Model Pertunjukan Wayang Sinema Lakon Dewa Ruci sebagai Wahana Pengembangan Wayang Indonesia

Main Article Content

Sunardi Sunardi

Abstract

Artikel ini bertujuan mendeskripsikan model pertunjukan wayang sinema lakon Dewa Ruci sebagai wahana pengembangan wayang Indonesia. Model pertunjukan wayang sinema dikreasi untuk menjawab berbagai persoalan dunia pedalangan, yaitu minat generasi muda terhadap wayang menurun dan bahaya kepunahan seni pertunjukan wayang di Indonesia. Ada tiga permasalahan yang dikaji, yaitu: (1) bagaimana konsep dasar inovasi pertunjukan wayang sinema; (2) bagaimana struktur pertunjukan wayang sinema lakon Dewa Ruci; dan (3) mengapa model pertunjukan wayang sinema menjadi wahana pengembangan wayang Indonesia. Metode kajian yang digunakan adalah wawancara, studi pustaka, observasi, dan proses inovasi model pertunjukan wayang sinema. Hasil kajian menunjukkan bahwa: (1) model pertunjukan wayang sinema didasarkan pada konsep bentuk, lakon, narasi, sabet, dan musik yang disusun dengan paradigma sinematografi; (2) bentuk pertunjukan wayang sinema merupakan perpaduan antara wayang kulit purwa yang dikemas dengan disiplin sinematografi sehingga berujud film wayang sinema; dan (3) model pertunjukan wayang sinema lakon Dewa Ruci menjadi model pengembangan wayang Indonesia dengan kandungan nilai budi pekerti dan kebaharuan bentuk pertunjukan sesuai perkembangan zaman.

Downloads

Download data is not yet available.

Article Details

Section
Articles
Author Biography

Sunardi Sunardi, Institut Seni Indonesia Surakarta

Jurusan Pedalangan, Fakultas Seni Pertunjukan, ISI Surakarta

References

Anderson, Benedict R O’G. 2000. Mythology and The Tolerance of The Javanese. Terjemahan Ruslani. Yogyakarta: Qalam.

Haryono, Timbul. 2008. Seni Pertunjukan dan Seni Rupa dalam Perspektif Arkeologi Seni. Surakarta: ISI Pres Solo.

Kuwato. 1990. “Tinjauan Pakeliran Padat Palguna Palgunadi Karya Bambang Murtiyoso DS” Laporan Penelitian STSI Surakarta.

---------. 2001. “Pertunjukan Wayang Kulit di Jawa Tengah Suatu Alternatif Pembaruan: Sebuah Studi Kasus”. Tesis UGM Yogyakarta.

Mangkunegoro VII, KGPAA. 1933. ”On the Wayang Kulit (Puwa) and Its Symbolic and Mystical Elements”. Terjemahan Claire Holt Original text published in Jawa. Vol. XIII,

Mulyono, Sri. 1975. Wayang Asal-usul Filsafat dan Masa Depannya. Jakarta: Alda.

Murtiyoso, Bambang, Sumanto, Suyanto, Kuwato. 2007. Teori Pedalangan: Bunga Rampai Elemen-elemen Dasar Pakeliran. Surakarta: ISI Surakarta Press dan CV Saka Production.

Murtiyoso, Bambang, Waridi, Suyanto, Kuwato, Harijadi Tri Putranto. 2004. Pertumbuhan dan Perkembangan Seni Pertunjukan Wayang. Surakarta: Citra Etnika Surakarta.

Musbikin, Imam. 2010. Serat Dewa Ruci (Misteri Air Kehidupan). Jogjakarta: Diva Press.

Satoto, Soediro. 1989. Pengkajian Drama I. Surakarta: Sebelas Maret University Press.

Solichin dan Suyanto 2011. Pendidikan Budi Pekerti dalam Pertunjukan Wayang. Jakarta: yayasan Senawangi.

Solichin. 2011. Falsafah Wayang Intangible Heritage of Humanity. Jakarta: Senawangi.

Sunardi. 2013. Nuksma dan Mungguh: Konsep Dasar Estetika Pertunjukan Wayang. Surakarta: ISI Press.

---------. 2016. “Model-model Pengembangan Wayang untuk Generasi Muda”. Dalam Lakon Jurnal Pengkajian dan Penciptaan Wayang. Vol. XIII No.1, Desember 2016. Surakarta: ISI Press.

Tanaya, R. 1979. Bima Suci. Jakarta: Balai Pustaka.

Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan.