Tinggi Seni dalam Era Ekonomi Kreatif, Surakarta: ISI Press Bekerja Sama dengan Program Pascasarjana ISI Surakarta, 2012.

Disperindag Provinsi Gorontalo. “Berkas Pengajuan Hak Paten Seni Karawo.” Dokumen Kantor Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Gorontalo, 2006.

Domili, Burhanudin, Domili, Burhanudin, Maria E. Tangkllisan, dan Agustinus Walukow..Kerajinan Sulaman Kerawang Masyarakat Sulawesi Utara. Manado: Direktorat Sejarah dan Nilai Tradisional, Proyek Pengkajian dan Pembinaan Nilai-Nilai Budaya Sulawesi Utara, 1996/1997.

Hall, Stuart. “Cultural Identity and Diaspora.” Dalam Identity : community, culture, difference, diedit olehJonathan Rutherford, 222-237. London:Lawrence & Wishart, 1990.

Hms/zam. “Promosikan Karawo Idris Berjalan Di Catwalk”, Gorontalo Post, Senin 20 Februari 2012.

Huberman, Michael A. dan Mattew B. Miles. “Manajemen Data dan Metode Analisis.” Dalam Handbook of Qualitative Research, diedit olehNorman K. Denzin dan Yvonna S. Lincon. Terj. Darianto, Badrus S. Fata, Abi, J. Rinaldi, 591-609. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009.

Ibrahim, Idi Subandy. Budaya Populer Sebagai Komunikasi: Dinamika Popscape dan Mediascape Di Indonesia Kontemporer, Yoyakarta: Jalasutra, 2007.

Niode, Alim S. dan Elnino. Abad Besar Gorontalo. Gorontalo: Presnas Publising, 2003.

Niode, Alim S. Gorontalo: Perubahan Nilai-Nilai Budaya dan Pranata Sosial. Jakarta: PT Pustaka Indonesia Press,2007.

Smiers, Joost. Arts Under Pressure. Terj. Umi Haryati. Yogyakarta: Insist Press, 2009.

Sudana, I Wayan, T. Slamet Suparno, Dharsono, Guntur. “Aesthetic Values of Ornaments in Karawo Textile in Gorontalo.” Arts and Design Studies, Vol 68, 1-9, 2018.

Sumarauw, Magdalena J., Salmin Djakaria, dan Lily E.N. Saud. Keberadaan dan Fungsi Seni Karawo Pada Masyarakat Gorontalo. Manado: Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional, 2010.

Suparno, T. SlametPakeliran Wayang Purwa Dari Ritus Sampai Pasar. Surakarta: ISI Press Solo, 2009.

Usman, Azhari. “Motif dan Warna Khas Gorontalo.” Dokumen Disperindag Kab. Gorontalo, 2005.

Walker, John A. Design History and the History of Design. London: Pluto Press, 1989.