SINDHENAN GENDHING JOMPLANGAN GAYA SUJIYATI MENTIR DI SRAGEN

Authors

  • Kusnila Hapsari Jurusan Karawitan, Fakultas Seni Pertunjukan Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta
  • Suyoto Suyoto Jurusan Karawitan, Fakultas Seni Pertunjukan Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta

DOI:

https://doi.org/10.33153/keteg.v18i2.2400

Abstract

Abstrak
â€Sindhènan Gendhing Jomplangan Gaya Sujiyati Mentir di Sragen†dilatarbelakangi oleh fenomena karawitan sragenan yang memiliki keunikan di wilayah Solo Raya. Keunikan tersebut berada pada sosok seseorang yang cukup fenomenal, yaitu Sujiyati. Sujiyati (Mentir) menjadi ikon karawitan sragenan dan identik dengan gendhing Jomplangan. Sujiyati adalah sosok pesindhèn yang karismatik dan memiliki ciri khas dengan gendhing Jomplangannya. Persoalannya adalah 1) mengapa sindhènan Jomplangan gaya Sujiyati Mentir menjadi populer?

2) Bagaimana profil Sujiyati Mentir sebagai pesindhèn ?

3) bagaimana garap gendhing Jomplangan gaya Sujiyati Mentir?
Persoalan dimaksud diungkap dengan menggunakan tiga konsep, yaitu; konsep garap Rahayu Supanggah, konsep artistik karawitan Bambang Sunarto, dan konsep kreativitas I Made Bandem. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, dengan menggunakan diskriptik analitik.
Hasil penelitian ditemukan, bahwa sindhènan gendhing jomplangan gaya sujiyati populer masyarakat Sragen, pertama: dilatarbelakangi oleh fanatisme masyarakat meyakini hanya Sujiyati sosok yang dapat mewakili gendhing jomplangan, dengan kekhasannya dalam membawakan gending tersebut. Kedua, garap sindhènan Sujiyati sangat khas dan spesifik, terutama parikannya yang familier dan lucu. Tema parikan yang dibuatnya lebih menekankan pada wilayah kehidupan sehari-hari. Kepopuleran Sujiyati terletak pada warna suara dan gaya nyindhènnya yang khas.
Ketiga, kisah kehidupan sehari-hari menjadi bahan atau diksi dalam membuat parikan. Ciri khas sindhen Sujiyati menjadi kompleks didukung oleh kendangan yang memiliki karakter sigrak dan eksotis. Nyaris seluruh hidup Sujiyati didedikasikan untuk dunia kesenian khususnya
karawitan. Sujiyati adalah seorang janda yang menggantungkan ekonominya lewat berkesenian, dengan kisah rumah tangganya yang cukup berliku-liku dalam memperjuangkan hidupnya.


Kata Kunci: Sujiyati, Garap, Sindhènan, Gendhing Jomplangan.


Abstract
This article explores Sujiyati Mentir’s style of Sindhenan of Gendhing Jomplangan, a unique phenomenon within Karawitan Sragen found in the Solo Raya area. It’s unique essence can be found in the phenomenal figure of Sujiyati (Mentir), who is an icon for the style and is closely associated with gendhing Jomplangan. Sujiyati is a charismatic pesindhen with a distinctive style when performing gendhing Jomplangan.
This article explores the following issues:
1. Why are Sujiyati Mentir’s sindhenan Jomplangan so popular?
2. What is Sujiyati’s profile as a pesindhen?
3. How does one garap gendhing Jomplangan in her style?
These are examined through three concepts: Rahayu Supanggah’s concept of garap, Bambang Sunarto’s concept of karawitan aesthetics, and I Made Bandem’s concept of creativity. This is a qualitative study
that uses analytical descriptions. The findings suggest, firstly, that the popularity of Sujiyati’s garap are motivated by the near fanatical belief of audiences in Sragen that only she truly represents gending JomVolume
18 Nomor 2 Bulan November 2018 109 plangan with her individual style. Secondly, her style is distinctive and specific to her, using parikan that
are familiar and humorous, with subjects that revolve around daily life. It is her vocal quality and style that contributes to her popularity. Thirdly, it is the events of daily life that form the content and diction of the
parikan. Her sindhenan is complex, with a lively and exotic character. Almost all her life has been dedicated towards the arts, particularly karawitan. She is a widow with a tragic life story, whose livelihood depends on the arts.


