AKUSTIKA RESONATOR PADA GAMELAN
DOI:
https://doi.org/10.33153/keteg.v15i1.2023Abstract
Hasil penelitian tentang gamelan sudah banyak dilakukan oleh para peneliti. Sebagian besar berupa kajian tentang notasi gending, teknik garap ricikan, patet, laras, notasi tembang, gerongan, sindenan dan lain-lain. Namun demikian, penelitian yang secara khusus mengupas perihal bunyi pada gamelanbelum pernah dilakukan sebelumnya. Tulisan ini menjelaskan tentang hal-hal yang berkaitan dengan bunyi pada gamelan. Terdapat tiga unsur pokok terjadinya bunyi, yakni sumber bunyi, zat penghantar dan indera pendengar. Terkait dengan instrumen gamelan yang memiliki keanekaragaman jenis danbentuk, maka bunyi yang dihasilkan masing-masing instrumen gamelan memiliki perbedaan. Hal ini terkait juga pada salah satu unsur fisik yang dapat dilihat secara kasat mata yakni resonator. Pada hakekatnya cara kerja resonator adalah turut bergetarnya tabung atau kotak resonator, berfungsi memperbesar amplitudo sehingga menimbulkan bunyi yang lebih keras atau nyaring. Proses inilah yang kemudian mengantarkan peneliti ke dalam permasalahan tentang akustika resonator yang terdapat pada masing-masing jenis ricikan gamelan.Kata kunci: akustika, resonator, gamelan.Downloads
References
Anfilov, G. 1966. Physics and Music. Moscow: Mir Publishers.
Kunst, J. 1949. Music in Java. Netherland: The
Hague Martinus Nijhoff.
Kusnadi, M. 2013. Kamus Lengkap, Inggris –
Indonesia, Indonesia – Inggris. Surabaya:
Utama. ,.
Natapradja, I. 2003. Sekar Gending. Bandung: Karya
cipta Lestari.
Sach, K. 1940. The History of Musical Instruments.
New York.
Sawarno, S. 1959. Ilmu Karawitan I –II. Surakarta:
Konservatori Karawitan Indonesia.
_________. 1959. Akustika. Surakarta: Konservatori
Karawitan Indonesia.
Sembiring, B. 1992. “Teknik Pembuatan Gamelan
di Surakartaâ€, dalam Jurnal Seni
Pertunjukan Indonesia, Jakarta: MSPI.
Surjodiningrat, W., dkk. 1972. Tone Measurement
of Outstanding Javanese Gamelan.
Jogjakarta: Gajah Mada University