TARI BUGIS KEMBAR VERSI S. NGALIMAN (Kajian Kritik Holistik)

Main Article Content

Yunita Sari
Maryono Maryono

Abstract

Tari Bugis Kembar merupakan hasil gubahan dan sudah dibakukan ke dalam kaset pita oleh S. Ngaliman pada tahun 1974. Tari Bugis Kembar termasuk jenis tari wireng yang bertemakan keprajuritan. Tari Bugis Kembar disajikan oleh dua penari putra dengan menggunakan gerak tari gagah gaya Surakarta dan gerak pencak silat. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis makna Tari Bugis Kembar versi S. Ngaliman. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan kritik holistik. Adapun metode pengumpulan data yang ditempuh dengan cara studi pustaka, wawancara, dan observasi. Bentuk pembahasan Tari Bugis Kembar versi S. Ngaliman, peneliti menggunakan pendekatan teori kritik holistik pemikiran H. B Sutopo. Untuk mengupas hal-hal yang berkaitan dengan faktor objektif Tari, peneliti menggunakan teori bentuk dari Maryono. Berdasarkan hasil pembahasan keterkaitan ketiga faktor: genetik, objektif, dan afektif Tari Bugis Kembar versi S. Ngaliman, ditemukan maknanya bahwa Tari Bugis Kembar merupakan bentuk tari gagah bertemakan keprajuritan yang secara visual memberikan kesan enerjik, atraktif, ngglece cenderung gecul, humor dan banyak memperlihatkan gerak- gerak akrobatik merupakan sajian yang menghibur dan mengidukasi tentang nilai-nilai keprajuritan. Adapun nilai-nilai keprajuritan tersebut terdiri dari nilai-nilai semangat, ketegasan, keberanian dan daya juang sebagai patriotisme prajurit yang mengedepankan persatuan, kebersamaan dan perdamaian dalam bela negara.Kata Kunci: S. Ngaliman, Tari Bugis Kembar, Kritik Holistik, Makna. Abstract TheBugisKembardance is a composition that was standardized in cassette form by S. Ngaliman in 1974. BugisKembar is a form of wireng dance with a military theme. It is performed by two male dancers who use dance movements based on the masculine Surakarta style repertoire and pencaksilat. The goal of the research is to describe and analyze the meaning of S. Ngaliman’s version of the BugisKembar dance. A qualitative research method is used with a holistic critical approach. The method of data collection includes a library review, interviews, and observation. The discussion on S. Ngaliman’s version of the BugisKembar dance is presented using an ap- proach based on H.B. Sutopo’s holistic critical theory. In order to analyze the elements related to the objective factors of the dance, Maryono’s theory of form is used. Based on the results of the discussion concerning the relationship between the three factors – genetic, objective, and affective– ofS. Ngaliman’s version of the BugisKembar dance, it can be seen that the BugisKembar dance is a form of strong masculine dance with a military theme, which visually presents as an energetic,  attractive, roguish, and humorous performance with acrobatic movements, providing entertain- ment but at the same time educating the audience about military values. These values include zeal, assertiveness, courage, and fighting power, characteristics of the patriotism of a soldier who prioritizes unity, solidarity, and peace while defending his country.Keywords: S. Ngaliman, BugisKembar Dance, Holistic Criticism, and Meaning.

Downloads

Download data is not yet available.

Article Details

Section
Articles

References

Bantolo, Matheus Wasi.

“Alusan Pada Tari Jawa.†Tesis S-2, Institut Seni Indonesia Surakarta. Surakarta.

Haryono.

“S. Ngaliman Tjondropangrawit: Dari Seorang Pengrawit Menjadi Empu Tari Sebuah Biografi.†Tesis S-2, Uni- versitas Gadjah Mada. Yogyakarta.

Maryono.

Analisa Tari. ISI Press. Surakarta.

Sutopo, H.B.

Metedologi Penelitian Kualitatif. Uni- versitas Negeri Sebelas Maret. Surakarta.

Tasman, Agus.

Analisa Gerak Dan Karakter. ISI Press Surakarta. Surakarta.

Widyastutieningrum, Sri Rochana, dkk. 2011. Koreografi I. Institut Seni Indonesia

Surakarta. Surakarta.

NARASUMBER

Anggono K. W., (41 tahun), Dosen Seni Tari ISI Surakarta, Perum Sapaan Raya Jl. Teratai no.12 rt. 3 rw. 10 Mojolaban Sukoharjo.

Bambang Triatmaja, Dosen Seni Tari ISI Yogyakarta, Yogyakarta.

Silvester Pamardi, (58 tahun), Seniman dan Dosen Seni Tari ISI Surakarta, Jaten Karanganyar.

Wahyu Santoso Prabowo, (64 tahun), Dosen Seni Tari ISI Surakarta, Mojosongo Surakarta.