PERAN JOGED DANYANG DALAM RITUAL BERSIH DESA DI DUSUN NATAH
DOI:
https://doi.org/10.33153/grt.v18i1.2645Abstract
Joged Danyang is the core dance in the village’s clean ritual ceremony held in Natah hamlet of Tirtomoyo district Wonogiri. Natah villagers believe that Natah Hamlet is guarded by Danyang named Gadhung Mlathi. People believe that if not implementing a clean ritual village then there will be catastrophe. The problems that will be discussed in this research are roles and forms. The method used is a qualitative method with a descriptive analytical approach displays the observation results based on the actual circumstances. A discussion on the form of Joged Danyang using the theory of Suzane K. Langer includes: Dancers, motion, makeup, dance music, time and place, and offerings. To discuss the role of Joged Danyang using the theory of Sumandiyo Hadi as worship or adoration to the spirit of ancestors and communication with God or the Almighty, as a means of influencing the power of nature and as a means for legitimacy. Results of this study showed that the form of a Joged Danyang very simple, movement experiencing repetition and view of dancers focus on Danyang furniture. Joged Danyang role respect and communication to the community. Joged Danyang from the clean ritual of the village. Some impacts of entertainment, economic aspects, and aspects of the Social. Thus Joged Danyang has an important role in Natah community of Tirtomoyo Sub-district and surrounding areas.Keywords: Joged Danyang, form, and role.Downloads
References
Geertz, Clifford. 1983. Abangan, Santri, Priyayi, Dalam Masyarakat Jawa. Depok: Komunitas Bambu.
. Tafsir Kebudayaan. 1959. Jakarta: Pt dunia pustaka jaya..
. Kebudayaan Dan Agama. 1992. Yogyakarta: Kanisius..
Hadi, Y. Sumandiyo. 2007. Kajian Tari Teks dan Konteks. Yogyakarta: Jurusan Seni Tari Press.
. 2005. Sosiologi Tari. Yogyakarta. Pustaka.
Herusatoto, Budiono. 2008. Simbolisme Jawa. Yogyakarta: Ombak. Koentjaraningrat. 2002. Manusia Dan Kebudayaan Di Indonesia. Jakarta: Karya Unipress.
. 1984 . Kebudayaan Jawa. Jakarta: Balai Pustaka.
Langer, K. Suzanne. 1988. Problematika Seni. Terj. FX Widaryanto. Bandung: Akademi Seni Tari Indonesia.
Mirdamiwati, Shara Marsita. “Peran Sanggar Seni Kaloka Terhadap Perkembangan Tari Selendang Pemalang di Kelurahan Pelutan Kecamatan Pemalang Kabupaten Pemalang”. Jurnal Seni Tari Universitas Semarang JST 3 (1) 2014.
Nining, Tri Ampuni. 2013. “Fungsi Tari Gambyong Dalam Ritual Bersih Desa Larangan Di Dusun Nano Tawangmangu Kabupaten Karanganyar”. Skripsi: ISI Surakarta.
Riyanti. 2010. “Tayub Dalam Upacara Bersih Desa Di KelurahanMacanan, Kecamatan Kebakkramat Kabupaten Karanganyar”. Skripsi: ISI Surakarta.
Rustopo. 2001. Gendhon Humardani “Sang Gladiator”. Yogyakarta: Yayasan Mahavhira.
Pradjapangrawit. R. Ng. 1990. Serat Sujarah Utawi Riwayating Gamelan Wedhapradangga (Serat Saking Gotek). STSI Surakarta: Surakarta
Shay, Anthony. 2007. Fungsionalisme Imperatif dalam Anya Peterson Royce, Antropologi Tari. Bandung: STSI Press
Soedarsono, R.M. 1978 Pengantar Pengetahuan dan Komposisi Tari. Yogyakarta: ASTI.
. 1972. Jawa dan Bali Dua Pusat Perkembangan Drama Tari Tradisional Indonesia. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
. 1985. Peranan Seni Budaya dalam Kehidupan Manusia Kontuitas dan Perubahan. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
Soekanto, Soerjono. 1990. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Grafindo Persada.
Sri Hastuti. 2010. “Tari Taledhek Dalam Upacara Bersih Desa Tanjungsari Di Desa Dlimas, Kecamatan Ceper, Kabupaten Klaten (kajian bentuk dan fungsi). Skripsi: ISI Surakarta.
Tim penyusun kamus pusat pembinaan dan pengembangan bahasa. Kamus Besar Bahasa Indonesia. 1988. Jakarta: Balai Pustaka.
Tri Suryanti. 2010. “Sredekan Dalam Upacara Bersih Desa Di Desa Karangsari Kecamatan Jatiyoso Kabupaten Karanganyar” Skripsi: ISI Surakarta.
Widyastutieningrum, Sri Rochana. 2007.Tayub di Blora Jawa Tengah Seni Pertunjukan Ritual Kerakyatan. ISI Press Surakarta.
NARASUMBER
Katmo (51 tahun), Kepala Dusun Natah Kecamatan Tirtomoyo Kabupaten Wonogiri.
Partinem (55 tahun), Masyarakat Dusun Natah Kecamatan Tirtomoyo Kabupaten Wonogiri.
Nyi Suwarni (48 tahun), penari Joget Danyang.
Sarti (65 tahun), Masyarakat Dusun Natah Kecamatan Tirtomoyo Kabupaten Wonogiri
Eyang Kastoyo (75 tahun) selaku dukun Dusun Natah.
Patmo (68 tahun) selaku pengrawit pada pertunjukan Joget Danyang.
Ijan (45 tahun) orang yang memelihara ular yang dipercaya oleh masyarakat Dusun Natah sebagai titisan dari Danyang.
Sarti (65 tahun) orang yang terlibat dalam ritual bersih desa. Sutrisno (43 tahun) orang yang terlibat dalam ritual bersih desa. Matheus Wasi Bantolo selaku narasumber mengenai Gadhung Mlathi
Wahyu Santoso Prabowo selaku narasumber mengenai Gadhung Mlathi
Downloads
Published
Issue
Section
License
Copyright
Authors who publish with GREGET agrees to the following terms:
- Authors retain copyright and grant the journal right of first publication with the work simultaneously licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 (CC BY-SA 4.0) that allows others to share the work with an acknowledgment of the work's authorship and initial publication in this journal.
- Authors are able to enter into separate, additional contractual arrangements for the non-exclusive distribution of the journal's published version of the work (e.g., post it to an institutional repository or publish it in a book), with an acknowledgment of its initial publication in this journal.
- Authors are permitted and encouraged to post their work online (e.g., in institutional repositories or on their website) prior to and during the submission process, as it can lead to productive exchanges, as well as earlier and greater citation of published work.