GENDING POTHOK DALAM KARAWITAN GAYA SURAKARTA

Authors

  • Bambang Sosodoro
  • Faralin Sulfianastiwi

DOI:

https://doi.org/10.33153/keteg.v17i1.2383

Abstract

AbstractThe aim of this study is to gain an understanding of gending pothok in Surakarta style karawitan. The research data was gathered through a library study, transcription of data, and interviews, relying on data obtained from the empirical knowledge of karawitan maestros. A qualitative method is used with emphasis on an analytical descriptive and interpretative approach. The problem of garap (interpretation) in gending pothok is addressed using a musicological approach and the theory of garap. The results of the study show that: (1) the term pothok in Surakarta style karawitan refers to traditional Surakarta style gending with a single balungan (skeleton melody) that is used in all forms and irama, without – or different from – the concept of widening gatra such as in Ladrang Pangkur; (2) the form of gending Pothok is merong becoming inggah, inggah becoming ladrang, and ladrang; (3) the performance of gending Pothok always includes several different irama and is not restricted to a particular irama unless it is connected to another art; (4) the appearance of gending Pothok began with gending santiswara during the reign of PB IV, subsequently developing into gending klenengan, pakeliran, and dance. It is hoped that the results of this research will contribute new ideas to the world of karawitan and be used as a reference for future studies.  Keywords: garap, gending, pothok. AbstrakStudi ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran mengenai gending–gending pothok dalam karawitan gaya Surakarta. Penelitian ini menggunakan pengumpulan data melalui studi pustaka, transkripsi data, serta wawancara dengan mengandalkan data yang diperoleh dari pengetahuan empirik empu–empu karawitan. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif yang menekankan pada deskriptif analitik dan interpretatif. Sementara  permasalahan garap gending–gending pothok dikupas dengan menggunakan pendekatan musikologi yaitu teori garap. Hasil dari studi ini menunjukkan, bahwa (1) istilah Pothok di dalam karawitan Gaya Surakarta adalah sebuah istilah untuk menyebutkan atau menunjukkan gending tradisi karawitan Gaya Surakarta yang mempunyai satu rangkaian balungan saja, dimana balungan tersebut digunakan dalam semua bentuk dan irama, akan tetapi tanpa dan atau berbeda dengan konsep pelebaran gatra seperti yang ada pada Ladrang Pangkur. (2) Bentuk dari gending–gending Pothok yaitu merong menjadi inggah, inggah menjadi ladrang dan ladrang. (3) Pada sajiannya gending–gending Pothok selalu terdiri dari beberapa irama, dan tidak hanya dengan satu irama saja kecuali yang berhubungan dengan keperluan seni lain. (4.) Kemunculan gending Pothok berawal dari gending santiswara pada masa PB IV, yang kemudian berkembang menjadi gending klenengan, pakeliran, dan tari. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dalam dunia karawitan dan dapat dijadikan sebagai acuan maupun referensi bagi penelitian selanjutnya. Kata Kunci: garap, gending, pothok.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Astono, S. 1995. “Keberadaan Karawitan Wayang Gedog Gaya Surakarta Dewasa Ini, Ditinjau Dari Aspek Struktur Musikal, Deskripsi Sajian, Fungsi Dan Perkembangannya.†Laporan Penelitian STSI Surakarta.

Martapangrawit, Pengetahuan Karawitan I, Surakarta: ASKI Surakarta, 1969

Mlayawidada. n.d. Karawitan Wayang Gedog. Manuskrip Perpustakaan Jurusan Karawitan ISI Surakarta, Koleksi Pribadi.

_______.1976. Gending-Gending Jawa Gaya Surakarta jilid I,II,III. Surakarta: ASKI Surakarta,.

Purwanto, dkk. 1995. “Ela-ela Kalibeber, Gobet, dan Gendreh; Sebuah Tinjauan: Zaman Penyusunan, Fungsi, Struktur Bentuk, dan Garap.†Laporann Penelitian Kelompok STSI Surakarta.

Prajapangrawit, R.Ng. 1990. Serat Sujarah Utawi Riwayating Gamelan: Wedhapradangga (Serat Saking Gotek). STSI Surakarta dan The Ford Foundation.

Supanggah, R. 2009. Bothekan II: Garap. Surakarta:ISI Press.

Waridi. 2001. “Gendhing Tradisi Surakarta: Pengkajian Garap Gendhing Uler Kambang, Kuthut manggung, dan Bontit.†Laporan Penelitian:STSI Surakarta.

______. 2008. Gagasan dan Kekaryaan Tiga Empu Karawitan:Pilar Kehidupan Karawitan Gaya Surakarta 1950-1970an. Bandung:Etnoteater Publisher.

Widada, dkk. 2001. Kamus Bahasa Jawa (Bausastra Jawa), Yogyakarta: Kanisius.

Downloads

Published

2019-03-25

Issue

Section

Articles