Model Pertunjukan Wayang Sinema Lakon Dewa Ruci sebagai Wahana Pengembangan Wayang Indonesia
DOI:
https://doi.org/10.33153/glr.v17i2.2748Keywords:
model, pertunjukan, wayang sinema, pengembangan, wayang IndonesiaAbstract
Artikel ini bertujuan mendeskripsikan model pertunjukan wayang sinema lakon Dewa Ruci sebagai wahana pengembangan wayang Indonesia. Model pertunjukan wayang sinema dikreasi untuk menjawab berbagai persoalan dunia pedalangan, yaitu minat generasi muda terhadap wayang menurun dan bahaya kepunahan seni pertunjukan wayang di Indonesia. Ada tiga permasalahan yang dikaji, yaitu: (1) bagaimana konsep dasar inovasi pertunjukan wayang sinema; (2) bagaimana struktur pertunjukan wayang sinema lakon Dewa Ruci; dan (3) mengapa model pertunjukan wayang sinema menjadi wahana pengembangan wayang Indonesia. Metode kajian yang digunakan adalah wawancara, studi pustaka, observasi, dan proses inovasi model pertunjukan wayang sinema. Hasil kajian menunjukkan bahwa: (1) model pertunjukan wayang sinema didasarkan pada konsep bentuk, lakon, narasi, sabet, dan musik yang disusun dengan paradigma sinematografi; (2) bentuk pertunjukan wayang sinema merupakan perpaduan antara wayang kulit purwa yang dikemas dengan disiplin sinematografi sehingga berujud film wayang sinema; dan (3) model pertunjukan wayang sinema lakon Dewa Ruci menjadi model pengembangan wayang Indonesia dengan kandungan nilai budi pekerti dan kebaharuan bentuk pertunjukan sesuai perkembangan zaman.Downloads
References
Anderson, Benedict R O’G. 2000. Mythology and The Tolerance of The Javanese. Terjemahan Ruslani. Yogyakarta: Qalam.
Haryono, Timbul. 2008. Seni Pertunjukan dan Seni Rupa dalam Perspektif Arkeologi Seni. Surakarta: ISI Pres Solo.
Kuwato. 1990. “Tinjauan Pakeliran Padat Palguna Palgunadi Karya Bambang Murtiyoso DS” Laporan Penelitian STSI Surakarta.
---------. 2001. “Pertunjukan Wayang Kulit di Jawa Tengah Suatu Alternatif Pembaruan: Sebuah Studi Kasus”. Tesis UGM Yogyakarta.
Mangkunegoro VII, KGPAA. 1933. ”On the Wayang Kulit (Puwa) and Its Symbolic and Mystical Elements”. Terjemahan Claire Holt Original text published in Jawa. Vol. XIII,
Mulyono, Sri. 1975. Wayang Asal-usul Filsafat dan Masa Depannya. Jakarta: Alda.
Murtiyoso, Bambang, Sumanto, Suyanto, Kuwato. 2007. Teori Pedalangan: Bunga Rampai Elemen-elemen Dasar Pakeliran. Surakarta: ISI Surakarta Press dan CV Saka Production.
Murtiyoso, Bambang, Waridi, Suyanto, Kuwato, Harijadi Tri Putranto. 2004. Pertumbuhan dan Perkembangan Seni Pertunjukan Wayang. Surakarta: Citra Etnika Surakarta.
Musbikin, Imam. 2010. Serat Dewa Ruci (Misteri Air Kehidupan). Jogjakarta: Diva Press.
Satoto, Soediro. 1989. Pengkajian Drama I. Surakarta: Sebelas Maret University Press.
Solichin dan Suyanto 2011. Pendidikan Budi Pekerti dalam Pertunjukan Wayang. Jakarta: yayasan Senawangi.
Solichin. 2011. Falsafah Wayang Intangible Heritage of Humanity. Jakarta: Senawangi.
Sunardi. 2013. Nuksma dan Mungguh: Konsep Dasar Estetika Pertunjukan Wayang. Surakarta: ISI Press.
---------. 2016. “Model-model Pengembangan Wayang untuk Generasi Muda”. Dalam Lakon Jurnal Pengkajian dan Penciptaan Wayang. Vol. XIII No.1, Desember 2016. Surakarta: ISI Press.
Tanaya, R. 1979. Bima Suci. Jakarta: Balai Pustaka.
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan.
Downloads
Published
Issue
Section
License
Copyright
Authors who publish with Gelar: Jurnal Seni Budaya agrees to the following terms:
- Authors retain copyright and grant the journal right of first publication with the work simultaneously licensed under a Creative Commons Attribution License (CC BY-SA 4.0) that allows others to share the work with an acknowledgment of the work's authorship and initial publication in this journal.
- Authors are able to enter into separate, additional contractual arrangements for the non-exclusive distribution of the journal's published version of the work (e.g., post it to an institutional repository or publish it in a book), with an acknowledgment of its initial publication in this journal.
- Authors are permitted and encouraged to post their work online (e.g., in institutional repositories or on their website) prior to and during the submission process, as it can lead to productive exchanges, as well as earlier and greater citation of published work.