MAKNA SIMBOLIK TARI SESANDURAN DI KABUPATEN TUBAN
Main Article Content
Abstract
Downloads
Article Details
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
Copyright
Authors who publish with GREGET agrees to the following terms:
- Authors retain copyright and grant the journal right of first publication with the work simultaneously licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 (CC BY-SA 4.0) that allows others to share the work with an acknowledgment of the work's authorship and initial publication in this journal.
- Authors are able to enter into separate, additional contractual arrangements for the non-exclusive distribution of the journal's published version of the work (e.g., post it to an institutional repository or publish it in a book), with an acknowledgment of its initial publication in this journal.
- Authors are permitted and encouraged to post their work online (e.g., in institutional repositories or on their website) prior to and during the submission process, as it can lead to productive exchanges, as well as earlier and greater citation of published work.
References
Agustin, W. D. S. 2019. Makna Simbolis Tari Mayang Rontek di Kabupaten Mojokerto. Skripsi Jurusan Tari Institut Seni Indonesia Surakarta.
Bandem, I. M. 2000. Etnologi Tari Bali. Denpasar: Kanisius.
Budi, E. 2017. Makna Simbolik Tari Macanan dalam Barongan Blora. Tesis, Intitut Seni Indonesia Surakarta.
Fanny, R. 2021. Proses Kreatif Penciptaan Tari Lencir Kuning karya Sumardi. Skripsi Jurusan Tari Institut Seni Indonesia Yoyakarta.
Hadi, S. Y. 2016. Seni Pertunjukan dan Masyarakat Penonton. Yogyakarta: Cipta Media.
Kasim, A. 1981. Teater Rakyat di Indonesia. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
------------. 2006. Mengenal Teater Tradisional di Indonesia. Jakarta: Dewan Kesenian Jakarta.
Maryono. 2015. Analisa Tari. Surakarta: ISI Press Surakarta.
Murgiyanto, S. 1983. Koreografi: Pengetahuan Dasar Komposisi Tari. Jakarta: Direktur Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Padmodarmaya, P. 1987. Tata dan Teknik Pentas. Jakarta: Balai Pustaka.
Pramutomo, R. M. 2007. Etnokoreologi Nusantara. Surakarta: ISI Press.
Pravitasari, G. L. 2020. Makna Simbolis Tari Jaro Rojab di Kecamatan Wangon Kabupaten Banyumas. Skripsi Jurusan Tari Institut Seni Indonesia Surakarta.
Prihatini, N. S. 2007. Dolalak Purworejo. Surakarta: ISI Press Solo.
Pujilestari, S. 2018. Makna dan Fungsi Tari Kayon Astadala dalam Ritual Upacara Ritual Tawur Kesanga di Dusun Ringintelu Blitar. Skripsi Jurusan Tari Institut Seni Indonesia Surakarta.
Royce, A. P. 2007. Antropologi Tari. Terjemahan F. X. Widaryanto. Bandung: Sunan Ambu Press.
Slamet. 2014. Barongan Blora Menari di Atas Politik dan Terpaan Zaman. Surakarta: Citra Sains.
------------ . 2016. Melihat Tari. Surakarta: Citra Sain.
Soedarsono. 1978. Pengantar Pengetahuan dan Komposisi Tari. Yogyakarta: ASTI Yogyakarta.
------------ . 2000. Metodologi Penelitian Seni Pertunjukan dan Seni Rupa. Bandung: MSPI (Masyarakat Seni Pertunjukan Indonesia).
Solikha, I. 2017. Transformasi Tokoh Cawik dalam Kesenian Sandhur pada Tari Lencir Kuning di Kecamatan Semanding kabupaten Tuban. Skripsi Jurusan Sendratasik Universitas Negeri Surabaya.
Sulianto, F. 2015. Teknik Meracik Warna dan Koreksi Pixel. Yogyakarta: CV Andi OFFSET.
Tyas, G. H. M. 2020. Bentuk dan Fungsi Sandur di Desa Sukorejo Kecamatan Parengan Kabupaten Tuban. Skripsi Jurusan Tari Intitut Seni Indonesia Surakarta.
Widyastutieningrum, S. R., dan Wahyudiarto, D. 2014. Pengantar Koreografi. Surakarta: ISI Press.