REAKTUALISASI GARAP MUSIK KESENIAN PENTHUL MELIKAN DI DUSUN MELIKAN DESA TEMPURAN KABUPATEN NGAWI

Authors

  • Wahyu Paramita Jati
  • Suyoto Suyoto

DOI:

https://doi.org/10.33153/keteg.v18i1.2395

Abstract

Abstrak
“ Reaktualisasi Garap Musik Kesenian Penthul Melikan Di Dusun Melikan Desa Tempuran Kabupaten Ngawi†pada dasarnya membahas garap musik kesenian Penthul Melikan Kabupaten Ngawi setelah mengalami perubahan yang kemudian disebut Reaktualisasi.
Inti permasalahan yang diungkap dalam penelitian ini adalah (1) Bagaimana bentuk garap musik pada kesenian Penthul Melikan di Dusun Melikan, Desa Tempuran, Kecamatan Paron Kabupaten Ngawi (2) Faktor penyebab perubahan musik pada kesenian Penthul Melikan di Dusun Melikan, Desa Tempuran, Kecamatan Paron Kabupaten Ngawi. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif, metode yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif, meliputi observasi, pengumpulan data, dan analisis data.
Penelitian ini menggunakan teori, konsep-konsep, dan pemikiran dari beberapa tokoh. Landasan konseptual Reaktualisasi menurut Geriya bahwa adanya proses transformasi dalam perubahan bentuk dan fungsi namun tetap dalam esensi spesiesnya. Teori kreativitas diungkapkan Munandar, bahwa manusia yang memiliki kreativitas sehingga mampu untuk menciptakan sesuatu dari tidak ada menjadi ada, dari yang sudah ada menjadi lebih baru lagi. Penelitian ini juga menggunakan teori perubahan yang ditawarkan Boskoff ketika mengupas tentang perubahan atau pembaharuan, yang pada dasarnya disebabkan oleh dua faktor, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Teori garap Supanggah, bahwasanya Reaktualisasi musik pada kesenian Penthul Melikan terdapat beberapa unsur garap meliputi; (1) materi garap, (2) penggarap, (3) sarana garap, (4) perabot garap, (5) penentu garap, dan (6) pertimbangan garap.
Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa ada pengaruh positif terhadap kesenian Penthul Melikan setelah mengalami reaktualisasi, adanya perubahan garap dan bentuk baru pada kesenian Penthul Melikan yang kemudian dinamakan Ganongan Melikan, membuat kesenian Penthul Melikan dengan bentuk dan garap yang lama kembali dikenal masyarakat dan semakin berkembang.
Kata kunci: Reaktualisasi, Garap, Kesenian Penthul Melikan.

Abstract
“A reactualisation of the musical style of Penthul Melikan in Dusun Melikan, Desa Tempuran, Ngawi Regency†is a discussion of the musical style found in the Penthul Melikan performance which has changed through a process Geriya terms “reactualisationâ€. This research explores the following issues: 1) What is the musical style of Penthul Melikan in Dusun Melikan, Desa Tempuran, located within the Paron sub-district of the Ngawi Regency, as well as 2) the factors that changed the music of this art form. This qualitative research uses qualitiative methods including observation, data collection and data analysis.
This research employs the theories, concepts and ideas of several figures. Geriya’s Reactualisation involves, as its foundation, a transformation within the art form in formal and functional qualities while nonetheless retaining the essence of its species. Munandar’s theory of creativity explores the human ability to create something from nothing, and the new from the currently existing. Change and renewal are discussed through Boskoff’s theory of change which focuses on internal and external factors. Supanggah’s theory of garap, which discusses the musical materials and tools at the disposal of the musicians is also relevant to studying the reactualisation of Penthul Melikan.
The findings suggest that reactualisation has had a positive effect on Penthul Melikan, which later became known as Ganongan Melikan. This has allowed the former style of Penthul Melikan to re-enter its community and develop further.

Keywords: Reactualisation, Garap, Penthul Melikan

Downloads

Download data is not yet available.

