KONDISI KLENÈNGAN GAYA SURAKATA DI WILAYAH SOLO RAYA (2000-2017)
DOI:
https://doi.org/10.33153/keteg.v17i2.2390Abstract
AbstractThis research focuses on the condition of Surakarta style karawitan that is performed independently, also known as klenèngan, in the Greater Solo district. The research uses a musicological perspective and analyzes various aspects related to an ideal klenèngan performance. In accordance with the developments in the present era, the condition of klenèngan in the Greater Solo district has experienced a significant development in terms of its quantity. From the point of view of quality, aspects such as form, packaging of gending, and concept of patet are given insufficient attention in the performance of klenèngan in the Greater Solo district, and as a result, an ideal klenèngan performance has not been achieved. The results of this research show that in order to achieve an ideal klenèngan performance, there are a number of determining criteria, such as: (1) condition of the gamelan, (2) place and position of the gamelan, (3) sufficient number of musicians, (4) time, (5) continuity of performance, and (6) weather.  Keywords: gamelan, klenèngan, ideal. Abstrak Penelitian ini difokuskan pada kondisi karawitan gaya Surakarta yang bersifat mandiri yang disebut klenèngan, di wilayah Solo Raya. Penelitian ini menggunakan perspektif musikologis, dengan menganalisis berbagai aspek berkaitan dengan penyajian klenèngan yang ideal. Sesuai dengan perkembangan zaman kondisi sajian klenèngan di wilayah Solo Raya dalam kehidupannya dari tahun ke tahun secara kuantitas telah mengalami perkembangan yang cukup signifikan.  Sajian klenèngan di wilayah Solo Raya,  pada umumnya secara kualitas terutama bentuk, kemasan gending, konsep patet kurang diperhatikan, sehingga tidak dicapai sajian klenèngan yang ideal. Hasil penelitian ini ditemukan bahwa untuk mencapai sajian klenèngan yang ideal terdapat beberapa kreteria antara lain, (1) kondisi gamelan, (2) tempat dan posisi gamelan, (3) kelengkapan pengrawit, (4) waktu, (5) kelancaran sajian, dan (6) cuaca. Kata Kunci: gamelan, klenèngan, idealDownloads
References
Brandon, James R. 1967. Theatre in Souttheast Asia. Cambridge, Massachusetts: Havarrd University Press.
Hastanto, Sri. 2009. Konsep Pathet Dalam Karawitan Jawa, Surakarta, Program Pasca Sarjana bekerja sama dengan ISI Press.
_______. 1986. “Gendhing: Parameter Keseimbangan Hidupâ€. Pidato Dies Natalis ASKI Surakarta XXII (Surakarta: ASKI Surakarta.
Kayam, Umar. 1981. Seni Tradisi dan Masyarakat. Jakarta: Sinar Harapan.
Pradjapangrawit, R.Ng. 1990. Serat Sejarah Utawi Riwayating Gamelan Wedha pradangga. Surakarta: STSI Surakarta dan The Ford Foundation.
Sedyowati, Edy dan Sapadi Djoko Damono, ed. 1991. Seni dalam Masyarakat Indonesia: Bunga Rampai. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, vii-ix.
Sumanto. 2002. Nartosabdo Kehadirannya dalam Dunia Pedalangan sebuah Biografi. Surakarta: STSI Press.
Soedarsono, RM. 2002. Seni Pertunjukan Indonesia di Era Globalisasi, edisi ketiga, Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Sumarsam. 2002. Hayatan Gamelan Kedalaman Lagu, Teori, dan Perspektif Surakarta: STSI Press.
____________. Gamelan: Interaksi Budaya dan Perkembangan Musikal di Jawa. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2003.
Supanggah, Rahayu.“Pokok-Pokok Pikiran Tentang Garapâ€, Makalah diskusi dosen Jurusan Karawitan di ASKI Surakarta, 1983.
___________, Bothekan Karawitan I. Jakarta: The Ford Foundation & Masyarakat Sèni Pertunjukan Indonesia, 2002.
___________, Bothekan Karawitan II. Jakarta: The Ford Foundation & Masyarakat Sèni Pertunjukan Indonesia, 2007.
Timbul, Haryono. “Peran Masyarakat Intelektual dalam penyelamatan dan Pelestarian Warisan Budaya Lokal†Teks pidato ilmiah dalam rangka Dies Fakultas Ilmu Budaya UGM ke-63 tanggal 3 Maret 2009.
Waridi. “Tiga Pilar Kehidupan Karawitan Jawa Gaya Surakarta Masa Pasca Kemerdekaan Periode 1950-1970-anâ€, Disertasi untuk memperoleh derajat Doktor Universitas Gadjah Mada Yogyakarta tahun 2005.
____________, Kehidupan Karawitan Pada Masa Pemerintahan Paku Buwana X, Mangkunagara IV, dan Informasi Oral (Surakarta: ISI Press, 2007).