KAJIAN ESTETIKA BUSANA BASAHAN DODOT AGENG BANGUN TULAK DI PERNIKAHAN ADAT PURA MANGKUNEGARAN
DOI:
https://doi.org/10.33153/texture.v2i2.2790Abstract
ABSTRACTDodot Ageng Bangun Tulak is a wet dress worn by the bride and groom during the ceremony at Mangkunegaran Temple. Build tulip blue tilapia, the painting has a gold reasoning motif in the middle of the white, the base of the white color is the color of the stork feather. This study aims to describe: (1) The form of Basahan Dodot Ageng Bangun Tulak in Mangkunegaran Temple. (2) Basahan Dodot Ageng Bangun Tulak fashion weight. (3) Wedding performance of Basahan Dodot Ageng Bangun Tulak. The form of this research is descriptive qualitative using data in the field to develop the theory that was built. The theory used to examine this study uses the A. A. M. Djelantik Aesthetic Theory. The trailer technique used was purposive sampling. Data collection techniques carried out were interviews, observation, and documentation. The validity of the data used is source triangulation and review of key informants. Analysis of the data used is an interactive analysis model. The results showed that: (1) Characteristics of Basahan Dodot Ageng Bangun Tulak clothing, viewed based on the size of the dodot, dodot pattern, dodot shape, dodot color and components that make up the Basahan Dodot Ageng Bangun Tulak clothing especially during the ceremony. (2) Basahan Dodot Ageng Bangun Tulak's fashion weight means to renew everything for the bride and bring good seeds. (3) The appearance of Basahan Dodot Ageng Bangun Tulak's wedding during the ceremony is shown as an art performance performed by the two brides who seem to be kings and queen a day.
Keywords : Form, Weight, Appearance of Basahan Dodot Ageng Bangun Tulak
ABSTRAKDodot Ageng Bangun Tulak adalah busana basahan yang dikenakan oleh pengantin pria dan wanita pada saat upacara panggih di Pura Mangkunegaran. Bangun tulak berwarna biru nila, lukisannya bermotif alas alasan berwarna emas di bagian tengahnya putih dasar pemikiran warna dasar berwarna putih adalah warna bulu burung bangau.. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan: (1) Wujud busana Basahan Dodot Ageng Bangun Tulak. (2) Bobot busana Basahan Dodot Ageng Bangun Tulak. (3) Penampilan pernikahan Basahan Dodot Ageng Bangun Tulak. Bentuk penelitian ini adalah deskriptif kualitatif menggunakan data di lapangan untuk mengembangkan teori yang dibangun. Teori yang digunakan untuk menelaah penelitian ini menggunakan Teori Estetika A. A. M. Djelantik. Teknik cuplikan yang digunakan adalah purposive sampling. Teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah wawancara, observasi, dan dokumentasi. Validitas data yang digunakan adalah triangulasi sumber dan review informan kunci. Analisis data yang digunakan adalah model analisis interaktif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Karakteristik busana Basahan Dodot Ageng Bangun Tulak, dilihat berdasarkan ukuran dodot, pola dodot, bentuk dodot, warna dodot serta komponen yang membentuk busana Basahan Dodot Ageng Bangun Tulak khususnya saat upacara panggih. (2) Bobot busana basahan Dodot Ageng Bangun Tulak bermakna memperbaharui segala sesuatu untuk mempelai dan mendatangkan bibit yang baik (3) Penampilan pernikahan Basahan Dodot Ageng Bangun Tulak saat upacara panggih ditampilkan layaknya sebuah pertunjukan seni diperagakan oleh kedua pengantin yang seolah-olah menjadi raja dan ratu sehari.
Kata Kunci : Wujud, Bobot, Penampilan Basahan Dodot Ageng Bangun Tulak
Downloads
References
Bratawidjaja, Thomas Wiyasa. 1985. Upacara Perkawinan Adat Jawa. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.
---------. 2000. Upacara Perkawinan Adat Jawa. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.
Djelantik, A.A.M. 1999. Estetika Sebuah Pengantar. Bandung: Masyarakat Seni Pertunjukan Indonesia.
Endah, Kuswa. 2006. Kebudayaan Jawa . Kejawen. Vol.1 No.2, hal 94-140.
.Honggodipuro, Kalinggo. 2002. Batik sebagai Busana dalam Tatanan dan Tuntunan. Surakarta: Yayasan Peduli Keraton Surakarta Hadiningrat.
Josef, Adji Isworo. 2009. Etnografi. Makna Simbolis pada Busana Pengantin Basahan. Vol.9 No.1, hal 99-116.
Koentjaraningrat. 1990. Manusia dan Kebudayaan di Indonesia. Jakarta: Djambatan.
T. Martina, dkk, “Modifikasi Busana Pengantin Adat Solo Putri One piece dengan Hiasan Benang Emas” Jurnal, Sekolah Tinggi Teknologi (STT) Tekstil Bandung, Bandung, 2012. Available:
H. Hariwijaya, Tata Cara Penyelenggaraan Perkawinan Adat Jawa, 2004. Hanggar Kreator
Negoro, Suryo.S. 2001. Upacara Tradisional dan Ritual Jawa. Surakarta: CV. Buana Raya.
Sudjono Irwan, Serat Rerepen Upacara Pahargyan Temanten, 1995. CV. Cendrawasih
KRAT. Budayaningrat, ”Kawruh Tata Busana Jawi,” 2006. Sanggar Pasinaon Pambiwara Karaton, Surakarta
Yamin,Satuti. 1989. Seminar Wisata. Seni Paes Pengantin Istana Mangkunegaran. - : Sariayu Martha Tilaar.
L. J. Moleong, ”Metodologi Penelitian Kualitatif,” 2008. PT Remaja Rosdakarya, Bandung
M. Tilaar, ”Upacara Dan Tata Rias Pengantin Se-Nusantara,” 1992. PT Vika Press, Jakarta
N. Saryoto, ”Tata Rias Pengantin Solo Putri,” 2003. Meutia Cipta Sarana, Jakarta
Downloads
Published
Issue
Section
License
Author continues to retain the copyright if the article is published in this journal. The publisher will only need publishing rights