References

Aizid, Rizem. 2015. Islam Abangan Dan Kehidupannya. Yogyakarta: Dipta

Andani, Sri Maryati. 2018. “Tinjauan Garap Gerak Tari Penthul Melikan di Dusun Melikan Desa Tempuran Kecamatan Paron Kabupaten Ngawiâ€. Surakarta: Institut Seni Indonesia Surakarta.

Armis. 1991. ‘’Studi Tentang Perubahan Bentuk Sajian Kesenian Tonggau Di Kecamatan Kuantan Mudik, Kabupaten Indragiri Hulu Provinsi Riauâ€. Surakarta: Sekolah Tinggi Seni Indonesia Surakarta.

Cassirer, Ernst, 1987. Manusia dan Kebudayaan, Jakarta: PT Gramedia. Geertz, Clifford. 1983. Abangan, Santri, Priyayi Dalam Masyarakat Jawa. Pustaka Jaya.

Geriya, I Wayan. 2000. Transformasi Kebudayaan Bali Abad XXI/ 1, Denpasar: Dinas Kebudayaan Provinsi Bali.

Haryanti, Tri. 1999. “Keberadaan Tari Penthul Melikan di Dusun Melikan Desa Tempuran Kecamatan Paron Kabupaten Ngawiâ€. Yogjakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.

Martopengrawit. 1975. Pengetahuan Karawitan Jilid A. Surakarta: ASKI. Maryono. 2015. Analisa tari Surakarta. Surakata. ISI Press.

Mulder, Niels. 2001. Mistisme Jawa ideologi di Indonesia. Yogjakarta: PT Lkis. Munandar, Utami. 2014. Kreativitas & Keberbakatan Strategi Mewujudkan Potensi Kreatif & Bakat. Jakarta. PT Gramedia Pustaka Utama.

Pudi, Joike. 2010. ‘’Perubahan Musik Bia di Kabupaten Minahasa Utara’’. Surakarta: Institut Seni Indonesia Surakarta.

Rohendi, tjejep. 2000. Kesenian dalam Pendekatan Kebudayaan, Bandung: Accent Graphic Communication.

Rori, Olivia Jolanda. 2010. “Perubahan Bentuk Tari Mahamba di Kota Manadoâ€. Surakarta: Institut Seni Indonesia Surakarta.

Sahid, Nur. 2000. Interkulturalisme (dalam) T.e.a.t.e.r. Yogyakarta : Yayasan untuk Indonesia.

Sanderson, Stephen K. 1995. Makro Sosiologi Sebuah Pendekatan Terhadap Realitas Sosial, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Sari, Yoga Purnama. 2013. “Reog Ponorogo Sebuah Tinjauan Musikalâ€.Surakarta: Institut Seni Indonesia Surakarta.

Soedarsono. 1999. Seni Pertunjukan Indonesia Di Era Globalisasi, Jakarta : Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Soemardjan. 1981. Perubahan Sosial Di Yogyakarta, Yogyakarta: Gadjah Mada University press.

Sujarno, Dkk. 2003. Seni pertunjukan tradisional, Nilai, fungsi, dan tantangannya, Yogyakarta: kementrian kebudayaan dan Pariwisata, Deputi Bidang Pelestarian dan Pengembangan Kebudayaan, Balai sajian sejarah dan nilai Tradisional Yogyakarta, Proyek Pemanfaatan Kebudayaan Daerah, Daerah Istimewa Yogyakarta.

WEBTOGRAFI

https://www.youtube.com/watch?v=VYuqWkFkN_I. Diakses tanggal 11 Februari 2018.

http://eprints.uny.ac.id/20157/1/SKRIPSI%20OKTARIA%20K.W_10209 244009.pdf . Diakses tanggal mengunduh 25 April 2018.

https://id.m.wikipedia.org.Diakses tanggal 21 Juli 2018

Downloads

Published

2019-03-26

Issue

Section

Articles