INTERPRETASI VOKALIS TERHADAP FRASA BALUNGAN CÉNGKOK MATI

Authors

  • Nanang Bayu Aji Institut Seni Indonesia Surakarta
  • Bambang Sunarto Institut Seni Indonesia Surakarta

DOI:

https://doi.org/10.33153/keteg.v21i1.3679

Keywords:

vokalis, balungan céngkok mati, interpretasi, peran, eksekusi

Abstract

Tulisan ini mengungkap kasus frasa balungan céngkok mati di dalam karawitan gaya Surakarta. Permasalahan yang akan dipaparkan terkait interpretasi vokalis terhadap frasa balungan céngkok mati. Pengumpulan data diperoleh dengan cara studi pustaka, wawancara, dan juga laboratoris. Analisis dilakukan dengan cara menafsirkan kembali pemikiran serta pengalaman pêngrawit vokalis yang diperoleh melalui realitas pragmatik. Penafsiran menggunakan metode interpretasi dan analisis garap. Vokal dalam ensambel gamelan mempunyai cara untuk menginterpretasi frasa balungan céngkok mati. Interpretasi tersebut digunakan dalam rangka mengeksekusi frasa balungan céngkok mati dengan garap balungan céngkok mati. Hal tersebut dikarenakan tidak semua frasa balungan céngkok mati dieksekusi dengan garap balungan céngkok mati. Kehadiran vokal mempunyai peranan penting dalam karawitan, khususnya peranan terhadap gending dan garap gending. Peranan penting vokal dalam sajian karawitan tertentu memposisikan vokal menjadi lebih berwenang dalam menginterpretasi frasa balungan céngkok mati.

 

Kata kunci : vokalis, balungan céngkok mati,  interpretasi, peran, eksekusi

Downloads

Download data is not yet available.

References

Daladi, Suroso. 1968. “Karawitan Vokal.” Surakarta.

Darminto., Supangat., Subari. 2010. “Kamus Jawa Besar: Bausastra Jawa.” In . Kharisma.

Homsatun, Eka. 2014. “Analisis Semiotik Dalam Suluk Pakeliran Lakon Retno Sentiko Oleh Ki Seno

Nugroho.” Aditya 5.

Martapangrawit. 1972. “Pengetahuan Karawitan 1.” Surakarta.

———. 1975. “Pengetahuan Karawitan II.” Surakarta.

Purwanto, Joko. 2012. “Beberapa Unsur Pembentuk Estetika Karawitan Jawa Gaya Surakarta.” Gelar

Sosodoro, Bambang. 2006. “Bangunan Wacana Musikal Rebaban Gaya Surakarta.” ISI Surakarta.

———. 2015. “Mungguh Dalam Garap Karawitan Gaya Surakarta: Subjektifitas Pengrawit Dalam

Menginterpretasi Sebuah Teks Musikal.” Keteg 15.

Sugimin. 2015. “Garap Kebar Dalam Karawitan Jawa.” Acintya 7.

Sukamso. 2015. “Konvensi-Konvensi Dalam Pementasan Karawitan Klenengan Tradisi Gaya

Surakarta.” Keteg 15.

Sumarsam. 2003. Gamelan Interaksi Budaya Dan Perkembangan Musikal Di Jawa. Yogyakarta: Pustaka

Pelajar.

Supanggah, Rahayu. 2009. Bothekan Karawitan II: Garap. Surakarta: ISI Press.

Suraji. 1991. “Gendhing Beksan Dan Pahargyan.” In . STSI Surakarta.

———. 2005. “Sindhenan Gaya Surakarta.” Surakarta: Tesis Program Studi Pengkajian Seni Minat

Musik STSI Surakarta.

Suyoto. 2004. “Fleksibilitas Musikal Sulukan Gaya Surakarta.” Keteg 4.

———. 2015. “Vokal Dalam Karawitan Gaya Surakarta (Studi Kasus Kehadiran Kinanthi Dalam

Gending).” Keteg 15.

———. 2016. “Sukon Wulon Dalam Tembang Macapat: Studi Kasus Tembang Asmaradana.” Keteg :

Jurnal Pengetahuan, Pemikiran Dan Kajian Tentang “Bunyi” 16 (1).

Waridi. 2002. “Jineman Uler Kambang: Tinjauan Dari Berbagai Segi.” Dewa Ruci 1.

Downloads

Published

2021-09-21

Issue

Section

Articles