Film Dokumenter Nguri-Uri Banyumasan sebagai Arsip Digital Kebudayaan Banyumas yang Terancam Punah
Main Article Content
Abstract
Dalam stastistik Kebudayaan Indonesia tahun 2019, memaparkan bahwa Indonesia memiliki 2.744 warisan budaya benda, 819 Warisan budaya tak benda, dan 2700 kesenian yang tersebar dalam 34 provinsi. Dari sekian banyak kebudayaan yang ada di Indonesia, dalam tulisan ini penulis akan berfokus pada kebudayaan yang terdapat di daerah Banyumas. Dinas Kepemudaan Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata (Dinporabudpar) Banyumas meliris beberapa kesenian asli Bayumas yang terancam punah, yaitu: Gondolio, Tari Buncis, Dhalang Jemblung, Sintren, Rengkong, Cepetan, Rinding, dan Baritan. Sumber ide penciptaan dalam karya film dokumenter berjudul Nguri-uri Banyumasan ini berupa kebudayaan asli Banyumas yang terancam punah. Proses pembuatan film ini dilakukan melalui tiga tahap, yaitu pra produksi, Produksi dan Pasca Produksi. Film Dokumenter ini mendeskripsikan beberapa budaya tradisional Banyumas yang terancan punah, dengan tujuan menyediakan alternatif media informasi dalam bentuk digital. Hal ini dilakukan sebagai upaya pelestarian kebudayaan tradisional Banyumas dari kepunahan.
Downloads
Download data is not yet available.
Article Details
Issue
Section
Articles
Copyright
Authors who publish with Gelar: Jurnal Seni Budaya agrees to the following terms:
- Authors retain copyright and grant the journal right of first publication with the work simultaneously licensed under a Creative Commons Attribution License (CC BY-SA 4.0) that allows others to share the work with an acknowledgment of the work's authorship and initial publication in this journal.
- Authors are able to enter into separate, additional contractual arrangements for the non-exclusive distribution of the journal's published version of the work (e.g., post it to an institutional repository or publish it in a book), with an acknowledgment of its initial publication in this journal.
- Authors are permitted and encouraged to post their work online (e.g., in institutional repositories or on their website) prior to and during the submission process, as it can lead to productive exchanges, as well as earlier and greater citation of published work.