MUNGGUH DALAM GARAP KARAWITAN GAYA SURAKARTA: SUBJEKTIFITAS PENGRAWIT DALAM MENGINTERPRETASI SEBUAH TEKS MUSIKAL
DOI:
https://doi.org/10.33153/keteg.v15i1.2025Abstract
Pada hakikatnya, tulisan ini mengkaji sebuah konsep yang terkandung dalam garap karawitan gaya Surakarta, yakni mungguh. Secara prinsip, masyarakat karawitan Jawa memaknai mungguh sebagai persoalan yang menyangkut tentang etika-estetika, nilai-nilai keindahan, dan keidealan pengrawitdalam menyikapi ricikannya. Mulai dari sikap duduk menabuh, teknik memainkan atau menyuarakan instrumen, hingga ke persoalan musikal, yakni garap gendhing atau instrumen. Mungguh adalah bahasa Jawa yang berarti: patut atau pantes, manggon, trep, gathuk, dan penak (pantas, sesuai pada tempatnya, pas, cocok, dan enak). Studi ini mengkaji secara tekstual, yaitu menempatkan karawitan Jawa sebagai sebuah teks (musikal), artinya sesuatu yang perlu dibaca dan ditafsir. Adapun fokusnya adalah menyoroti perkembangan mungguh pada garap, berikut pandangan-pandangan oleh para pengrawit khususnya di Surakarta. Kelenturan jenis musik ini menawarkan sejumlah alternatif garap, maka tidak mengherankan jika muncul banyak perbedaan pandangan, keyakinan, dan selera di antara para pengrawit. Dalam menggarap gendhing “klasikâ€, sebagian besar pengrawit selalu mempertimbangkan konsep-konsep estetika Jawa, salah satunya ialah mungguh. Mungguh sesungguhnya adalah persoalan kebiasaan, kelaziman garap yang telah mapan, disepakati secara kolektif oleh masyarakat karawitanJawa. Bahkan, sifatnya sangat subyektif dan terikat oleh ruang dan waktu. Untuk mengungkap dan mengkaji konsep mungguh, diperlukan konsep garap. Konsep tersebut dipandang cukup relevan, karena pada hakikatnya mungguh adalah konsep estetika yang selalu melekat dan terkandung dalam konsepgarap itu sendiri. Dalam penerapannya, konsep garap tersebut dielaborasi sesuai dengan tujuan dan kebutuhan penelitian ini, sehingga terwujud sebuah model baru.Kata Kunci: mungguh, garap, subyektifitas.Downloads
References
Bantolo, W. 2003. Alusan Pada Tari Jawa. Dalam Jurnal Pengkajian & Penciptaan Seni. Surakarta: STSI.
Benamou, M. 1998. Rasa in Javanese Musical Aesthetics. USA: UMI.
Brinner, B. 1995. Knowing Music Making Music. Chicago and London: The University of Chicago Press.
Darsono. 1991. “Gendhing-gendhing Bapak Sunarto Ciptosuwarsoâ€, Laporan Penelitian, STSI, _______. 2002. “Garap Mrabot Gendhing Onangonang Rara Nangis, Jingking, Ayak-ayakan,
Srepeg, Palaranâ€, Laporan Penelitian, STSI.
Humardani, G. 1991. Gendhon Humardani Pemikiran Dan Kritiknya. Surakarta: STSI PRES.
Martopangrawit. 1972. Pengetahuan Karawitan I. Surakarta: ASKI.
Mloyowidodo. 1976. Gendhing-Gendhing Gaya Surakarta. Surakarta: ASKI.
____________. 1990. “Balunganâ€. Dalam Jurnal
Masyarakat Musikologi Indonesia Vol 1.
___________. 2000. “Gatra: Konsep Gendhing
Tradisi Jawaâ€, Makalah dipresentasikan
dalam rangka Seminar Karawitan
Program Studi S I Seni Karawitan,
Program DUE-Like, STSI Surakarta.
___________. 2002. Bothèkan Karawitan I. Jakarta:
Masyarakat Seni Pertunjukan Indonesia,
___________. 2007. Bothèkan Karawitan II.
Surakarta: ISI Press Surakarta.
Suraji. 1991. “Onang-Onang, Gendhing Kethuk 2
Kerep Minggah 4 Sebuah Tinjauan Tentang:
Garap, Fungsi serta Struktur Musikalnyaâ€.
Laporan Penelitian STSI Surakarta.
______. 2001. “Garap Kendhangan Inggah Kethuk 8
Gendhing-Gendhing Klenéngan Gaya
Surakarta Sajian Irama Wiledâ€. Laporan
Penelitian, STSI Surakarta.
_____. 2007. (ed.) Notasi Penyajian Gendhinggendhing Anggara Kasih, 07 Mei 2007,
SMKI Surakarta.
Sutardjo, I. 2006. Mutiara Budaya Jawa. Surakarta:
Jurusan Sastra Daerah, Fakultas Sastra
UNS.
Waridi. 2000. “Garap dalam Karawitan Tradisi:
Konsep dan Realitas Praktikâ€. Makalah
dipresentasikan dalam rangka Seminar
Karawitan Program Studi S I Seni
Karawitan, Program DUE-Like, STSI
Surakarta.
______. 2001. Martopangrawit Empu Karawitan Gaya
Surakarta. Yogyakarta: Mahavira.
______. 2002. Jineman Uler Kambang: Tinjauan Dari
Beberapa Segi. Dalam Jurnal Pengkajian
& Penciptaan Seni. Surakarta: STSI.
Warsito, R. 2002. Pinter Pepak Basa Jawa. Surakarta:
Nusantara.
Prabowo, W. S. 2002. Tari Wireng Gaya Surakarta: Pengkajian Berdasarkan Konsep-Konsep Kridhawayangga dan Wedhayata. Dalam
Jurnal Pengkajian & Penciptaan Seni. Surakarta: STSI.
Santoso. 1985/1986. “Perkembangan Garap Karawitan Di Surakartaâ€, Laporan Penelitian, ASKI Surakarta.
Sukamso. 1992. “Garap Rebab, Kendhang, Gender, Vokal dalam Gendhing Bondhetâ€. Laporan Penelitian STSI Surakarta.
________, “Mungguh: Konsep Garap Seni Pertunjukan Karawitanâ€. Pidato Dies Natalis ke-45 ISI Surakarta.
Sumardjo, J. 2000. Filsafat Seni. Bandung: ITB.
Sumarsam. 2002. Hayatan Gamelan: Kedalaman Lagu, Teori & Perspektif. Surakarta: STSI Press.
________. 2003. Gamelan: Inteaksi Budaya dan Perkembangan musikal di Jawa. Yogtakarta: Pusaka Pelajar.
Supanggah, R. 1983. “Beberapa Pokok Pikiran Tentang Garapâ€. Makalah disajikan dalam diskusi mahasiswa dan dosen ASKI Surakarta.