Angguk Warga Setuju sebagai Tari Ritual Desa Bandungrejo Kecamatan Ngablak Kabupaten Magelang

Main Article Content

Soemaryatmi Soemaryatmi
Mukhlas Alkaf Mukhlas Alkaf
Suharji Suharji
Supriyanto Supriyanto

Abstract

ABSTRAK

Tari Angguk Warga Setuju  merupakan tari yang bertemakan ke Islaman yang digunakan untuk ritual bersih Desa Bandungrejo. Tujuan penelitian adalah untuk mendeskripsikan pelaksanaan pertunjukan Tari Angguk yang digunakan untuk kegiatan ritual desa setempat.

Penelitian Tari Angguk menggunakan metode kualitatif, seluruh data yang diambil berupa  kegiatan seperti adat istiadat, pendukung pertunjukan. Tekhnik pengumpulan data menggunakan prosedur observasi, wawancara, dan dokumentasi. Tekhnik analisis data menggunakan analisis bentuk fungsi dan makna.

Hasil penelitian  yang diperoleh Pertama, Masyarakat  Desa Bandungrejo,  secara umum merupakan masyarakat tradisional yang masih dipengaruhi nilai-nilai tradisi leluhurnya. Masyarakat  sebagian besar  menganut agama Islam akan tetapi sisa-sisa kepercayaan animisme, dinamisme  dan totemisme yang berbaur kepercayaan Hindu dan Budha masih terasa, hal ini tercermin pada sesaji dan doa-doa yang disajikan.  Aktivitas dalam upacara merupakan suatu kebiasaan yang dilakukan secara adat yang didasari oleh ajaran-ajaran para leluhur untuk mencapai tingkat selamat.

Kedua, Para pelaku Tari Angguk dan penonton menjadi bagian integral seni pertunjukan ritual dan bukan nilai estetis yang akan dicapai tetapi berupa nilai religius yang ditujukan kepada pencipta alam agar  dengan tari mendatangkan kedamaian, kesuburan tanah pertanian, dan kebahagian.  Tari Angguk  selalu dikaitan dengan kekuatan magis simpatetis  sehingga menarik minat penonton. Gerak tari bersifat energik, dengan iringan vokal berisi doa-doa dan musik terbangan.

 

Keyword: angguk, ritual, tari, bersih desa.

 

ABSTRACT

 

Angguk Warga Setuju Dance is a dance with Islamic theme for ritual bersih desa at Bandungrejo Village. This research proposed to describe how to perform Angguk Warga Setuju Dance as ritual activity at local.

The research about Angguk Dance is conducted by qualitatively method, which is collection data included all activities such as customs and supporting performance. Data sampling techniques are observation, interview, and documentation. This research uses analysis for function and meaning as its technique of data analysis.

Research results shows: Firstly, generally, people of Bandungrejo Village are traditional societies which still affected by their ancestor’s tradition value. Most of them are belief in Islamic. However, there is remaining belief from animism, dynamism, and totemism that blend in Hindhu and Budha belief that still feel; it reflected in sesaji and prayer presented. Activities within a ceremony have been customary habits based on ancestor’s belief to get safety.

Secondly, performers and audiences of Angguk Dance are integral part of ritual performance; which is not to reach aesthetic value but religious just for Creator, at mean, a dance will result in peace, field fertility, and happiness. Angguk Dance always in relation with magical sympathetic strength, so it attracts audiences’ interest. Dance movements are energetic and accompanied by vocal included prayers and terbangan music.

 

Keywords: angguk, ritual, dance, bersih desa

Downloads

Download data is not yet available.

Article Details

Section
Articles

References

DAFTAR PUSTAKA

Clifford Geertz, 1989. Abangan, Santri, Priyayi dalam Masyarakat Jawa. Jakarta: Pustaka Utama.

Hadi Sumandya, 2006. Seni dalam Ritual Agama. Yogyakarta: Pustaka.

Jazuli M., 2011. Sosiologi Seni, Surakarta: UNS Press.

Kuntowijoyo, 1986. Tema Islam dalam Pertunjukan Rakyat Jawa: Kajian Aspek Sosial, Keagamaan dan Kesenian. Yogyakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Proyek Penelitian dan Pengkajian Kebudayaan Nusantara (Javanologi).

