DARI KARYA SASTRA “MENAK CINA” MENJADI SEBUAH KARYA TARI

Authors

  • Rambat Yulianingsih Institut Seni Indonesia Surakarta

DOI:

https://doi.org/10.33153/grt.v15i2.2379

Abstract

AbstrakSeni sastra jawa yang kaya sangat sayang bila hanya tetap menjadi sebuah manuskrip atau catatan tertulis yang tersimpan dalam musium. Keadaan yang demikian tentu tidak semua orang bisa membacanya ataupun mendapatkan akses untuk bisa memanfaatkannya. Dari keadaan tersebut muncul keinginan untuk mencoba membawa kembali khazanah sastra jawa kedalam suatu bentuk karya seni lain dengan harapan agar sastra jawa lebih dikenal dan bisa diapresiasi. Seperti juga Serat Menak yang berasal dari kitab Qissay Emr Hamza, sebuah kesusastraan persia pada pemerintahan Harun Al Rasyid (766-809). Di melayu kisah ini dikenal dengan nama Hikayat Amir Hamza. Salah satu bagian dari Serat Menak adalah Menak Cina. Kisah ini cukup dikenal dalam budaya Jawa Tengah, khususnya Surakarta. Roman tersebut menjadi dikenal oleh jasa R. Ng. Yasadipura I dalam mengubah karya tersebut kedalam bahasa jawa dipadu dengan cerita panji, yang disusun dalam bentuk sekar macapat.Kata kunci: serat menak, literature seni, dan khasanah sastra Jawa. AbstractThe Art literature rich java very fondly if only the remains an manuscripts or a written record stored in museums. The state of being will certainly not everyone can read it or access can use it unit of this condition.Appearing desire to re reading literary into its java a form of artwork another by  hope that literature  java more  famous and can  be appreciated as also a letter menak derived from the Qissay Emr Hamza, an outgrowth literature versi in the government Harun Al Rasyid (786 – 809) In malays this story was known as the Hikayat Amir Hanza, one part of fibers menak  is  menak  china.  This  story  is  known  in  central  java  culture,  especially  Surakarta.  The romance became  famous by  service R.  Ng. Yasadipura  in turn  to the  language of  java .In  inte- grated centera ensign arranged in the form of is now re macapat.Keywords: fiber menak, art literature, and khazanah literature java.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Asikin, Saroni.

Kelaswara Tanding, Bukan Semata Cinta Segitiga, Dalam Kompas.

Attar, Faridudin.

Musyawarah Burung. Terjemahan : Hartono Andangjaya. Jakarta, Dunia Pustaka Jaya.

Bandem, Made dan Sal Murgiyanto.

Teater Daerah Indonesia, Yogyakarta, Kanisius.

Fromm, Erich.

The Art of Loving. Terjemahan : Andri Kristiawan. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.

Harvey, Andrew.

Fortune of The Dessert : Seribu Ilham Kearifan Sufi. Terjemahan : Nur Kholis, Hamid Basyaib. Jakarta : Pustaka Alvabeth.

Heru Satoto, Budiono.

Simbolisme dalam Budaya Jawa. Yogyakarta, Hanindita.

Saleh, Amyrna Leandra.

Naskah Roman Cina Jawa : Bagian dari Khazanah Kesusastraan Jawa.

Sharma, Arvin (ed).

Perempuan Dalam Agama-agama Dunia. Terjemahan : Ade Alimah – Yogyakarta : SUKA Press.

Sindhu, Sunarto; Sumari; F. Yudhi.

Mengantar Wayang Menak di Masa Depan. Jakarta : PT. Gramedia Printing.

Syafa, Ahanah Zakky.

Dan Burungpun Bertasbih (Dentang Cinta para Sufi). Surabaya : Jawara.

Yasadipura I, R.Ng.

Menang Cina. Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Proyek Penerbian Buku Sastra Indonesia dan Daerah.

Yasadipura I, R.Ng.

Menak Cina I – IV. Terjemahan. Alih bahasa : Sudibyo Z.N., alih bahasa : R. Soeparmo. Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Proyek Penerbitan Buku Sastra Indonesia dan Daerah.

Downloads

Published

2019-02-27

Issue

Section

Articles