GATI LAMBANGSIH LARAS SLENDRO PATHET MANYURA SEBAGAI KARYA INOVASI KARAWITAN GAYA YOGYAKARTA: KAJIAN MUSIKALITAS DAN KARAKTER GENDING
DOI:
https://doi.org/10.33153/keteg.v21i2.4100Keywords:
Gati Lambangsih, Bedaya Lambangsari, Gati Slendro, MentaramanAbstract
Gati Lambangsih laras slendro pathet manyura is one of the Yogyakarta musical styles which was created during the reign of Sri Sultan Hamengku Buwono X. This new creation in the ladrang format complements Beksan Bedaya's aesthetic Lambangsari, which was held at the Uyon-Uyon Hadiluhung event on December 28, 2020, at Kagungan Dalem Ward Srimanganti. Unlike other gending Gati, Gati This symbol is presented with a slendro-barreled gamelan in collaboration with brass section western wind music. Of course, the new taste of Gending Gati cannot be separated from the motivation and concept of its creation. However, musically, working and blending Gamelan and brass sections require carefulness in achieving harmony in the musical presentation.Downloads
References
Raharja, Timbul Haryono, R.M. Soedarsono, and Adhi Susanto. 2014. “Pengaruh Sri Sultan Hamengku Buwono I Pada Seni Karawitan Kraton Yogyakarta.” Resital: Jurnal Seni Pertunjukan. https://doi.org/10.24821/resital.v15i1.799.
Bambang Sri Atmojo. 2011. Laporan Penelitian Kendhangan Pamijen Gending Gaya Yogyakarta. Yogyakarta: Lembaga Penelitian Institut Seni Indonesia Yogyakarta.
Benamou, Marc Laurent. 1998. Rasa in Javanese Musical Aesthetics. University of Michigan.
Hastanto, Sri. 1997. “Pendidikan Karawitan: Situasi, Problema, Dan Angan-Angan Wujudnya.” Dalam Wiled, Jurnal Seni, II.
Jayantoro, Setyawan. 2018. “TRANSFORMASI KONFRONTATIF KOMPOSISI GAMELAN BARU: Revitalisasi Penciptaan Inovatif Dan Peran Vital Perguruan Tinggi Seni.” Kêtêg: Jurnal Pengetahuan, Pemikiran Dan Kajian Tentang Bunyi 18 (1): 25–38.
Kurniawan, Diky, and others. 2018. “Musik Tiup Barat (Brass Band) Dalam Sajian Gending Gati.” Institut Seni Indonesia Yogyakarta.
Martopangrawit, L R. 1972. Pengetahuan-Karawitan. Aski.
Munandar, Sukarni Catur Utami. 1999. Kreativitas Dan Keberbakatan: Strategi Mewujudkan Potensi Kreatif Dan Bakat. Gramedia Pustaka Utama.
Rahayu, Rini. 2018. “Karawitan Tari Topeng Sekartaji Tunggal.” Keteg: Jurnal Pengetahuan, Pemikiran Dan Kajian Tentang Bunyi 18 (November): 90–107.
Rintoko, Arsa. 2016. “Akulturasi Dalam Gending Keprajuritan Keraton Yogyakarta.” Institut Seni Indonesia Yogyakarta.
Satori, Djam’an. 2007. “Metode Penelitian Kualitatif (Mata Kuliah Analisis Penelitian Kualitatif).” Bandung: Sekolah Pascasarjana UPI.
Subuh, Subuh. 2016. “Garap Gending Sekaten Keraton Yogyakarta.” Resital: Jurnal Seni Pertunjukan. https://doi.org/10.24821/resital.v17i3.2227.
Sugimin, Sugimin. 2006. “GENDING SORAN DALAM KARAWITAN GAYA YOGYAKARTA.” Keteg: Jurnal Pengetahuan, Pemikiran Dan Kajian Tentang Bunyi 6 (2).
———. 2018. “Mengenal Karawitan Gaya Yogyakarta.” Keteg: Jurnal Pengetahuan, Pemikiran Dan Kajian Tentang Bunyi 18 (2): 67–89.
Suharsimi, Arikunto. 2006. “Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.” Jakarta: Rineka Cipta, 120–23.
Suharti, Theresia, and S St. 2012. “Bedhaya Semang Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat Reaktualisasi Sebuah Tari Pusaka.” Universitas Gadjah Mada.
Suneko, Anon. 2017. “Pyang Pyung: Sebuah Komposisi Karawitan.” Resital: Jurnal Seni Pertunjukan. https://doi.org/10.24821/resital.v17i1.1690.
Supanggah, Rahayu. 2002. Bothekan Karawitan. Masyarakat Pertunjukan Indonesia.
Syaiful, Sagala. 2013. “Konsep Dan Makna Pembelajaran Untuk Membantu Memecahkan Problematika Belajar Dan Mengajar.” Bandung: Alfabeta.
Trustho. 2005. Kendang Dalam Tradisi Tari Jawa. surakarta: STSI Press.