Gareng Sumarbagyo: Analisis Karakter Gerak

Main Article Content

Dewi Wulandari

Abstract

Penelitian ini mengungkapkan tentang karakter gerak yang dibawakan Sumar Bagyo ketika membawakan tokoh Gareng di atas panggung wayang maupun di luar panggung wayang. Terdapat tiga persoalan penting yang menjadi pokok bahasan dalam penelitian ini, yaitu bagaimana personifikasi Gareng dalam wayang kulit ke dalam wayang orang?, mengapa Sumar Bagyo memilih Gareng?, karakter gerak gecul Sumar Bagyo dalam mengekspresikan Gareng disetiap pementasannya?. Tujuan penelitian ini adalah mendiskripsikan secara analisis tentang personifikasi Gareng, alasan Sumar Bagyo memilih Gareng, dan tentang karakter gerak gecul yang dibawakan Sumar Bagyo dalam mengekspresikan Gareng menurut versinya. Penelitian ini bersifat kualitatif dengan menggunakan pendekatan etnokoreologi dengan meminjam atau menggunakan beberapa konsep dan teori sebagai pendukung penelitiannya, yaitu teori perubahan sosial A. Boskoff, konsep solah ebrah Slamet yang sesuai dengan teori effort-shape Ann Hutchinson, konsep fisiognomi  Prasetyono, mimic dan expressive gestures oleh Morris. Simpulan dari penelitian ini adalah karakter gerak Gareng Sumar Bagyo cenderung menyempit, volume kecil, mengacu pada bentuk gerak tari Jawa Timur dengan iringan menyentak, bentuk jari selalu dalam posisi kipas atau megar (Jawa).

Downloads

Download data is not yet available.

Article Details

Section
Articles
Author Biography

Dewi Wulandari, Institut Agama Islam Negeri Salatiga

Dosen Seni Tari PGMI IAIN Salatiga

References

Ahimsa-Putra, Heddy Shri. “Etnosains Untuk Etnokoreologi Nusantara (Antropologi dan Khasanah Tari)” dalam Ed. Pramutomo, R.M., Etnokoreologi Nusantara ‘Batasan Kajian, Sistematika, dan Aplikasi Keilmuannya’. Surakarta: ISI Press, 2007, 86-110.

Hadi, Sumandiyo. Kajian Tari Teks dan Konteks. Yogyakarta: Pustaka Book Publisher, 2007.

Hardjowirogo. Sejarah Wayang Purwa. Jakarta: PN Balai Pustaka, 1982.

Haryanto, S. Pratiwimba Adiluhung: Sejarah dan Perkembangan Wayang. Jakarta: Djambatan, 1988.

Hersapandi. Rusman: Antara Magnit Bung Karno & Kharisma gathutkaca Wayang Orang Sriwedari. Yogyakarta: Lembaga Pengembangan Seni dan Pariwisata Indonesia (LP2SPI), 2012.

Kardju. “Kajian Pragmatik Tentang Peranan Wanda Panakawan Dalam Menciptakan Humor Pada Adegan Gara-Gara Pertunjukan Wayang Kulit Purwaí.” Laporan Penelitian. Surakarta: ISI Surakarta, 2009.

Rusini. Gathutkaca di Panggung Soekarno. Surakarta: STSI Press, 2003.

Rustopo (ed). Gendhon Humardani: Pemikiran dan Kritiknya. Surakarta: STSI Press, 1991.

Slamet. Melihat Tari. Karanganyar: LPKBN Citra Sains, 2016.

Soedarsono. Wayang Wong: The State Ritual Dance Drama in the Court of Yogyakarta. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 1997.

Soetarno, AK. Ensiklopedi Wayang. Semarang: Effhar & Dahara Prize, 1992.

Sunarto. “Limbukan, Adegan dalam Pergelaran Wayang Kulit yang Memotivasi Penciptaan Bentuk Baru”, Ekspresi, Jurnal Seni Vol. 6, Tahun 3. (2002): 48-61.

Sunaryo. “Analisis Gerak Tari Gecul Dalam Wayang Topeng Manjungan Ngawen Kabupaten Klaten.” Skripsi S1 Jurusan Tari Fakultas Seni Pertunjukan Sekolah Tinggi Seni Indonesia Surakarta, 1994.

Sutarno dkk. Wanda Wayang Purwa Gaya Surakarta. Surakarta: Sub/bagian Proyek ASKI Surakarta, 1979.

Suyanto, Eko. “Perbandingan Karakteristik Antara Tokoh Panakawan Wayang Kulit Purwa Gaya Yogyakarta dengan Wayang Ukur Karya Sigit Sukasman.” Skripsi S1 Jurusan Pendidikan Seni Kerajinan, Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakata, 2002.

Trisusilowati, Trisno. “Popularitas Mbah Goeno Sebagai Pelawak Yogyakarta Dekade 1970-1990an,” Ekspresi, Jurnal Seni Vol. 6, No. 2. (Oktober 2006): 150-166.