Langer, Suzanne K. Problem of Art terj. Widaryanto. 1988. Bandung: Sunan Ambu.

Maryono, 2011. Penelitian kualitatif Seni Pertunjukan. Surakarta: ISI Press.

M.D, Slamet, 2016. Melihat Tari. Karanganyar: Citra Sains.

Nyoman Kutha Ratna, 2010. Metode Penelitian Kajian Budaya dan Ilmu Sosial Humaniora pada Umumnya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Rohidi, Tjetjep Rohendi, 2011. Metode Penelitian Seni. Semarang: Citra Prima Nusantara.

Soedarsono, 1986. “Pengantar Pengetahuan Tari” Yogyakarta: ASTI.

Soemaryatmi, 2007. Tari Slawatan Angguk Rame Ngargatantra: Kajian Sosiologis. Harmonia Jurnal Pengetahuan dan Pemikiran Seni FPBS UNNES. Semarang: Sendratasik Vol. VIII No. 1/ Januari-April.

____, 2012. Dampak Akulturasi Budaya Pada Kesenian Rakyat Kecamatan Selo Boyolali. Panggung Jurnal Seni Budaya. Bandung: ISBI, 22 (1), 25-36.

____, 2015. “Kreativitas Tari Soreng Sebagai Pelestarian Budaya dan Aset Wisata di Desa Bandungrejo Kecamatan Ngablak Kabupaten Magelang”. Surakarta: Laporan Penelitian.

____, 2015. Sosiologi Seni Pertunjukan Pedesaan. Surakarta: ISI Press.

____, 2018. Karya Kolosal Tari Bandungrejo dalam Rangka Hari Tari Dunia di Surakarta. Panggung Jurnal Seni Budaya Bandung: ISBI, 28 (1) 105-117.

Sri Rochana Widyastutieningrum, 2004. Sejarah Gambyong Seni rakyat Menuju Istana. Surakarta: Penerbit Citra Etnika.

Sri Utami, Usrek Tani Utina, 2019. “Tari Angguk Rodat sebagai Identitas Budaya Masyarakat Desa Seboto Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali”. Jurnal Seni Tari. Semarang: Jurusan Pendidikan Seni Drama Tari dan Musik, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Semarang, Indonesia. 8 (1) 69-82.

Suharji, Sigit Astono, dan Mukhlas Alkaf, 2014. Developing Folk Art Creativity As An Effort to Increase the Creative Industry at Bandungrejo Village, Sub District of Ngablak, District of Magelang. Mudra: Journal Of Art And Cultural. Denpasar: ISI, 29 (3) 265-271.

____, 2014. “Ngesti Utomo Rodhat Dance As A Means Of Bersih Sendang Dadapan Ritual In Boyolali Regency”. Harmonia: Journal of Arts Research and Education. 14 (2) 140-146.

____, 2011. ”Tari Tayub Janggrungan Sebagai Sarana Upacara Ritual Lempokan Nyiwer Sawah Desa Wonosoco Undaan Kudus”. Panggung Jurnal Seni dan Budaya. Bandung: STSI, 21 (3) 306-318.

Narasumber

Pujiono, 37 tahun, Kepala Desa, Penasehat, penari, Bandungrejo, RT 002, RW 009, Bandungrejo, Ngablak, Magelang.

Taryono, 66 tahun, Kepala Dusun, Sesepuh, penari Bandungrejo, RT 002, RW 009, Bandungrejo, Ngablak, Magelang.

Wargo, 67 tahun, Ketua Paguyuban Pangrumpaka Budaya Warga Setuju, penari Bandungrejo, RT 002, RW 009, Bandungrejo, Ngablak, Magelang.

Webtografi

(https://rumaysho.com/19550-doasapu-jagat-paling-sering-dibaca-nabi. html).

(https://shobi-av.blogspot.com/2016/ 02/lirik-qasidah-ya-nabi-salam-alaika.html).

(https://waheed -baly. com/irik-ibadallah-rijalallah/)

(https://belajarjadimanusia.wordpress. com/2013/03/12/teks-ya-hanana-dan-artinya/).