Keywords: Sujiyati, Garap, Sindhènan, Gendhing Jomplangan.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Budiarti, Muriah. 2006. Suryati Dalam Dunia Kepesindhènan Gaya Banyumas. Tesis, Program Pengkajian Seni Minat Musik, ISI Surakarta.

Haryanto, Kus. 2012. Karawitan Among Raos di Blora Kajian Garap Musikal Tayub. Institut Seni Indonesia Surakarta.

Kaemmer, J. E. 1993. Music in Human Life, Anthropological Perspectif on Music. Austin: University of Texas Press.

Martopangrawit. 1984/1985. “Diktat Sindhenan Andheganâ€. Surakarta: ASKI.

Munandar, Utami. 1999. Kreativitas dan Keberbakatan. Jakarta: PT Gramedia Pusaka Utama.

Saraswulan, Siti. 2011. “Ndudah Lèdhèk Mentirâ€. Deskripsi Pascasarjarna ISI Surakarta.

Setyawan, Didik. 2015. Njomplang. Deskrpsi karya seni S1. Seni Karawitan ISI Surakarta.

Strauss, A. & Corbin, J. 2003. Dasar-dasar Penelitian Kualitatif: Tata Langkah dan Teknik-teknik Teorisasi Data. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Sudarni. 2002. “Perkembangan Karawitan di Sragen: Kontinuitas dan Perubahan (decade 1970-an)â€. Dalam STSI Surakarta: Skripsi S-1 Seni Karawitan.

Sunarto, Bambang. 2013. Epistemologi Penciptaan Seni. Yogyakarta: IDEA Sejahtera.

Supanggah, Rahayu. 2007. Bothèkan Karawitan II: Garap. Surakarta: ISI Press Surakarta.

Suraji, 2005. Sindhènan Gaya Surakarta. Surakarta: Pascasarjana ISI Surakarta bekerjasama dengan ISI Press Surakarta.

Suwastri, Tri. 2015. “Lèdhèk Barangan Suji Dhukuh Mentir dalam Pertunjukan Tayub dan Wayang Kulitâ€. Skripsi ISI Surakata.

Widodo. 2004. Konsep Gayeng dalam Gending-Gending Sragenan. Tesis Institut Seni Indonesia Surakarta.

Widyastutieningrum, Sri Rochana. 2007. Tayub di Blora Jawa Tengah: Seni Pertunjukan Ritual Kerakyatan. Surakarta: Pascasarjana ISI Surakarta bekerjasama dengan ISI Press Surakarta.

NARA SUMBER

Sujiyati (61 tahun). Seniwati dan Lèdhèk di Desa Tegalrejo, Kecamatan Gondang, Kabupaten Sragen.

Karno Kd (73 tahun). Seniman, mantan guru dan lurah di Desa Ngarum, Kecamatan Ngrampal, Kabupaten Sragen.

Sugiyanto (Bagong) (57 tahun, seorang pengendang tari. Beralamat Desa Mojo, Kecamatan Karang Malang, Kabupaten Sragen.

Purbo Asmoro (57 tahun) Dhalang Senior, dari Kampung Gebang, Kelurahan Kadipiro, Kecamatan Banjarsari, Solo.

Sulastri (53 tahun) Seniwati dari Kecamatan Gondang, Kabupten Sragen.

Saiman (64 tahun) Seniman karawitan (pengrawit tayub) , dari Sragen.

Downloads

Published

2019-03-26

Issue

Section

Articles