TARI “DRUBIKSA DARUBEKSI” KARYA NURYANTO SEBUAH RESPON ANTROPOCOSMIC TERHADAP FENOMENA GLOBAL WARMING

Authors

  • Nuryanto Nuryanto Jurusan Tari , Fakultas Seni Pertunjukan Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta

DOI:

https://doi.org/10.33153/grt.v15i2.2426

Abstract

“Drubiksa Darubeksi†adalah sebuah karya tari yang diciptakan oleh Nuryanto, dipersembahkan sebagai tanggapan yang positif terhadap fenomena pemanasan global yangsedang kita alami. “Drubiksa†artinya jahat sedangkan “darubeksi†artinya racun. Karya ini menampilkan kekejaman manusia yang telah mengakibatkan berbagai kerusakan alam yang menyebabkan pemanasan global. Secara kontekstual karya ini telah menjadi kenyataan yang kita alami saat ini. Itu sebabnya pemikiran antropokosmik (manusia sebagai bagian dari alam) sangat penting untuk memelihara alam, untuk menghindari antroposentrisme, yang artinya manusia . Karya seni merupakan bagian dari pemikiran antropokosmik. Seni bercerita dengan cara verbal dan non-verbal. Oleh karena kepekaan dan caranya membentuk

pengetahuan, seni mampu membangun percakapan dengan alam. Itulah jiwa dari “Drubiksa Darubeksiâ€.

 

Katakunci: pemanasan global, antropokosmik, dan seni.

 

Abstract

 

“Drubiksa Darubeksi†is a dance work by Nuryanto which is performed as a positive response to the phenomenon of global warming that we are currently experiencing. “Drubiksa†means evil and “darubeksi†means poison. This work portrays the cruelty of humankind which has produced numerous natural disasters that have caused global warming. This work shows contextually the reality we are now facing. For this reason, ananthropocosmic mind (man as a part of nature) is the key for taking care of nature, to avoid the kind of anthropocentrism through whichman will conquer nature. A work of art is part of an anthropocosmic mind. Art tell us a story in botha verbal and nonverbal way. Because of its sensitivity and its way of shaping of knowledge, art has the ability to build a conversation with nature. This is the spirit of “Drubiksa Darubeksiâ€

 

Keywords: global warming, anthropocosmic, and art

Downloads

Download data is not yet available.

References

Andra, Purnawan. 2009. “Memperingati Hari Bumi 22 April: Visi Antroposmic dan Teologi Ekologis untuk Bumi†dalam Harian Joglosemar edisi 22 Desember.

el-Moezany, Matroni. 2009. “Musibah Banjir dan Kearifan Ekologis†dalam Harian Solopos edisi Jum’at, 06 Februari.

Hadi, Y. Sumandiyo. 2005. Sosiologi Tari. Jogyakarta: Penerbit Pustaka.

Nakagawa, Shin. 2000. Musik dan Kosmos, Sebuah Pengantar Etnomusikologi. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Langer, Suzanne K. 1983. Problematika Seni. Terj. FX. Widaryanto. Bandung: Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Luar Negeri bekerjasama dengan Penelitian Alumni.

Leary, M.R. 2005. Nuggets of Social Psychological Wisdom. Psychological Inquiry.Vol. 16, No. 794.

Royce, Anya Peterson. 2001. Anthropology of Dance. London: Routledge

Downloads

Published

2019-03-29

How to Cite

Nuryanto, N. (2019). TARI “DRUBIKSA DARUBEKSI” KARYA NURYANTO SEBUAH RESPON ANTROPOCOSMIC TERHADAP FENOMENA GLOBAL WARMING. Greget : Jurnal Kreativitas Dan Studi Tari, 15(2). https://doi.org/10.33153/grt.v15i2.2426

Issue

Section

Articles