Pertunjukan Tayub Sebagai Sarana Ritual Pernikahan Di Karangmojo Jenar Sragen

Authors

  • Eko Wahyu Prihantoro Staf Pengajar Program studi S-1 Seni Teater Jurusan Pedalangan Fakultas Seni Pertunjukan ISI Surakarta

DOI:

https://doi.org/10.33153/lakon.v15i2.3002

Abstract

Karangmojo Village, Sub District Jenar, District  Sragen has a unique tradition namely a ritual conducted by local community. This ritual is held to celebrate a wedding ceremony by performing Tayub. This research aims to: a) describe the wedding ceremony at Karangmojo Village by performing Tayub as its ritual means, b) interprete the meaning of movements and melody (gendhing) in Tayub dance.  The style of this research is interpretative discription of aqualitative nature. The first step in this research is data collection trough field study , observation and interviews, and the scond step is data processing by analyzing qualitatively the form, function and meaning. Those steps are applied consecutively beginning from reduction, data reformation or display, and ending in conclusion. This research uses  a holistic approach involving all aspects in performing art. The research result shows that the performance is meant as a gratitude and request  to God hopping that the wedding will last eternally, be blessed, and be protected against disturbance, be granted all desire, have a child and happiness.Keywords: ritual, Tayub, meaning,Sragen.   Pengantar

Downloads

Download data is not yet available.

References

Anton M.Moeliono, dkk (ed.). 1989. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan- Balai Pustaka.

Jazuli, M. 2011. Sosiologi Seni. Surakarta: UNS Press.

Maleong, Lexy. J. 2007. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Nyoman Kutha Ratna. 2010. Metode Penelitian Kajian Budaya dan Ilmu sosial Humaniora Pada Umumnya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Soedarsono. 1977. Pengantar Pengetahuan dan Komposisi Tari. Yogyakarta: Akademi Seni Tari Indonesia.

_________ 1999. Seni Pertunjukan Indonesia dan Pariwisata. Bandung: Masyarakat Seni Pertunjukan Indonesia.

Soetarno. 1998. Pertunjukan Tayub Sebagai sarana Bersih Desa Bendosari Gentan Sukoharjo. Surakarta: STSI Press.

Sri Rochana W. 2007. Tayub di Blora Jawa Tengah Pertunjukan Ritual Kerakyatan. Surakarta: ISI Press.

Subandi. 2010. Lempokan Nyiwer Sawah dengan Tayub Janggrungan Sebagai Sarana Upacara Ritual di Desa Wonosoco Undaan Kudus: Kajian dari aspek Sosiologi Seni. Surakarta: laporan Penelitian Mandiri.

Suharji. 2011. “Tayub Janggrungan Sebagai Sarana Lempokan Nyiwer Sawah”, dalam Panggung Jurnal Seni Budaya, Volume, 21. No Juli- September.

Sumandya Hadi. 2005. Sosiologi Tari Sebuah Pengenalan Awal. Yogyakarta: Pustaka.

________ 2007. Kajian Tari teks dan konteks. Yogyakarta: Pustaka Book Publiser.

Sumarjo, J. 2000. Filsafat Seni. Bandung : ITB.

Suparno, T. Slamet. 2008. “Seni Produk Masyarakat ataukah Masyarakat Sebagai Produk Seni”. (Pidato Pengukuhan Guru Besar Bidang Ilmu Sosiologi Seni). Surakarta: Institut Seni Indonesia Surakarta.

Sutarno Haryono. 2002. Penari Tayub Sebagai Dukun Dalam Ritus Bersih Desa di Jogowangsan, Purworejo, Jawa Tengah. Yogyakarta: Lentera.

Wayana, Giri MC. 2010. Sajen dan Ritual Orang Jawa. Yogyakarta: Narasi.

Website

(Http://central-javatorism.com/2011)

Narasumber

Marfuah, 25 tahun, Seniman Tayub, Danyang-Grobogan. Wawancara, 10 Juli 2019.

Moeh Karno KD , 69 tahun, Guru, Ngarum- Ngrampal- Sragen. Wawancara, 20 Juli 2012.

Syamsudini, 47 tahun, Pegawai DepDikBud, Katelan-Tangen-Sragen. Wawancara, 2 Mei 1992.

Downloads

Published

2020-03-20

Issue

Section

Articles