GARAP TARI SANG KARTINI KARYA RAJENDRO SUMARJONO DI KABUPATEN REMBANG
DOI:
https://doi.org/10.33153/grt.v21i1.4438Keywords:
Tari Sang Kartini, Garap, BentukAbstract
Tari Kartini Kabupaten Rembang merupakan karya Rajendro Sumarjono untuk mengikuti Festival dan Lomba Seni Siswa Nasional (FLS2N) tingkat SMP Kabupaten Rembang tahun 2011. Kemudian pada tahun 2014 Tari Sang Kartin diminta oleh Dinas Kebudayaan Kabupaten Rembang dan Dinas Pariwisata yang akan dilaksanakan secara rutin pada tanggal 20 April dalam rangka memperingati HUT RA Kartini di Pendopo Kabupaten Rembang. Permasalahan dalam penelitian ini adalah (1) bagaimana bentuk tari Sang Kartini, (2) bagaimana cara kerja tari Sang Kartini. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif, melalui tahapan observasi, studi pustaka dan wawancara. Mengungkap bentuk karya tari Sang Kartini, menggunakan teori Slamet MD yang membahas tentang unsur-unsur pembentuk tari yang meliputi gerak, ritme, ekspresi atau perasaan, kostum, panggung, dan penari. Sedangkan untuk mengungkap karya tari menggunakan teori Rahayu Supanggah meliputi unsur-unsur kerja seperti bahan kerja atau wilayah kerja, penggarap, sarana kerja, perlengkapan atau alat kerja, penentu kerja, dan pertimbangan kerja. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Tari Kartini merupakan tarian berkelompok yang dibawakan oleh 5 orang penari wanita. Struktur karya terdiri dari 3 bagian yang menggambarkan suasana kesedihan dan semangat juang. Musik pengiringnya merupakan jenis musik pentatonik sebagai pembangun suasana dan sebagai penguat gerak. Karya gerak yang digunakan mengacu pada tari Putri Gaya Surakarta yang dikembangkan dari segi volume, ritme dan tekanan. Sedangkan harta berupa kain merah yang dieksplorasi melambangkan semangat RA yang membara. Kartini. Karya tari ini dibawakan oleh penari wanita dengan postur tubuh yang sama dan dominan dibawakan dengan teknik gerakan kompak yang bertujuan menghadirkan semangat perjuangan. Unsur-unsur dalam karya tari ini dirajut dalam satu alur yang saling terkait yang menggambarkan perjuangan emansipasi perempuan.Downloads
References
Maryono. 2015. Analisa tari. Surakarta: ISI Press
Murgiyanto, S. 1993. Ketika Cahaya Merah Memudar: Sebuah Kritik Tari. Jakarta: Deviri Ganan.
Nurdianasari, A. 2019. Garap Koreografi Tari Gladen Karya Nanuk Rahayu. Tesis Program Studi Penciptaan dan Pengkajian Pasca Sarjana Institut Seni Indonesia Surakarta.
Prabowo, W. S. 1995. Penggarapan Karya Tari. Makalah Diskusi Panel. Surakarta.
Rahayu, N. 2013. Garap Susunan Tari Tradisi Surakarta Pada Tari Retna Tamtama. Greget, 12(2), 210-226.
Sari, E. 2019. Bentuk Pertunjukan Opera Timun Emas Karya Jonet Sri Kuncoro. Skripsi Tugas Akhir Fakultas Seni Pertunjukan Institut Seni Indonesia Surakarta.
Slamet. 2014. Barongan Blora Menari di atas Politik dan Terpaan zaman. Surakarta: Citra Sains LPKPN Surakarta.
Soedarsono, R. M. 1978. Pengantar Pengetahuan dan Komposisi Tari. Yogyakarta: Akademi Seni Tari Indonesia.
Supanggah, R. 2007. Bothekan Karawitan ll: Garap. Surakarta: ISI Press.
Downloads
Published
Issue
Section
License
Copyright (c) 2022 Anita Anita, Soemaryatmi Soemaryatmi

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
Copyright
Authors who publish with GREGET agrees to the following terms:
- Authors retain copyright and grant the journal right of first publication with the work simultaneously licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 (CC BY-SA 4.0) that allows others to share the work with an acknowledgment of the work's authorship and initial publication in this journal.
- Authors are able to enter into separate, additional contractual arrangements for the non-exclusive distribution of the journal's published version of the work (e.g., post it to an institutional repository or publish it in a book), with an acknowledgment of its initial publication in this journal.
- Authors are permitted and encouraged to post their work online (e.g., in institutional repositories or on their website) prior to and during the submission process, as it can lead to productive exchanges, as well as earlier and greater citation of published work.